NovelToon NovelToon
Baca Aku!

Baca Aku!

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Reinkarnasi / Murid Genius / Akademi Sihir / Persahabatan
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: Karya Penulis

Penyihir yang menjadi Buku Sihir di kehidupan keduanya.


Di sebuah dunia sihir. Dimana Sihir sudah meraja rela, namun bukan berarti tidak ada Pendekar dan Swordman di Dunia Sihir ini.

Kisah yang menceritakan pemuda yang memiliki saudara, yang bernama Len ji dan Leon ji. Yang akan di ceritakan adalah si Leon ji nya, adek nya. Dan perpisahan mereka di awali ketika Leon di Reinkarnasi menjadi Buku Sihir! Yang dimana buku itu menyimpan sesuatu kekuatan yang besar dan jika sampulnya di buka, maka seketika Kontrak pun terjadi!.

"Baca aku!!" Kata Leon yang sangat marah karena dirinya yang di Reinkarnasi menjadi Buku. Dan ia berjanji, siapa pun yang membaca nya, akan menjadi 'Penyihir Agung'!. Inilah kisah yang menceritakan perjalanan hidup Leon sebagai Buku Sihir.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Karya Penulis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21

Den secara tidak sadar menoleh pada Rafael. Itu adalah refleks seorang sahabat ketika mendengar nama sahabatnya.

"Ah, aku tahu kasus itu!" Kata Risver. Sepertinya ia sangat tahu tentang kasus itu. Dan semoga saja semua informasi yang akan diberikan akan berguna bagi Leon.

"Lauren adalah sahabat Den!" Kata Risver. Membuat Leon dan Rafael menghentikan nafasnya sejenak. Mereka terkejut, apalagi Leon.

"Den dan Lauren sangatlah dekat.. Bukan begitu, Den?" Risver kembali duduk. Ia tadi berdiri saat berteriak. Walau teriakannya tidak sampai didengar seisi kantin.

Den mengangguk. Ternyata itulah yang membuat ia menoleh ke Rafael tadi. Ternyata Den sedang berusaha melupakan kenangan nya bersama Lauren.

"O-oh.. Maaf.. Aku tidak tahu" Rafael sedikit canggung. Melihat Den yang merubah tatapannya kebawah. Sudah dapat dipastikan, mereka memiliki kenangan indah bersama.

"Tidak apa.. Justru aku berterima kasih. Selama ini aku selalu berusaha melupakannya, tapi kini, aku sadar bahwa tidak seharusnya aku lupakan. Bagaimanapun, kami adalah sahabat, bahkan saat ia sudah tidak ada..."

Pernyataan Den membuat Leon tersentak. Ternyata ia telah melakukan dosa besar. Ia telah memisahkan sahabat yang sudah seperti sedarah.

Membuat Leon merasa sedikit berempati kembali.

"Boleh kah aku bercerita sedikit tentang dirinya? Aku juga membutuhkan teman untuk curhat" Tatapan mata Den sangat memancarkan rasa sakit nya. Leon bisa menangkap nya. Ia tahu itu.

"Tentu saja! Itulah yang ingin aku dengar" Kata Rafael. Emang itulah niat-nya sedari awal.

Yang lain juga tampak ingin mendengar nya. Walau Nel tidak tahu siapa itu Lauren, tetapi ia juga ingin mendengar ceritanya. Sepertinya menarik, pikir Nel.

Den tersenyum dan berterima kasih. Ia sungguh merindukan sahabatnya itu, tapi kini ia juga sudah memiliki teman baru. Semoga saja Rafael dan yang lainnya bisa menggantikan sosok Lauren.

"Lauren itu tidak pandai Sihir. Tidak seperti abangnya, Damian. Ia selalu mengatakan bahwa ia akan menjadi ksatria. Lauren sangat antusias untuk melanjutkan keluarga Martines, apalagi berbicara tentang Ksatria"

Saat Den bercerita, tatapan matanya tulus, seperti menggali semua ingatan yang pernah ia lalui bersama Lauren. Itu membuat Rafael terpelongo. Jadi, begini teman... Itulah pikir Rafael.

"Lauren itu sangat suka membaca Buku. Entah mengapa, aku tidak mengerti, padahal kalau ingin menjadi Ksatria ataupun Pendekar Pedang, tidak perlu membaca banyak Buku, karena Pendekar Pedang lebih kearah praktek ketimbang ilmu"

Itu adalah curahan hati Den. Bagi Rafael itu tidak berguna, ia tidak tertarik. Namun seperti nya Leon tidak begitu. Ia mendengar nya dengan penuh perasaan.

"Sebelum Lauren mengalami tragedi itu, ia berjanji padaku, katanya kalau ia sudah menjadi Pendekar maupun Ksatria Pedang, dia akan mengajarkannya padaku. Namun, takdir berkata lain, impiannya tidak tercapai..."

"Aku tahu rasa sakitnya, aku juga merasakan apa yang Lauren rasakan. Semenjak itu, aku tidak bersemangat untuk seterusnya, hanya Risver yang menjadi teman baik-ku saat itu"

Den berhenti berbicara. Suaranya pelan, ia tidak sanggup melanjutkan ceritanya, ia sangat sedih untuk mengingatnya kembali. Mengingat kenangan itu kembali, rasanya seperti ditancapkan paku.

Risver menepuk pundaknya. Ia tersenyum. Kini Risver akan lebih peduli dengan teman-teman nya. Nel juga tersenyum. Rafael juga, walau karena Nel menginjak kaki Rafael dari bawah memberi kode untuk tersenyum.

"Kalian..." Den berbinar. Tidak tahan menahan air mata yang ingin keluar. Membuat nya meneteskan air mata. Kini ia sudah dapat teman yang bisa menggantikan Lauren.

Rafael bertanya atas perintah Leon, "Bagaimana jika ternyata Lauren dibunuh? Dan kita menemukan pembunuhnya, apa yang akan kau lakukan?"

Itu pertanyaan yang mudah untuk dijawab.

Den mengusap air matanya. Alisnya menurun.

"Aku akan menyuruhnya untuk mengatakan alasannya membunuh Lauren! Kalau alasannya tidak masuk akal, aku akan memintanya untuk menghidupkan kembali Lauren. Kalau tidak bisa juga, maka nyawa dibalas nyawa!"

Itu jelas, Den mengatakannya dengan tegas. Leon mengangguk-angguk-kan kepalanya.

"Ya, aku setuju dengan perkataannya" Kata Nel. Suaranya lebih serius. Begitu juga dengan Risver. Mereka kembali menyemangati Den.

'Hanya itu, apa menurutmu berguna?' Rafael bertanya dalam batin kepada Leon.

"Tentu saja. Aku akan memikirkannya nanti, jadi kau tidak usah susah-susah untuk mencari jawabannya" Leon menjawabnya.

Jawaban yang ia maksud adalah bagaimana harus Leon harus bertanggung jawab.

Rafael menyetujui nya. Itu malah menguntungkannya.

Lalu, Risver dan Den kembali ke kelas, menandakan jam makan siang sudah habis. Maka tinggallah Rafael dan Nel.

"Kasihan..." Nel mengatakannya sembari meminum jus. Matanya jelas menunjukkan rasa kasihan yang dalam.

"..." Rafael tidak menjawab. Walau ia mengiyakan nya.

"Sudahlah... Tidak usah dipikirkan. Kita tidak usah memikirkan urusan orang lain" Kata Rafael. Leon terkejut, itu bukan dia yang menyuruhnya.

Nel menoleh ke Rafael. Rafael terlihat akan pergi dari sana.

"Kok pergi sih?! Itu kalian lagi berdua loh~ Kenapa tidak ngobrol-ngobrol dulu?~" Leon jelas menggoda Rafael. Ia ingin mereka bersatu menjadi pasangan.

Namun tak lama setelahnya.

"Tunggu. Mau kemana?" Nel memegang tangan Rafael. Itu membuat Leon klepek-klepek. Walau Rafael tidak begitu.

Sepertinya Nel tidak mengizinkannya untuk pergi.

'Aku harus jawab apa?' Rafael bertanya kepada Leon dalam batin. Ia tadi tidak mau kemana-mana, ia hanya ingin menghindari omongan dengan orang lain.

"Kau mau kemana emang?" Leon juga tidak tahu harus jawab apa. Mana lagi Rafael tiba-tiba bangkit.

Itu membuat adegan pegangan tangan mereka sedikit lama. Sepertinya Leon sengaja. Lihat saja mukanya.

"A-aku, ini, aku, ini, pergi, mau, mau ke kamar! Sedari awal aku mau ke kamar" Rafael tergagap. Ia juga sedikit merona. Genggaman tangan Nel tak kunjung dilepas. Dan ia juga tidak bisa melepasnya.

"Oh..." Nel melepas nya. Ungkapan oh nya sangat polos.

"Kukira kau mau kabur. Ingat, kita nanti ada tugas untuk membersihkan Gedung 3 lagi" Kata Nel. Ia mengingatkan Rafael.

Sepertinya Rafael sudah salah sangka. Padahal Nel hanya ingin Rafael tidak kabur dari tugas itu. Nel mengira Rafael adalah tipe orang yang tidak rajin.

"Hadeh... Hadeh... Rafael, Rafael, bisa-bisanya kau baper" Leon mengejeknya lagi. Walau sebenarnya Leon tadi juga sudah tertipu.

'Ck, diamlah!' Batin Rafael. Ia malu, ternyata dirinya sudah berubah, padahal dulu ia tidak pernah begitu.

"Hei kalian yang disana! Dua orang itu!" Panggil seseorang, membuat Nel dan Rafael menoleh.

Orang itu tampak sudah memiliki tanda di tangannya. Itu menandakan bahwa ia sudah masuk ke peringkat resmi, walau belum tahu apa.

Ia sedang menuju Rafael dan Nel. Sepertinya mereka akan segera berhadapan dengan Senior.

"Ada yang namanya Rafael?" Senior itu bertanya kepada mereka berdua. Ternyata ia sedang mencari Rafael.

Nel menunjuk Rafael, dan Rafael mengangkat tangannya. Walau jelas tatapan mereka penuh dengan keheranan.

"Aku temannya Damian, dia menyuruhku memanggil mu" Bisik Senior itu. Membuat Nel menaikkan satu alisnya. Bagaimana tidak? Senior perempuan itu sangat dekat dengan Rafael.

"Dimana?" Rafael juga ikut berbisik. Ia langsung peka, sepertinya ada sesuatu yang ingin disampaikan Damian.

"Di belakang Gedung 3" Jawab Senior itu. Ia menjauh kembali dari telinga Rafael.

"Ada apa?" Nel penasaran. Ia mendekatkan telinganya, tetapi sepertinya sudah telat. Mereka sudah tidak berbisik.

"Aku ada urusan. Nanti ajak aku jika tiba waktu bersih-bersih" Rafael segera berlari. Meninggalkan Nel.

"Tunggu..." Nel tentu penasaran. Ia hendak mengikuti nya, tetapi dihadang oleh Senior itu. "Itu urusan lelaki~ Jadi tidak usah ikut campur" Kata Senior itu.

Ia juga menutup pandangan Nel agar tidak melihat jejak Rafael. Tentu itu alasan. Sepertinya mereka sudah bersekongkol.

"..." Nel tidak bisa melawan. Kali ini ia harus nurut. Walau tatapannya jelas mengetahui Rafael akan menemui siapa.

"Kira-kira ada apa ya?" Leon melayang disamping Rafael. Mereka sedang berlari menuju kebelakang Gedung 3.

"Kita lihat saja. Aku punya firasat buruk" Kata Rafael. Ia terengah-engah saat mengatakannya. Sepertinya firasat Rafael benar adanya.

Hah, hah, hah...

Rafael dan Leon pun sampai. Ternyata benar, ada Damian disana. Sepertinya ia sudah menunggu lama.

"Ini gawat" Kata Damian setiba nya Rafael disana. Tatapan Damian jelas bukan sedang main-main. Sepertinya ada sesuatu yang sedang mengancam.

"Aku lihat dengan Mata Dewa ku, Uskup Penyihir Kegelapan sedang menuju Akademi ini! Mereka bisa mendeteksi Mata ku.."

Damian tampak menahan panik. Dengar saja nada suaranya. Itu juga membuat Rafael ikut panik.

"Kalian tenang lah..." Leon mengerutkan dahinya. Ia sedang dalam mode serius. Sepertinya Leon mengetahui sesuatu.

"Sekarang, bukan waktunya untuk panik, kita harus menyusun rencana. Emang sudah seberapa dekat mereka?" Leon bertanya. Ia sebisa mungkin menjaga agar urusan tidak menjadi semakin rumit.

"Masih jauh sih... Tapi kita harus merencanakan sesuatu!" Damian menggertakkan giginya. Ia tidak bisa tenang. Ia takut nyawanya akan terancam.

'Ini akan sulit' Batin Leon. Ia mengerutkan dahi lagi.

1
Murnila Wati
Nice Thor! Kau membuat minat baca ku bertambah!/Applaud/
Murnila Wati
Ini dia. Kebenaran yang ditunggu²/Hey/
Murnila Wati
Yok thor lanjutkan. Para readers mu ini ingin melihat Rafael dan Leon berdiri sebagai Penyihir Agung di akhir cerita/Chuckle//Smile//Applaud//Good/
Murnila Wati
Mantra baru unlock/Hey/
Murnila Wati
Hehe, bisa aja Leon/Slight/
Murnila Wati
Pasti Lauren/Shhh/
Anin: Hayyo loh... Baca bab selanjutnya ya, nanti kamu bakal tahu
total 1 replies
Murnila Wati
Wah Thor! Kenapa aku penasaran?!/Cry/ Cerita mu membuatku penasaran Thor!/Good/
Anin: Thanks/Smile/

Leon:Tuh kan, para Readers penasaran /Chuckle/ Makanya Baca Aku!
total 1 replies
Murnila Wati
Hayyo loh.. Leon nengok apa tuh~ Seketika berubah genre/Frown//Shhh/
Anin: Hehe, auto jadi horor/Tongue/

Rafael:Seram nye!...
total 1 replies
Murnila Wati
Sedikit typo yah Thor/Smile/
Anin: Hehe iya, maaf ya atas kesalahannya/Grievance/

Leon:Tuh kan para Readers marah!! Makanya, nulis yang benar!/Smug/
total 1 replies
Murnila Wati
Pasti MC kita dong yang menang~~ yakan Thor~~
Anin: Aku setuju!

Rafael: Pastilah/Chuckle/

Leon:Nantikan saja readers ku!/Bye-Bye/
total 1 replies
Murnila Wati
/Facepalm/
Murnila Wati
Sabar, Nel
Anin: Nel:Udah gak bisa/Panic/ Rasanya tuh mulut pengen gw tabok!
total 1 replies
Murnila Wati
Duh... Kebenaran yang menyakitkan/Sob//Sob/
Anin: Tahan ya... Ini hanya bumbu.. Nanti akan banyak laki kebenarannya/Proud/

Leon:Makanya, terus Baca Aku!
total 1 replies
Murnila Wati
/Facepalm/
Murnila Wati
Sip Thor.. Kutunggu kejutanmu /Hey//Smirk/
Anin: Sip..

Leon:Aku juga akan menunggu kau terkejut /Smirk/

Rafael:...
total 1 replies
Murnila Wati
Haha, makanya jangan bandel/Curse//Curse/
Anin: Rafael:Yah... Disorain Readers/Sob//Sob/

Leon:Tulah... Makanya, jadi MC utama boy!!/Casual/
total 1 replies
LION QUEEN
200 hal?🤨 dikit lah itu.... kalau sangat tebal itu sekitar seribu hal lah🤫
Anin: Kalau 1000 hal, nanti bacanya gak kelar kelar dong...
total 1 replies
LION QUEEN
semakin menarik! Ada tambahan tokoh baru, dan dunia sihir nya semakin nampak/Smile/
Anin: Tokoh baru akan Author tambahin sebanyak-banyaknya
total 1 replies
LION QUEEN
waw keren
Anin: Thank a lot/Casual/
total 1 replies
Murnila Wati
Waw... Semakin menarik. Lanjutkan Thor
Anin: Yoi, lagi semangat neh..🔥🔥
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!