Seorang gadis yang duduk di bangku SMA yang mempunyai kepribadian yang ceria dan selalu tersenyum.
seketika semuanya berubah ketika dia di jodohkan oleh orang tuanya dengan CEO yang sangat kejam dan tak tau belas kasih.
Semua keceriaan nya dan senyum nya berubah menjadi tangisan.
hiks hiks kak jangan pukul aca"
aca terisak CEO yang telah menjadi suaminya , memukul nya tanpa belas kasihan.
apakah aca sanggup menghadapi CEO yang kejam , dingin dan tak berperasaan dan yang telah menjadi suami sah nya itu dengan belah kasihan .
Dan apakah aca bisa mengubah sifat dingin dan kejam suaminya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CrystalCascade, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 9.PEDULI
Assalamualaikum semuanya ✨
Sebelum baca jangan lupa like dan komen ya dukungan kalian buat aku semangat nulis cerita 😚😋
Aca Belum sadarkan diri membuat sila Tasya dan Alex khawatir.
"Ca bangun dong, gue gak tega lihat muka Lo pucat banget"
Ucap sila sambil memegang tangan aca.
"Iya ca bangun dong kami semua khawatir"
Ujar Tasya sambil memegang pundak sila agar dia tidak menangis.
Alex hanya diam menatap aca sedih.
"Kk kami izin bentar buat beli makanan buat aca, takut nya dia lapar pas dia sadar natik, kami nitip aca bentar ya kk"
Ucap sila yang di angguk Alex.
Setelah sila dan Tasya pergi Alex langsung duduk di sebelah aca sambil memegang tangan aca.
"Ca bangun"
Ucap Alex sambil memainkan tangan aca, percayalah Alex seperti anak kecil yang meminta permen kepada ibu nya.
Aca merasa terganggu pun membuka perlahan matanya, yang dia lihat pertama kali yaitu Alex yang memegang tangan ya dengan kepala tertunduk.
"Alex"
Panggil aca pelan.
Alex langsung menatap wajah aca dengan tatapan khawatir.
"Kenapa ca, ada yang sakit"
Tanya Alex dengan tatapan khawatir nya.
"Gak kok, makasih ya udah bantuin aca tadi"
Aca menatap Alex dan tersenyum manis.
Alex hanya mengangguk dia masih memegang tangan aca dan memainkan nya.
Alex menatap aca dengan tatapan sedih "Gue mohon lo jangan sakit lagi ya gue khawatir".
"Iya, aca janji gak bakal bikin Alex khawatir lagi"
Aca mengangguk dan mengusap kepala Alex seperti anak kecil.
Alex yang mendapat perlakuan itu pun tersenyum.
"Gue janji bakal lindungi lo dari apa pun yang nyakitin lo ca"
Guam Alex menatap aca.
Tak berapa lama sila da Tasya datang dengan membawa makanan.
Sila berlari saat melihat aca telah sadar.
"Ya Allah ca gue kira lo gak bakalan bangun lagi"
"Kamu doain aca mati ya"
Jawab aca dengan wajah pura-pura sedih.
"Lo sih lama banget sadar nya, lo lagi latihan persiapan buat mati ya"
Ucap sila tertawa.
Aca memanyunkan bibirnya karna ucap sila yang menurutnya tidak lucu.
"Kamu kenapa pingsan ca"
Tanya Tasya.
Aca terdiam saat Tasya bertanya.
"Ca"
Panggil Tasya.
Aca langsung tersadar dari lamunan nya.
"Aca cuma kecapean aja kok"
"Ya udah kamu banyak-banyak istirahat ca"
Ucap Tasya menasehati aca.
Aca mengangguk sebagai jawaban.
"Ehem betah banget pegangan tangan nya"
Tegur sila melihat aca dan Alex berpegang tangan.
Aca sampai lupa kalo dia masih berpegang tangan dengan Alex, aca tersenyum kikuk dan langsung melepaskan tangan nya dari tangan Alex.
Sila menghampiri aca dengan membawa makanan"Udah-udah gue paham kok, sekarang lo makan dulu ca"
Aca mengangguk dan memakan makanan yang sila dan Tasya beli tadi.
Setelah merasa baikan aca kembali ke kelas untuk mengikuti pelajaran.
Skip
•Kring🔔
Bel berbunyi pertanda bahwa pelajaran telah selesai dan para siswa siswi pulang ke rumah masing-masing.
"Ca lo pulang sama siapa"
Tanya sila.
"Aca nunggu ojek aja"
"Gue mau ngajak lo pulang bareng tapi gue di jemput Tante gue buat nemenin dia ke butik, lo pulang sama Tasya aja"
Ujar sila.
"Aduh maaf benget ya ca aku hari ini asa les mana les nya habis pulang sekolah langsung ke sana lagi"
Ucap Tasya sedih.
"Gak papa kalian pulang aja aca nunggu ojek aja"
Tiba-tiba Alex Lewat dengan menggunakan motor nya, sila yang melihat itu langsung menghentikan motor Alex.
"Alex aca pulang bareng lo ya"
Tanya sila.
"Iya Alex kami lagi ada urusan jadi gak bisa nganter aca pulang, aca mau naik ojek kami takut terjadi sesuatu sama aca natik kalo dia naik ojek"
Jelas Tasya.
Alex memberikan helm Kepada aca "Ya udah lo pulang sama gue aja".
"Gak usah aca naik ojek aja"
Tolak aca, aca takut kalo Aldo melihat dia bersama dengan Alex.
"Ya udah anggep aja gue ojek"
Ucap Alex dengan wajah datarnya.
"Gak usah Alex"
Tolak aca sekali lagi.
Alex yang mendapat penolakan pun menatap aca dengan tatapan datar nya, yang membuat aca tak enak.
"Gue anterin lo pulang gak ada penolakan"
Aca mau tidak mau harus di antara pulang oleh Alex.
Aca berpamitan dengan sila dan Tasya untuk pulang.
°di jalan°
Aca dan Alex hanya diam tidak ada yang berniat untuk berbicara.
"Maaf ca gue cuma khawatir sama lo, makanya gue maksa anterin lo pulang"
Ucap Alex menyesal.
Aca tersenyum mendengar ucapan Alex "Gak papa kok kk aca paham, makasih alex udah khawatir sama aca".
"Ca gue boleh nanya"
"mau nanya apa"
"Dahi lo kenapa luka"
Tanya Alex penasaran.
"Aca gak sengaja nabrak pintu karna aca ke sibuk main hp"
Ucap aca berbohong.
Alex hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Ca gue boleh minta sesuatu"
Pinta Alex.
"Apa"
"Gue mau lo kalo ada masalah lo cerita sama gue, Lo boleh cari gue pas lo lagi ada masalah atau pun lo lagi butuh Sandara"
Ucap Alex dengan nada lembut.
"Makasih Alex udah peduli sama aca"
Aca tersenyum dan memeluk Alex yang membuat Alex terkejut dan langsung tersenyum.
Aca memeluk Alex mencari kenyamanan dan ke aman yang tak pernah dia dapat dari Aldo.
Sesampainya di depan rumah aca, aca langsung turun dari motor Alex.
"makasih ya udah antar aca pulang, aca masuk dulu"
Alex hanya mengangguk sebagai jawaban, setelah itu aca masuk kerumahnya dan Alex melaju motor nya meninggalkan rumah aca.
Sesampainya aca di dalam rumah Aldo telah duduk di sofa dengan menyilang kaki nya.
"Cih baru pulang kamu, apakah sudah selesai melayani laki-laki itu"
Ucap Aldo sambil menghampiri aca dengan tatapan tajam nya.
"dia itu cuma teman aca"
Ucap aca tak terima.
Aldo yang mendengar perlawanan dari aca pin langsung memegang dagu aca dengan kasar.
"Sudah berani kamu melawan saya"
"Kk aca salah apa sama kk kenapa aca selalu salah di mata kk"
Ucap aca dengan tangisan yang tak bisa dia bendung.
"Karna Lo perempuan, menurut gue perempuan tidak cukup satu laki-laki"
Ucap Aldo sambil mencengkram dagu aca dengan kuat membuat nya meringis.
Aldo melepaskan cengkraman tangannya dari dagu aca dan meningkatkan aca, sebelum Aldo meningkatkan aca Aldo menahan tangan Aldo membuat Aldo berhenti.
"Tapi gak semua perempuan kayak yang kk bilang, contoh nya mama kk Aldo beda"
Ucap aca tak terima perkataan Aldo.
Aldo langsung mendorong aca ke dinding dan menghantam kan kepala aca di dinding serta menarik rambut aca dengan kuat.
"Kamu tidak usah menyebutkan nama mama saya, karna mama saya lah wanita yang bisa saya percaya jadi jangan sebut mama saya dengan mulut kotor anda"
Ucap Aldo dengan nada dingin nya.
"Lantas kenapa kk Bilang semua wanita sama berarti mama kk juga"
Jawab aca tak terima aca telah di makan oleh amar nya.
Aldo mendengar itu pun langsung melayang kan tangan besar nya di muka aca, seketika bibir aca langsung mengeluarkan darah karna tamparan Aldo yang keras itu.
Aca memegang bibir nya yang berdarah.
"Pukul aja aca sampai aca mati kk, aca udah gak kuat hidup sama kk"
Aca mengambil pisau dan memberikan nya kepada Aldo dan mengarahkan pisau itu ke leher nya.
Aldo sedikit kaget dengan tindakan aca yang berani.
"Belum saat nya saya menghabisi kamu, karna saya belum puas bermain-main dengan kamu"
Jawab Aldo sambil melempar pisau itu Semarang dan meninggalkan aca begitu saja.
Aca yang mendengar itu hanya tertawa hambar, dia menumpahkan air mata karna dia tidak kuat dengan perlakuan Aldo yang sangat kasar.
Aca Belum sadarkan diri membuat sila Tasya dan Alex khawatir.
"Ca bangun dong, gue gak tega lihat muka Lo pucat banget"
Ucap sila sambil memegang tangan aca.
"Iya ca bangun dong kami semua khawatir"
Ujar Tasya sambil memegang pundak sila agar dia tidak menangis.
Alex hanya diam menatap aca sedih.
"Kk kami izin bentar buat beli makanan buat aca, takut nya dia lapar pas dia sadar natik, kami nitip aca bentar ya kk"
Ucap sila yang di angguk Alex.
Setelah sila dan Tasya pergi Alex langsung duduk di sebelah aca sambil memegang tangan aca.
"Ca bangun"
Ucap Alex sambil memainkan tangan aca, percayalah Alex seperti anak kecil yang meminta permen kepada ibu nya.
Aca merasa terganggu pun membuka perlahan matanya, yang dia lihat pertama kali yaitu Alex yang memegang tangan ya dengan kepala tertunduk.
"Alex"
Panggil aca pelan.
Alex langsung menatap wajah aca dengan tatapan khawatir.
"Kenapa ca, ada yang sakit"
Tanya Alex dengan tatapan khawatir nya.
"Gak kok, makasih ya udah bantuin aca tadi"
Aca menatap Alex dan tersenyum manis.
Alex hanya mengangguk dia masih memegang tangan aca dan memainkan nya.
Alex menatap aca dengan tatapan sedih "Gue mohon lo jangan sakit lagi ya gue khawatir".
"Iya, aca janji gak bakal bikin Alex khawatir lagi"
Aca mengangguk dan mengusap kepala Alex seperti anak kecil.
Alex yang mendapat perlakuan itu pun tersenyum.
"Gue janji bakal lindungi lo dari apa pun yang nyakitin lo ca"
Guam Alex menatap aca.
Tak berapa lama sila da Tasya datang dengan membawa makanan.
Sila berlari saat melihat aca telah sadar.
"Ya Allah ca gue kira lo gak bakalan bangun lagi"
"Kamu doain aca mati ya"
Jawab aca dengan wajah pura-pura sedih.
"Lo sih lama banget sadar nya, lo lagi latihan persiapan buat mati ya"
Ucap sila tertawa.
Aca memanyunkan bibirnya karna ucap sila yang menurutnya tidak lucu.
"Kamu kenapa pingsan ca"
Tanya Tasya.
Aca terdiam saat Tasya bertanya.
"Ca"
Panggil Tasya.
Aca langsung tersadar dari lamunan nya.
"Aca cuma kecapean aja kok"
"Ya udah kamu banyak-banyak istirahat ca"
Ucap Tasya menasehati aca.
Aca mengangguk sebagai jawaban.
"Ehem betah banget pegangan tangan nya"
Tegur sila melihat aca dan Alex berpegang tangan.
Aca sampai lupa kalo dia masih berpegang tangan dengan Alex, aca tersenyum kikuk dan langsung melepaskan tangan nya dari tangan Alex.
Sila menghampiri aca dengan membawa makanan"Udah-udah gue paham kok, sekarang lo makan dulu ca"
"Ca gue boleh minta sesuatu"
Pinta Alex.
"Apa"
"Gue mau lo kalo ada masalah lo cerita sama gue, Lo boleh cari gue pas lo lagi ada masalah atau pun lo lagi butuh Sandara"
Ucap Alex dengan nada lembut.
"Makasih Alex udah peduli sama aca"
Aca tersenyum dan memeluk Alex yang membuat Alex terkejut dan langsung tersenyum.
Aca memeluk Alex mencari kenyamanan dan ke aman yang tak pernah dia dapat dari Aldo.
Sesampainya di depan rumah aca, aca langsung turun dari motor Alex.
"makasih ya udah antar aca pulang, aca masuk dulu"
Alex hanya mengangguk sebagai jawaban, setelah itu aca masuk kerumahnya dan Alex melaju motor nya meninggalkan rumah aca.
Sesampainya aca di dalam rumah Aldo telah duduk di sofa dengan menyilang kaki nya.
"Cih baru pulang kamu, apakah sudah selesai melayani laki-laki itu"
Ucap Aldo sambil menghampiri aca dengan tatapan tajam nya.
"dia itu cuma teman aca"
Ucap aca tak terima.
Aldo yang mendengar perlawanan dari aca pin langsung memegang dagu aca dengan kasar.
"Sudah berani kamu melawan saya"
"Kk aca salah apa sama kk kenapa aca selalu salah di mata kk"
Ucap aca dengan tangisan yang tak bisa dia bendung.
"Karna Lo perempuan, menurut gue perempuan tidak cukup satu laki-laki"
Ucap Aldo sambil mencengkram dagu aca dengan kuat membuat nya meringis.
Aldo melepaskan cengkraman tangannya dari dagu aca dan meningkatkan aca, sebelum Aldo meningkatkan aca Aldo menahan tangan Aldo membuat Aldo berhenti.
"Tapi gak semua perempuan kayak yang kk bilang, contoh nya mama kk Aldo beda"
Ucap aca tak terima perkataan Aldo.
Aldo langsung mendorong aca ke dinding dan menghantam kan kepala aca di dinding serta menarik rambut aca dengan kuat.
"Kamu tidak usah menyebutkan nama mama saya, karna mama saya lah wanita yang bisa saya percaya jadi jangan sebut mama saya dengan mulut kotor anda"
Ucap Aldo dengan nada dingin nya.
"Lantas kenapa kk Bilang semua wanita sama berarti mama kk juga"
Jawab aca tak terima aca telah di makan oleh amar nya.
Aldo mendengar itu pun langsung melayang kan tangan besar nya di muka aca, seketika bibir aca langsung mengeluarkan darah karna tamparan Aldo yang keras itu.
Aca memegang bibir nya yang berdarah.
"Pukul aja aca sampai aca mati kk, aca udah gak kuat hidup sama kk"
Aca mengambil pisau dan memberikan nya kepada Aldo dan mengarahkan pisau itu ke leher nya.
Aldo sedikit kaget dengan tindakan aca yang berani.
"Belum saat nya saya menghabisi kamu, karna saya belum puas bermain-main dengan kamu"
Jawab Aldo sambil melempar pisau itu Semarang dan meninggalkan aca begitu saja.
Aca yang mendengar itu hanya tertawa hambar
> Please vote, follow, dan komen ya...
Soalnya autor udah mulai ngomong sendiri depan monitor, nanya:
“Apakah mereka suka? Kenapa nggak ada komen?” 😩💔
Ayo selamatkan autor dari overthinking berkepanjangan 😆🧠