NovelToon NovelToon
Something About You

Something About You

Status: sedang berlangsung
Genre:Sci-Fi / Time Travel / Mengubah Takdir / Romansa
Popularitas:263
Nilai: 5
Nama Author: Wahyu Ela Safitri

Setelah kematian ayahnya, Renjana Seana terombang-ambing dalam kehidupan tak terarah, gadis yang baru menginjak umur 20 an tahun dihadapkan dengan kehidupan dunia yang sesungguhnya disaat ayahnya tidak meninggalkan pesan apapun. Dalam keputusasaan, Renjana memutuskan mengakhiri hidupnya dengan terjun ke derasnya air sungai. Namun takdir berkata lain saat Arjuna Mahatma menyelamatkannya dan berakhir di daratan tahun 1981. Petualangan panjang membawa Renjana dan Arjuna menemukan semua rahasia yang tersimpan di masa lalu, rahasia yang membuat mereka menyadari banyak hal mengenai kehidupan dan bagaimana menghargai setiap nyawa yang diijinkan menghirup udara.
by winter4ngel

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wahyu Ela Safitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Taman cinta

Renjana masih tetap tidur di kamar yang sama dengan kamar Arjuna, padahal Sadewa sudah tidak lagi pulang kerumah itu, namun Arjuna mengatakan tidak masalah Renjana tidur disana, sedangkan Arjuna akan tidur di kamar lama Renjana. Alasannya karena Arjuna laki-laki sehingga dia lebih bisa menyesuaikan tempat tidur ketimbang Renjana yang perempuan butuh banyak barang.

Pagi itu Renjana baru saja membuka mata saat mendengar suara banyak ayam berkokok dan suara burung pagi bernyanyi diatas dahan pohon. Renjana memakai sandalnya dan berjalan keluar kamar. Dilihatnya Arjuna yang sibuk di depan tungku, entah apa yang sedang dia masak hingga tidak melihat kedatangan Renjana.

“Apa yang sedang kamu masak?.” Suara Renjana mengaburkan lamunan Arjuna, pria itu menoleh kebelakang sambil tersenyum.

“Bubur, kamu bisa makan bubur kan?.”

“Aku belum pernah mencobanya tapi mungkin bisa, aku ingin merasakannya juga.”

“Kalau kamu tidak suka, aku bisa buatkan makanan lain.”

“Tidak perlu, aku tidak masalah makanan apapun. Terima kasih Juna.”

Arjuna berdiri dari duduknya dan memegang kedua pundak Renjana, “duduk disini dan jangan melakukan apapun. Aku akan siapkan air untuk mandi.”

“Aku bisa membantu.”

“Tidak untuk hari ini, lihat kakimu masih bengkak.”

Arjuna mengambil ember dan menuangkan air panas beberapa gayung ke dalamnya kemudian menambahkan air dingin dan juga garam. Setelah itu membawanya ke arah Renjana, “air hangat dan garam akan meringankan sakit dan memperbaiki bengkaknya, jadi rendam disini.”

Renjana tersenyum, dia bahagia walaupun sikap Arjuna sangat berlebihan, pria itu terlalu baik padanya hingga membuat Renjana berpikir sosok Arjuna hanya fiksi. (Kata gw sih emang fiksi bang)

“Terimakasih.”

“Kamu terlalu banyak berterima kasih, aku tidak ingin mendengarnya lagi jadi katakan hal lain. Lagipula apa yang aku lakukan bukan untuk tanda terima kasih darimu tapi kesempatan merebut hatimu lebih jauh.”

Renjana tersenyum sambil memasukkan kakinya ke dalam ember, “hari ini Ibu bilang mau ke taman kecamatan, mereka mau piknik. Ayah dan Ibu, mereka menawari kita untuk ikut kalau kita tidak sibuk.”

“Kamu mau?.”

“Aku mau tapi kalau kamu tidak-.”

“Kita bisa ikut. Setelah makan dan mandi, bersiaplah.”

“Benarkah?.”

“Ya, aku juga butuh hiburan.” Arjuna tersenyum sambil membawa beberapa ember lain dari gudang untuk digunakan menampung air dari sumur.

Arjuna melakukan banyak hal, sedangkan Renjana sejak tadi duduk diam. Bahkan air yang ada di dalam ember sudah mulai dingin, saat Renjana akan bangun, Arjuna selalu menatapnya dengan tajam seakan menyuruh gadis itu tetap berada di tempat. Dari menyirami tanaman, mengisi air untuk mandi, membuat makanan, bahkan membersihkan beberapa bagian rumah yang kotor, semua Arjuna lakukan sendiri.

Makanan siap di meja makan, dua mangkuk bubur bersama topingnya. Sejak awal Renjana sudah sangat tahu kalau Arjuna pandai memasak, mungkin karena kebiasaan sehingga pria itu cukup mandiri ketimbang dirinya. Renjana memang sempat tinggal sendiri saat kuliah, tapi tidak mempengaruhi apapun, dia masih tidak pintar memasak walaupun cukup ahli dalam membersihkan rumah.

“Bagaimana rasanya?.” Tanya Arjuna saat Renjana memasukkan satu sendok bubur kedalam mulutnya.

Perlahan Renjana merasakan makanan tersebut, rasa baru yang bisa diterima olehnya, ada rasa gurih dan juga asin. “Enak, dimana kamu belajar memasak makanan seperti ini?.” Renjana kembali menyendok buburnya, dia tidak bohong mengatakan enak, memang rasanya enak.

“Aku tinggal dengan kakek dan nenekku di masa depan, kakek sakit dan nenek sudah lumayan tua juga. Jadi aku yang selalu menyiapkan makanan, kalau aku malas keluar rumah, aku pasti buat makanan seadanya dan bubur adalah makanan yang selalu aku buat di pagi hari untuk mereka.” Arjuna tersenyum, kakek neneknya sangat baik dimasa depan walaupun masa ini sangat buruk, antara Arjuna yang memang tidak mengenal mereka sama sekali atau memang mereka sudah berubah.

“Setiap manusia itu pasti bisa berubah kok, mungkin saat ini tidak sesuai apa yang kamu harapkan, tapi kamu harus tahu bahwa di masa depan mereka adalah sosok yang begitu baik untukmu.”

Arjuna mengangguk, Renjana seakan paham apa yang tengah dia pikirkan saat membahas mengenai keluarga.

“Bagaimana denganmu?.”

“Apa?.”

“Apakah di masa depan, kamu juga akan berubah. Kita tidak akan saling mengenal seperti sebelumnya? atau kamu akan menjadi pendiam seperti sebelumnya juga?.”

“Itu, aku tidak tahu.” Renjana tersenyum dan kembali fokus pada makanannya, tidak ingin membahas mengenai masa depan. Jika boleh meminta, Renjana tidak ingin cepat kembali. Dia lebih bahagia sekarang, walaupun Renjana tidak paham apa alasannya, tapi dia bisa tahu bahwa saat ini dia lebih bahagia.

Siang itu seperti janji yang sudah di ucapkan, Arjuna dan Renjana pergi ke taman kecamatan bersama dengan Sadewa dan Sendu. Pasangan yang baru saja menikah dan sedang hangat-hangatnya, beberapa kali Renjana tersenyum saat melihat kebahagiaan orang tuanya.

Tiba-tiba di pertengahan jalan, Arjuna menghentikan sepeda nya. Membiarkan Sadewa dan Sendu yang terus mengayuh sepeda mereka menjauh, jalan menuju ke taman kota hanya satu jalur, jadi mereka tidak akan tersesat juga.

“Kenapa?.” Tanya Renjana sambil turun.

Arjuna menyandarkan sepeda nya pada pohon yang ada di pinggir jalan, pria itu melepaskan jaketnya kemudian melipatnya dan menaruh di bagian belakang sepeda yang sebelumnya digunakan untuk Renjana duduk.

“Tidak apa-apa, lebih nyaman begini. Ayo.” Arjuna kembali naik keatas sepeda.

“Tapi jaketmu?.”

“Tidak apa-apa, duduk saja Ren.”

“Terima kasih.”

“Aku sudah bilang kan jangan banyak berterima kasih.”

“Habisnya sikapmu membuat orang lain ingin berterima kasih.”

“Kalau begitu berikan hadiah sebagai tanda terimakasih.” Arjuna melanjutkan perjalanan menuju ke taman kecamatan yang beberapa kilo lagi sampai.

“Aku kan tidak punya uang.”

“Hadiah bukan cuma barang yang harus dibeli pakai uang.”

“Terus apa?.”

Arjuna menarik tangan Renjana yang berada di ujung sadel dan memindahkannya di pinggangnya. “Pegang gini biar nyaman, ini juga bisa jadi pengganti terima kasih.”

Renjana tersenyum sambil melingkarkan tangannya di perut Arjuna, seperti yang diinginkan oleh pria itu. Renjana tidak tahu bagaimana perasaannya menginginkan pria itu, namun keduanya sama-sama sadar bahwa ada rasa yang mulai tumbuh di antara mereka, hanya saja belum ada waktu yang pas untuk melanjutkan hal tersebut.

Mereka tiba di taman kecamatan, disana Sendu sudah menggelar tikar dan juga menyiapkan makanan ringan yang dibawa dari rumah. Sedangkan Sadewa sedang menyiapkan beberapa hal lainnya, pria itu juga pergi untuk membelikan minuman dingin.

Sendu melambaikan tangannya pada Renjana, setelah turun dari sepeda, Renjana berjalan menghampiri Ibunya. Sedangkan Arjuna membeli beberapa makanan ringan di warung dekat sana karena Renjana dan Arjuna tidak membawa makanan apapun, tidak mungkin hanya ikut menumpang pada makanan Sadewa dan Sendu walaupun mungkin mereka dengan senang hati membaginya.

“Apa yang anda bawa?.” Renjana duduk di sebelah Sendu melihat makanan yang ada disana.

“Ada banyak makanan, mas Dewa habis dapat ikan juga jadi kita bawa sekalian. Kami membawa banyak, jadi makanlah bersama kami.”

“Terima kasih.” Renjana tersenyum, entah mengapa dia sangat bahagia saat ini.

Renjana menoleh ke arah Sadewa dan Arjuna yang berjalan beriringan dengan membawa makanan yang habis mereka beli dari warung. Tawa keduanya yang entah menceritakan perihal apa, seakan terlihat slow motion di mata Renjana. Ayah dan juga pria yang dia sukai, dua orang yang membuat hatinya membaik secara perlahan.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!