Hallo, selamat datang kembali di cerita kedua Author, semoga kalian suka ya. ❤️
••••••••••
"kenapa kamu lakukan ini mas?" ucap Sela, dengan tubuh bergetar.
"maaf." ucap bayu, dia menunduk tak berani menatap Sela.
"Mas, kamu sudah janji sama aku. kamu tidak akan pernah meninggalkan aku."
"aku tidak akan meninggalkan kamu sela, aku menikahi citra karena aku hanya ingin punya anak." ucap Bayu membela diri.
"tapi bukan seperti ini mas." lemah Sela.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nona_Written, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
09
"Aku tidak mau, lebih baik aku mengangkat anak dari panti asuhan untuk aku asuh daripada harus menjaga anak kalian mas,"ucap sela.
"Kenapa kamu keras kepala sekali sel,"ucap bayu emosi.
"Kalian yang membuatku seperti ini,"teriak sela. "keluarlah aku sedang tidak ingin berdebat denganmu, aku lelah aku ingin istirahat, "Lanjut Sela.
"Kamu mengusirku? Ini kamarku juga sela,"ucap Bayu.
"Oh iya aku lupa, kalo begitu biar aku yang tidur di luar,"ucap sela dia melangkah ingin mengambil bantal dan selimut. Namun bayu mencegahnya, dia mencekal lengan sela.
"Tidurlah disini, aku minta maaf,"ucap bayu akhirnya dia mengalah, karna menurutnya akan percuma terus berdebat juga, kali ini sela tidak akan mengalah begitu saja.
sela terdiam, dia akhirnya melangkah naik ke atas tempat tidur saat melihat bayu yang melangkah masuk ke dalam kamar mandi, dia menarik nafasnya dalam dan menghembuskannya dengan kasar, dia menyugar rambutnya dan menutup wajahnya, ingin sekali dia berteriak untuk melampiaskan rasa sesak dan emosi yang dia tahan akhir- akhir ini, namun dia hanya bisa menarik nafasnya dalam.
"Tuhan, aku lelah."
**
Bayu terbangun dari tidurnya karna mendengar isak tangis seorang wanita, dia membuka dan mengucek matanya, menerima cahaya yang masuk ke dalam netra matanya.
"Sela,"Gumamnya pelan, ya suara tangisan seorang wanita yang dia dengar adalah tangisan sang istri.
Bayu melihat Sela yang sedang duduk di sejadahnya dan menangis sambil menutupi wajahnya dengan telapak tangan, dia juga masih menggunakan mukena lengkap.
Hati Bayu sangat sakit mendengar isak tangis pilu sang istri, dia memejamkan matanya merasakan perih di hatinya.
"Sesakit itukan sayang, sesakit itukan luka yang aku torehkan kepadamu, maaf, aku sangat minta maaf Sela, aku sangat menyayangimu."Batin Ardian.
Dia turun dari sofa dan melangkah mendekati istrinya, Bayu memeluk tubuh Sela yang sedang bergetar menahan tangis memilukan itu.
"Sayang, sesakit itukah ? Maafin mas, mas minta maaf sayang,"Ucap Bayu, dia memeluk dan mencium pucuk kepala Sela.
Sela memukul tubuh bayu dan memberontak agar terlepas dari pelukan suaminya, bayangan saat suaminya meniduri wanita lain terus berputar di kepalanya pikirannya masih terus bertanya- tanya kenapa suaminya sangat tega melakukan hal ini kepadanya, padahal selama ini suaminya selalu bilang jika dia tidak mempermasalahkan tentang keturunan.
"Lepasin, lepasin aku lepasin,"Ucap Sela dengan tangisnya.
"Lepasin mas, ini sangat sakit dan terlalu sakit,"Lanjutnya lagi, pukulan Sela mulai melemah dengan getaran tubuh yang juga melemah.
"Maafin mas sayang, maaf, kamu boleh memukul mas sampai kamu puas, tapi mas mohon setelah ini kamu harus hidup seperti biasa, kamu harus bahagia, mas akan melakukan apapun agar kamu kembali bahagia, agar senyuman kembali terukir di bibir indahmu, sayang, mas janji akan melakukan apapun itu,"Ucap Bayu, dia masih memeluk erat tubuh lemah istrinya, bahkan baru beberapa hari masalah rumah tangganya terjadi, dia sudah dapat merasakan jika tubuh istrinya mengurus.
"Mas aku hanya ingin bercerai, dan itulah satu- satunya cara agar aku tidak sakit lagi, walaupun aku juga tidak tau apa aku akan bahagia tanpa kamu."Ucap sela lemah.
"Sayang, mas akan mengabulkan apapun permintaan kamu, asal jangan perceraian, mas tidak akan mau melakukan itu."Ucap bayu, dia tidak akan perah jika harus menceraikan sela, dia sangat mencintai istrinya itu.
"Kamu egois mas, kamu jahat, kamu menyakitiku, tapi mulutmu berkata jika kamu ingin aku bahagia, bagaimana bisa aku bahagia jika seperti ini,"Ucap sela.
bayu melepaskan pelukannya terhadap istrinya itu, dia menangkup wajah sela yang terlihat sembab karna menangis, namun tidak mengurangi kecantikan dari wanita itu sama sekali.
"Sayang, dengerin mas, mas tidak akan pernah menceraikan kamu, sekuat apapun kamu meminta itu mas tidak akan mengabulkannya, sayang mas janji akan berusaha membuat semuanya kembali seperti semula, walaupun tidak bisa tapi setidaknya lebih baik dari keadaan sekarang, sayang kamu percayakan sama mas?"Ucap bayu.
sela hanya diam menatap wajah laki- laki yang dulu sangat di cintainya dan menjadi salah satu sumber kebahagiaannya, namun kali ini rasanya sangat berbeda, tidak adalagi getaran cinta seperti dulu saat dia menatap suaminya, tidak ada lagi rasa bangga yang selalu membuat hatinya berkata, Tuhan aku beruntung memilikinya. yang sela rasakan saat ini hanyalah, sakit, sakit dan sakit, semakin dia mencari perasaannya yang dulu sempat ada malah rasa sakit itu semakin terasa, saat dia mencoba membayangkan kembali kenangan- kenangan indah dulu malah rasa benci yang semakin besar yang dia rasakan kepada laki- laki yang masih berstatus suaminya itu..
**
Keesokan paginya sela menuruni anak tangga, dia melihat di dapur sudah ada bi mimin dan juga mertuanya yang sedang menyiapkan sarapan untuk mereka semua.
"Non,"Sapa bi mimin saat melihat sela duduk di meja makan.
Dan hal itu membuat ibu mertuanya menengok ke arahnya.
sela hanya tersenyum ka arah bi mimin dan juga ibu mertuanya.
"Baru bangun sel?"Tanya bu resti, dia kembali melanjutkan aktifitasnya membuat sarapan.
"Engga bu, sudah bangun dari jam 3 pagi, hanya baru turun saja."Ucap sela.
"Jangan di biasain sel, kamu harus membuatkan sarapan untuk suami kamu agar di sayang sama suami."Ucap bu resti.
"Dulu juga sela selalu membuatkan mas bayu sarapan bu, tidak pernah lupa sekalipun, tapi nyatanya itu tidak membuatnya bersyukur memiliki sela,"Jawab sela santai.
Bu resti hanya bisa terdiam mendengar jawaban menantunya itu, sela yang dulu sangat lembut dan hanya bisa menjawab Iya saat mertuanya memberikan nasehat, kini dia sudah bisa membantah jika hal itu tidak masuk di akalnya.
"Selamat pagi."Ucap seorang wanita yang tiba- tiba masuk ke dalam rumah sela, dan hal itu membuat sela dan semua orang yang berada di dapur menengok ke arah sumber suara.
Di sana ada bayu suaminya dan juga seorang perempuan di sampingnya yang menggandeng mesra tangan bayu, sela hanya menatap malas mereka berdua.
"Eh kalian sudah datang, kebetulan ibu dan Bi mimin baru selesai membuat sarapan."Ucap Bu resti sambil tersenyum ramah.
"Siapa yang menyuruhmu membawa gundik itu ke rumahku mas?"Tanya sela dia menatap tajam suaminya.
"Sayang,"Ucap bayu lembut, sedari awal dia tidak ingin membawa citra ke rumahnya, namun karna paksaan dari sang ibu akhirnya dia terpaksa membawa citra ke rumahnya.
"Ibu yang meminta bayu mengundang citra kesini sel, lagian ibu rasa kalian perlu untuk bertemu, tidak mungkin kan kalian terus bermusuhan seperti ini."Ucap Bu resti.
"Bu apa yang ibu lakukan."Ucap Pak Andi tidak habis pikir dengan apa yang ada di pikiran istrinya itu.
"Apa si pak, ibu hanya ingin mantu- mantu ibu itu hidup akur, jangan bertengkar terus menerus,"Ucap Bu resti dengan entengnya.
"Tapi bukan seperti ini bu, "Ucap Pak andi.
"Sudah bapak diam saja."Ucap Bu resti, dan akhirnya membut pak Andi terdiam dan hanya bisa menarik nafasnya dalam, lalu duduk kembali di meja makan.
"Sini nak citra, kamu duduk di sini."Ucap Bu resti dia menarik satu kursi di sampingnya untuk duduk citra.
"Terimakasih bu."Ucap citra, dia melangkah dan duduk di kursi yang di sediakan oleh ibu mertuanya itu.
"Mbak, apa kabar?"Tanya citra kepada sela yang duduk di hadapannya, namun hanya mendapatkan tatapan dingin dari sela.
"Pak."Ucap citra kini kepada bapak mertuanya, dengan tidak tau malunya dia seperti tuan rumah di sana.