NovelToon NovelToon
Penghakiman Diruang Dosa

Penghakiman Diruang Dosa

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Spiritual / Iblis / Menyembunyikan Identitas / Barat
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: R.H.

⚠️ *Peringatan Konten:* Cerita ini mengandung tema kekerasan, trauma psikologis, dan pelecehan.

Keadilan atau kegilaan? Lion menghukum para pendosa dengan caranya sendiri. Tapi siapa yang berhak menentukan siapa yang bersalah dan pantas dihukum?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon R.H., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

9. Tidak Sengaja Membunuh

Aku mendorong Rafael kasar begitu sampai di rumah. Tatapanku tajam menembusnya. Dia terhuyung, tapi masih sempat tersenyum sambil memamerkan gigi-giginya.

"Katanya mau ngelawan, tapi ujung-ujungnya kena hantam. Dasar payah, nyusahin. Baru sehari tinggal di sini udah bikin masalah. Dan ini terakhir kalinya kamu merepotkan saya." ucapku jengkel dengan tajam dan dingin.

Rafael menggaruk tengkuknya yang tak gatal, sambil tertawa canggung. "Bukan nggak bisa melawan, Paman. Aku sendirian, mereka berempat," jelasnya, mencoba membela diri.

Aku menghela napas kasar. Baru saja ingin bertanya tentang apa yang dia tahu soal aku, tiba-tiba terdengar suara rintihan kesakitan dari ruang bawah tanah. Aku menoleh, Rafael pun ikut menoleh.

Rasa penasaran membuatku segera menuruni tangga dengan tergesa. Rafael mengekor dari belakang. Begitu sampai di bawah, mataku membelalak—Aaron berdiri dengan tubuh lemas, menatapku penuh dendam.

"Sudah kuduga… kau anak muda yang kupukuli di pasar," ucapnya sambil menyeringai lebar, tak peduli dengan luka di bibirnya yang robek dan terlihat menyeramkan.

Aku terdiam sejenak, lalu tersadar. Sial… aku lupa pakai topeng. Gara-gara anak sialan itu… payah! Batinku kesal.

Parahnya lagi, aku tidak tahu kalau. Aaron sudah bebas. Ikatan di tangannya entah bagaimana bisa terlepas. Padahal aku yakin tenaganya sudah habis.

Tiba-tiba dia menyerang membabi buta. Aku kaget, tapi segera membalas. Namun tenaganya begitu kuat, seakan selama ini dia hanya berpura-pura lemah. Padahal aku yakin dia tak bisa lagi berjalan, namun sepertinya Aaron menahan itu biar bisa menyerangku.

Aku terpojok, punggung menempel di dinding. Wajah Aaron seperti iblis, bayangkan bibir robeknya sampai ke pipi, matanya tajam mengancam nyawaku. Tangannya terangkat tinggi, siap menghantam wajahku.

Namun sebelum pukulan itu mendarat, seseorang menghantamnya dari belakang.

AAAAAA!!! teriak Rafael sambil memukul kepala Aaron berulang-ulang dengan sekuat tenaga.

Aaron terhuyung, memegangi kepalanya yang berdarah, lalu jatuh terduduk. Matanya melotot, napasnya terputus-putus.

Aku menatapnya sejenak, lalu melirik Rafael yang tersenyum memperlihatkan gigi-giginya. Aku berjongkok memeriksa Aaron, khawatir dia mati di tangan bocah itu. Tapi saat kuperiksa nadinya, aku terdiam sejenak.

Aku menelan ludah susah payah, menatap Rafael.

"Dia… meninggal." ucapku pelan, menatapnya sambil membaca gerakan tubuhnya.

"Yah… kubur aja, Paman." jawabnya enteng, melipat tangan tanpa rasa bersalah.

Aku menatapnya tak percaya. Bocah ini benar-benar di luar dugaan. Aku menutup mata Aaron, lalu beranjak pergi. Rafael tetap mengekor sambil memanggilku.

"Paman… Paman… gimana sama orang itu?" tanyanya penasaran.

Aku berhenti, menatapnya dengan kesal. "Diam. Nanti malam baru kita urus," ucapku dengan nada tinggi, lalu menutup pintu dengan kasar.

***

Malam itu, di ruang bawah tanah, aku dan Rafael mengangkat tubuh Aaron. Kami membawanya ke taman belakang rumah, di mana tanah basah menunggu untuk digali. Hujan tiba-tiba turun deras, membuat udara semakin dingin dan menusuk tulang.

Kini aku dan Rafael sedang mengalih kuburan untuk Aaron, Petir menyambar, bayangan kami memanjang di tanah becek. Setiap kilatan cahaya menyingkap wajah pucat Aaron yang tergeletak tak bernyawa—pemandangan yang membuat suasana malam semakin mencekam.

Sepatu botku berat menancap di tanah basah, tangan terasa kaku memegang sekop. Rafael, bocah yang baru sehari tinggal di sini, berdiri di seberang lubang galian. Aku sejenak menatapnya aneh seolah dia tak peduli dengan dingin yang menusuk tulang.

"Paman…" suaranya nyaris tenggelam oleh suara hujan, tapi cukup jelas untuk membuatku menoleh. "Ternyata… paman itu beneran kayak di cerita-cerita ya."

Alisku berkerut. "Cerita apa?" tanyaku, mencoba tetap dingin.

Dia hanya tertawa kecil. "Cerita tentang orang yang nyiksa penjahat… tapi nggak pernah ketangkap polisi. Katanya dia nggak bunuh orang sembarangan… cuma orang-orang yang kotor." Tatapan matanya menusuk, seperti sedang menunggu reaksiku. "Itu kan paman, kan?"

Aku mencoba mengalihkan pandangan. Malas untuk menanggapi, hingga galian dirasa cukup dalam. Aku segera mengangkat tubuh Aaron dan melemparnya didalam lobang.

Tanah basah mulai menutup tubuhnya perlahan, setiap cangkul tanah terdengar berat di telinga.

Selesai, aku menepuk tanah terakhir, lalu melempar sekop ke samping. Tanpa bicara, aku berjalan masuk ke rumah, meninggalkan Rafael yang masih berdiri.

Baju dan tanganku kotor penuh lumpur. Kamar mandi menjadi pelarian singkat.

Beberapa menit kemudian. Aku duduk di kursi kayu dekat jendela, menyalakan sebatang rokok. Asapnya berputar di udara, menutupi pandanganku pada Rafael yang kini berdiri di ambang pintu, masih menatapku.

Aku menarik napas dalam, lalu memejamkan mata. Kelelahan akhirnya menarikku ke dalam tidur, meski bayangan wajah Aaron masih tertinggal di benak.

1
dhsja
🙀/Scowl/
Halima Ismawarni
Ngeri au/Skull//Gosh/
R.H.: ngeri sedap-sedap au/Silent//Facepalm/
total 1 replies
Halima Ismawarni
seru
R.H.
Slamat datang di cerita pertama ku/Smile/ Penghakiman Diruang Dosa, semoga teman-teman suka sama ceritanya/Smile/ jangan lupa beri ulasan yang menarik untuk menyemangati author untuk terus berkarya/Facepalm/ terimakasih /Hey/
an
lanjut Thor /Drool/
an
lanjut Thor
an
malaikat penolong❌
iblis✔️
dhsja
keren /Hey/
dhsja
keren /Hey/
dhsja
Lanjut /Smile/
dhsja
Keren😖 lanjut Thor 😘
diylaa.novel
Haloo kak,cerita nya menarik
mampir juga yuk ke cerita ku "Misteri Pohon Manggis Berdarah"
R.H.: terima kasih, bak kak😘
total 1 replies
Desi Natalia
Ngangenin
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!