NovelToon NovelToon
Cinta Sang Pewaris

Cinta Sang Pewaris

Status: sedang berlangsung
Genre:Playboy / Murid Genius / Diam-Diam Cinta / Cinta Murni / Bad Boy / Idola sekolah
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: CantiknyaKamu

Argani Sebasta Ganendra adalah pewaris muda dari keluarga yang berdiri di puncak kejayaan. Ayahnya seorang CEO tambang emas, ibunya desainer ternama dengan butik yang selalu menjadi pusat perhatian sosialita. Semua yang ia butuhkan selalu tersedia: mobil sport mewah, sekolah elit dengan fasilitas kelas dunia, dan hidup yang diselimuti gengsi serta hormat dari sekitarnya. Di sekolah, nama Argani bukan sekadar populer—ia adalah sosok yang disegani. Wajah tampan, karisma dingin, dan status pewaris membuatnya tampak sempurna. Namun, di balik citra itu, Argani menyimpan ruang kosong di hatinya. Sebuah perasaan yang ia arahkan pada seorang gadis—sederhana, berbeda, dan jauh dari dunia yang penuh kemewahan. Gadis itu tak pernah tahu kalau ia diperhatikan, dijaga dari kejauhan oleh pewaris yang hidupnya tampak sempurna. Kehidupan Argani semakin rumit ketika ia dipaksa mengikuti jejak keluarga: menjadi simbol keberhasilan, menghadiri pertemuan bisnis, bahkan menekan mimpi pribadinya. Di satu sisi, ia ingin bebas menjalani hidupnya sendiri; di sisi lain, ia terikat oleh garis keturunan dan kewajiban sebagai pewaris

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CantiknyaKamu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

ASTORIA

Acara sudah selesai. Anak-anak panti sudah mulai mengantuk setelah puas bermain, makan, dan tertawa. Aula kembali sunyi, hanya tersisa balon yang masih menggantung dan beberapa hadiah yang belum dibuka.

Circle Astoria duduk bersama pengurus panti di ruang tamu sederhana. Meja kayu penuh dengan cangkir teh hangat dan piring kecil berisi kue sisa perayaan.

Pengurus Panti tersenyum hangat. “Kalian selalu membuat anak-anak bahagia. Mereka benar-benar menunggu kalian setiap bulan.”

Zamora menunduk sopan, tangannya menggenggam cangkir teh. “Mungkin… ke depannya kami akan jarang datang, Bu. Jadwal sekolah makin padat, banyak tugas, banyak ujian.”

Amora menambahkan dengan lembut, “Tapi itu tidak berarti perhatian kami berhenti. Semua kebutuhan anak-anak tetap kami siapkan. Bahkan kalau kami tidak bisa datang, asisten kami yang akan memastikan semuanya sampai.”

Argani, dengan suara datar namun tegas, menimpali, “Panti ini tanggung jawab kami. Kalian tidak perlu khawatir. Walau jarang muncul, sistemnya tetap jalan. Kami tidak akan biarkan ada yang kurang di sini.”

Kavi hanya mengangguk pelan, menatap lurus pada pengurus. “Kami tetap di belakang kalian.”

Albiru tersenyum tipis, mencoba mencairkan suasana. “Lagipula, kalau ada waktu senggang, kami pasti datang. Biar bagaimana pun, ini rumah kedua kami.”

Zayn, seperti biasa ceplas-ceplos, menambahkan sambil nyengir. “Tenang aja, Bu. Kalau kami nggak bisa datang, paling cuma sementara. Lagian, kalau terlalu sering nongkrong di sini, bisa-bisa anak-anak panti malah bosen sama muka kita.”

Kalimat itu membuat semua tertawa kecil, termasuk pengurus panti. Suasana jadi lebih ringan.

Pengurus panti lalu menepuk tangan Zamora dan Amora bergantian. “Kalian bukan cuma sekadar donatur. Anak-anak menganggap kalian kakak sendiri. Jadi, jangan khawatir. Meskipun jarang datang, doa mereka untuk kalian tidak akan pernah putus.”

Mereka berenam saling pandang. Senyum tipis terlukis di wajah masing-masing,ada lega, ada juga sedikit rasa bersalah karena kesibukan sekolah mulai merenggut waktu.

Namun satu hal pasti, geng Astoria tahu: apapun yang terjadi di luar sana,gosip, tuduhan, atau kebencian orang lain,di tempat ini mereka selalu diterima dengan tulus.Malam di Rumah Argani – Telepon Zamora

Mereka berenam saling pandang. Senyum tipis masih tersisa di wajah masing-masing, ada lega, ada sedikit rasa bersalah karena kesibukan sekolah mulai merenggut waktu. Namun satu hal pasti, geng Astoria tahu: apapun yang terjadi di luar sana gosip, tuduhan, atau kebencian orang lain,di tempat ini mereka selalu diterima dengan tulus.

Amora bersandar ke bahu Albiru, Zayn memainkan gitar kecil yang ada di ruang tamu, Kavi duduk bersila di lantai, dan Argani menghela napas puas melihat teman-temannya kembali tersenyum. Malam itu terasa damai.

Namun saat mereka bersiap mengantar Zamora pulang, suasana berubah. Telepon Zamora tiba-tiba berdering di meja, getarannya membuat semua mata langsung tertuju ke layar ponsel itu.

Zamora yang tadinya tampak ceria mendadak kaku. Wajahnya yang semula berseri pelan-pelan meredup, senyum menghilang, berganti tatapan kosong penuh gelisah. Tangannya sedikit gemetar saat melihat nama yang muncul di layar.

Kavi (melirik, dengan nada pelan tapi tajam):“Siapa, Mo?”

Zamora terdiam, menelan ludah. Ia tidak langsung menjawab. Albiru, yang peka pada perubahan ekspresi, mencondongkan tubuhnya. “Zam… kau kelihatan pucat. Ada apa?”

Zamora menggeleng cepat, berusaha tersenyum walau jelas dipaksakan “Nggak… nggak apa-apa. Cuma telepon biasa.”

Tapi geng Astoria tahu, itu bukan sekadar telepon biasa. Wajahnya terlalu jelas menunjukkan rasa takut yang ia coba sembunyikan.

Amora menggenggam tangan Zamora pelan, berusaha memberi kekuatan.“Kalau kau nggak mau angkat, jangan angkat. Tapi jangan pernah hadapi sendiri, Mo. Kita di sini semua ada buat kau.”

Suasana ruang tamu mendadak hening, hanya suara dering telepon yang terus berulang, seakan mendesak Zamora untuk memilih: mengangkat, atau membiarkan rahasia itu tetap menggantung di udara.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!