NovelToon NovelToon
Kania Dan Luka

Kania Dan Luka

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / Beda Usia / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Yourfee

Kania nama gadis malang itu. Kehidupan sempurnanya kemudian berantakan setelah sang ibu meninggal dunia. Ayahnya kemudian menikahi janda beranak satu di desanya. Kehidupan bahagia yang sempat dirasakannya di masa lalu terasa seperti barang mewah baginya. Kania nama gadis malang itu. Demi menutupi utang keluarganya, sang ayah bahkan tega menjualnya ke seorang rentenir. Pernikahannya bersama rentenir tua itu akan dilaksanakan, namun tiba-tiba seorang pria asing menghentikannya. " Tuan Kamal, bayar utangmu dulu agar kau bebas menikahi gadis mana pun", pria itu berucap dingin. Hari itu, entah keberuntungan atau kesialan yang datang. Bebas dari tuan Kamal, tapi pria dingin itu menginginkan dirinya sebagai pelunas utang. Kania nama gadis itu. Kisahnya bahkan baru saja dimulai

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yourfee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 22

Liburan berdua yang diharapkan sebagai ajang untuk saling mengenal sepenuhnya satu sama lain telah usai. Jika ditanya apakah ia bahagia, Kania akan menjawab iya tanpa ragu. Sedikit demi sedikit, ia mengenal karakter asli suaminya. Suami yang tidak pernah diimpikannya. Posesif, tidak mau mengalah, keras kepala, dan sensitif. Sejauh ini, mungkin hanya itu karakter Edward yang ia pelajari, tidak menutup kemungkinan ke depannya ia akan sakit kepala menghadapi suaminya. Satu hal yang sedikit mengganggu Kania adalah masa lalu pria itu. Kemarin, ia melihat foto seorang wanita di sosial media suaminya. Di foto itu, suaminya memeluk wanita itu erat seolah takut kehilangan.Ia sedikit tau kehidupan bebas suaminya sebelum menikah. Entah bagaimana awalnya, gadis itu sedikit takut akan kehilangan suaminya. Edward adalah makhluk asing baginya sebelum ini. Kania menarik napas perlahan, berusaha mengenyahkan pikiran-pikiran yang mulai berkeliaran di seputar kepalanya. Foto yang dilihatnya kemarin membuatnya uring-uringan. Berulangkali gadis itu berusaha meyakinkan diri bahwa semuanya akan baik-baik saja. Seburuk apapun suaminya dulu, itu hanyalah masa lalu yang tidak pernah bisa diubahnya. "Huft, aku penasaran sekali siapa wanita itu. Ya Tuhan, aku bahkan tidak tau sedikitpun tentang masa lalu Kak Edward". Keluhnya pelan. Kania memijat pelan keningnya, berusaha terlihat tenang.

"Apa kau sudah selesai?" Edward muncul tanpa aba-aba, membuyarkan lamunan istrinya. Kania menoleh perlahan sebelum melanjutkan pekerjaannya yang sedikit tertunda. "Belum". Jawabnya cuek. Edward mengerutkan keningnya tanda kebingungan mendengar jawaban acuh tak acuh istrinya. Terakhir yang dilihat, istrinya baik-baik saja. "Kau kenapa?" Edward menyentuh lengan istrinya pelan. Kania menepiskan tangan pria itu, tak ingin disentuh. Tindakannya barusan semakin membuat suaminya bingung.

"Ada apa?" Edward menurunkan nada bicaranya, berusaha bersikap lembut walau sedikit kesal dengan penolakan istrinya.

"Aku baik-baik saja". Kania menjawab pelan. Suaranya bahkan terdengar seperti sebuah bisikan.

"Kalau baik-baik saja, kenapa sikapmu jadi begitu? Beritahu aku ada apa sebenarnya?" Edward mati-matian menahan amarahnya. Istri kecilnya sungguh merepotkan kali ini.

"Apa aku menyakiti perasaanmu?" Edward mencoba menyentuh istrinya sekali lagi. Penolakan kembali didapatkan, istrinya bahkan mengabaikannya. Gadis itu lebih sibuk memasukan bedaknya ke dalam sebuah tas selempang.

Edward menarik tangan istrinya kasar, muak melihat sikap kekanak-kanakan gadis itu. Barang-barang terlihat berhamburan di lantai namun sekalipun begitu Edward tidak peduli.

"Kau kenapa sebenarnya? Aku sedikitpun tidak tau apa-apa tentang perasaanmu. Kau mengabaikanku seolah-olah akulah penyebab sakit hatimu. Kutanya sekali lagi Kania, apakah aku menyakitimu?" Edward tanpa sadar membentak istrinya kasar. Napasnya menderu tak beraturan, tanda emosi laki-laki itu sedang tidak stabil.

Kania menangis, tidak siap menerima amarah suaminya. Pria itu bahkan mencengkeram erat pergelangan tangannya sambil menatapnya tajam, siap membentak istrinya sekali lagi.

"Sa-sakit, Kak". Ringisnya perlahan. Air mata membanjiri wajahnya, membuat pandangannya kabur. Edward menatapnya tanpa iba, seolah-olah istrinya sedang melakonkan drama paling tidak masuk akal yang tak pernah diminatinya. Pria itu melepaskan cengkeramannya dari pergelangan tangan istrinya kemudian memilih keluar dari kamar itu, takut tidak bisa mengontrol dirinya jika ia terus-terusan berhadapan dengan gadis itu. Dengan sekuat tenaga ia membanting pintu kamar itu, seolah-olah itu adalah satu satunya cara menyalurkan amarahnya.

Kania menatap kepergian suaminya dengan tatapan hampa. Ia tidak tau hal apa yang membuatnya begitu enggan mengobrol dengan suaminya. Kania tersentak, ia sadar dirinya tengah diliputi perasaan gundah dan cemburu mengingat masa lalu suaminya. Gadis itu merasa cemburu mengingat suaminya pernah memberi perhatian pada wanita lain atau mungkin pernah berbagi tempat tidur dengan wanita-wanita di masa lalunya. Kania sadar ia salah, tapi entah kenapa dirinya tidak bisa mengontrol emosinya saat ini. Suaminya marah dan membentaknya kasar. Kemarin katanya cinta, tapi hari ini pria itu bahkan tanpa ragu menyakitinya. Apakah itu sikap yang ditunjukkannya oleh pria yang tengah mencintai pasangannya. Cih, Kania muak sekali mengingat kalimat manis suaminya. Ia merasa sangat bodoh kenapa ia bisa terbawa suasana sampai bertekuk lutut pada pesona pria itu. "Bodoh". Kania memukul kepalanya pelan. Rasa menyesal kembali menggelayuti dirinya, menyesal kenapa secepat itu menyerahkan diri seutuhnya pada sang suami. Air mata kembali turun membasahi wajah cantiknya. Gadis itu terlihat kacau sekali. Di mana suaminya? Apakah pria itu tega meninggalkannya di negara orang? Kania larut dalam pikiran buruknya. Bibir mungilnya komat-kamit mengutuk suaminya. "Cih, katanya mencintaiku dasar pembohong laki-laki memang tidak bisa dipercaya. Aku pikir Kak Edward beda dengan ayah nyatanya sama saja tak ada bedanya. Aku membencinya arkhh sangat membencinya, huuu Ibu tolong aku". Gadis itu menangis tersedu-sedu. Kania menatap pergelangan tangannya yang memerah karena sikap kasar suaminya, gadis itu kemudian menggosoknya pelan. "Dia bahkan menyakitiku tanpa pertimbangan apapun cih dasar pria iblis. Aku yang terlalu bodoh karena sangat mudah percaya pada mulut manisnya". Sesekali gadis itu mengelap air matanya.

"Mungkin ia akan berlaku sangat manis pada wanita-wanita di masa lalunya. Arkhhh kenapa dia tidak menikah saja dengan mantan kekasihnya yang berpakaian kurang bahan itu? Edward Lamos sialan aku bahkan melihat fotomu sedang berpelukan dengan mantan kekasihmu dan aku baik-baik saja. Sedikit saja aku berbicara dengan Kak Felix kau langsung menuduhku selingkuh huhhh dasar sinting". Gadis itu belum puas memakai suaminya. Matanya sibuk mencari tisu untuk membersihkan ingusnya.

"Awas saja kalau dia benar-benar meninggalkanku sendirian. Aku akan meminta Kak Felix menjemputku sekarang. Biar saja dia marah-marah aku tidak akan peduli, cih aku tidak akan pernah peduli lagi pada pria setan itu". Kania diam sejenak, dadanya terasa lega karena ia sudah mengeluarkan isi hatinya. Gadis itu membalikkan wajahnya ke arah pintu.

"Sudah puas mengumpati suamimu". Edward menyandarkan tubuhnya pada pintu, kedua tangannya dimasukkan ke dalam saku celananya, tatapan tajamnya terhunus ke arah istri kecilnya.

Mampus, batin Kania pelan.

1
Irha Sila
Luar biasa
pipitjfa
romantis banget sihh, padahal dulu marah marah
pipitjfa
nahh iya ed Lo sih jangan berlebihan
pipitjfa
tbl-tbl Karin Lo jujurly banget sihh
pipitjfa
wkwk sebuah keberuntungan
pipitjfa
iya dong Kania kamu merasa di lindungi soalnya Edward turunan Ultraman makanya bisa gitu
pipitjfa
yang benerr takut gelappp atau karena pengen sama Edward nih kamu?
pipitjfa
wkwk permintaannya di luar ekspektasi yaa pelik
pipitjfa
tadi marah-marah sekarang udah senang aja
pipitjfa
kerennn tau kakk semangat teruss yaa
pipitjfa
Yee dibilangin gak percaya
pipitjfa
dia makan boncabe level berapa sih? pedas banget mulutnya
pipitjfa
polos banget yaa bund
pipitjfa
gemes banget suerr
pipitjfa
wkwk gak bisa diam ga niaa
pipitjfa
pria bisu dongg
pipitjfa
beruntung dong Kania, gak nikah sama kakek kakek
pipitjfa
malah kayak sugar Daddy loh ini
pipitjfa
utang ketemu utang
pipitjfa
beneran di nikahi?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!