Sebuah kisah tentang seorang wanita bernama Rumondang yang memilih menganut ilmu hitam untuk membalas dendam dan memiliki kekayaan.
Berawal dari sebuah kekecewaan dan penderitaan yang begitu berat, membuat ia harus terjerumus dalam lembah hitam untuk bersekutu dengan sesuatu yang sangat mengerikan.
Ia menempuh jalan sesat dengan memilih memelihara sesosok makhluk mengerikan yang berasal dari daerah suku Batak, Sumatera Utara, yang disebut dengan Begu Ganjang. dimana sosok makhluk ini semakin akan memanjang keatas jika semakin dilihat dan siapa yang bertemu dengannya, maka kematian yang akan ia dapatkan...
Apakah Begu Ganjang? dan apakah Rumondang dapat mencapai tujuannya?
Begu Ganjang, suara yang memanggil dalam kegelapan. Membawa kematian yang sangat mengerikan, teror yang tidak berkesudahan.
Bagaimana kisah selanjutnya, ikuti novel ini
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Memaksa
Petugas kesehatan itu akhirnya pulang dengan harapan hampa, sebab sudah membuang waktunya dengan sia-sia.
Setelah kepergian Lina, Rumondang melipat kedua tangannya didepan dada, lalu menatap sang Boru dengan sangat tajam.
Satu tatapan yang tak pernah diterimanya. Selama ini sang Inang menatapnya dengan penuh kasih, dan biasanya tatapan itu hanya ditujukan kepada ito-nya si Togar, karena perilaku si abang yang sudah kelewat batas.
Kali ini tatapan itu ditujukan padanya. Pertanda jika sang inang sudah sangat marah dan tidak dapat dibantah.
Ture terlihat gugup. gadis itu tidak berani untuk menatap sang Inang dan menundukkan pandangannya.
"Kenapa kau pulang kesini? Bukannya sudah inang katakan, bahwa kau jangan kembali lagi kesini?!" ucapnya dengan suara yang sangat rendah agar tidak didengar oleh tetangga, namun penuh penekanan.
"Aku hanya ingin ambil pakaianku dan berkas sekolah saja," sahutnya, masih dengan merunduk.
"Masalah pakaian, sudah inang sediakan, dan tentang kepindahan sekolahmu juga Inang yang urus, kau tinggal.duduk manis saja!"
Ture terlihat gelisah. Lalu memilin ujung pakaiannya.
Saat bersamaan, terdengar suara Ambolas mengerang kesakitan dan memuntahkan cabai bersalut darah kental.
"Bapak." tunjuknya ke arah dalam rumah. Namun Rumondang menghalangi jalannya dengan merintangkan tangannya.
"Inang bilang jangan masuk ya jangan masuk! Pergi pulang ke rumah baru, masalah Bapak kau biar inang yang urus!" Rumondang tak ingin memberi celah pada puterinya.
"Ta--,"
"Tidak ada tapi-tapian, cepat tinggalkan rumah ini, pakai motor inang," titahnya tak ingin dibantah.
Ture mendengus kesal. Lalu memaksa masuk ke dalam rumah.
"Kau dengarnya cakap Inang?!" suara Rumondang meninggi satu oktaf.
"Mau ambil handphone." Ture menjawab dengan datar, lalu memasuki rumah. Saat ia melintasi kamar sang inang, ia melirik kearah ranjang dimana Bapaknya sudah berada dipinggiran ranjang, dan andai saja ia bergerak banyak, maka dipastikan akan terhempas ke lantai.
Langkahnya terhenti, lalu ingin berbelok arah untuk sekedar memperbaiki posisi sang bapak.
Namun ia harus mengjentikan langkahnya sebab Rumondang sudah terlebih dahulu memasuki kamar. "Cepatlah pergi!" usirnya tanpa menoleh ke arah puterinya.
Melihat sang inang memasuki kamar, ia berharap posisi bapaknya diperbaiki, sehingga ia akhirnya mengalah dan menuju dapur untuk mengambil tas ranselnya.
Ture bergegas pergi meninggalkan rumah setelah melihat sang inang membenahi posisi bapaknya.
Setelah kepergian Ture, wanita itu menatap Ambolas dengan senyum seringai. "Bagaimana rasanya saat menjemput kematian? Menyakitkan--bukan?"
Wanita itu menatap.penuh kebencian. Hatinya sudah mati, dan saat ini hanya ada pembalasan dendam yang akan ia jalankan.
Ambolas menatap nanar pada wanita dihadapannya yang berubah menjadi tak biasa. Tak ada lagi sifat penurutnya, tak ada lagi hatinya yang dulu lembut.
"Eeeerggh," suara erangan kesakitan yang keluar dari mulut pria yang saat ini masih menjadi suaminya tak membuatnya iba atau berbelas kasih.
"Apakah kau tau? Bagaimana sakitnya Tiur saat akan menjemput ajalnya? Bahkan kau sebagai ayah tidak perduli sedikitpun, dan ternyata kematiannya disebabkan karena kau yang mendorongnya demi perempuan jalang itu!" Rumondang terlihat sangat geram.
Ambolas ternganga mulutnya, dan ia tak menduga jika semua ini adalah sebuah serangan balasan dari sang istri atas dosa-dosa dimasa lalunya.
"Eeeerrrgh..," erangnya kesakitan, saat benjolan itu memecah dengan mengeluarkan cairan pekat dan juga berbau anyir. Sedangkan Rumondang menatapnya dengan sangat puas atas penderitaan yang dialami oleh suaminya.
Sementara itu, Ture mengendarai motornya dengan perasaan yang galau.
Ia tak mengerti mengapa sang inang berubah sikap dan prilakunya. Ada sesuatu yang aneh dalam diri wanita yang sudah melahirkannya itu.
Tanpa ia sadari ada sesuatu yang mengikutinya dari arah belakang, dan saat sebuah truck pengangkut sayuran datang dari belakang, sang sopir seolah tidak melihatnya dan sibuk mendengarkan sebuah lagu batak yang berjudul 'Baju Nabirong'.
Sebuah lagu lawas yang sangat melegenda dikalangan suku batak dan sebagai penghibur bagi para sopir untuk menemaninya dalam perjalanan lintas propinsi.
Sembari bernyanyi mengikuti lirik lagu, sopir tersebut hanyut dalam suasana, dan tidak menyadari jika Ture berada didepannya dengan jarak yang semakin dekat, sedangkan ia mengendarai truck dengan kecepatan yang cukup kencang.
Kedua mata sang sopir seolah tertutup oleh sesuatu, dan ia benar tidak melihat apapun.
Saat bersamaan, sebuah sepeda motor melaju menghampiri Ture dengan bunyi klakson yang cukup bising hingga menyadarkan sang gadis.
Seorang pemuda memintanya turun dari aspal karena truck sudah sangat dekat.
Gadis itu refleks membanting setir kesisi kiri jalanan dan turun dari aspal.
Wuuuuuusssh
Truck melaju tanpa merasa bersalah, sebab ia tak melihat Ture.
Gadis itu terjatuh dipinggir jalan, dan pemuda bernama Agam itu bergegas menghampirinya.
"Ito, kau tidak apa-apa?" tanyanya dengan penuh khawatir.
Ture meringis kesakitan. Ia menatap sang pemuda sembari memegangi siku dan lututnya yang lecet.
Pemuda itu membantunya untuk berdiri, kemudian menegakkan motornya.
"Terimakasih, Ito." ucap Ture dengan tulus. Sebab jika tidak diingatkan pemuda itu, mungkin ia sudah pindah alam.
"Sama-sama ito." Agam.memperhatikan sang gadis. Ada sesuatu yang ingin ditanyakannya. "Kenapa sekarang jarang lewat dari depan bengkel To? Keretanya juga sudah aku perbaiki," Agam.akhirnya memberanikan diri mengungkapkan isi hatinya.
Ture tercengang. Ia baru mengingat motor yang sudah lama ia titipkan dibengkel milik pemuda itu. "Ya Tuhan, aku sampai lupa, To." gadis itu menepuk keningnya. "Berapa biayanya kira-kira, ito?" ia merasa bersalah karena sudah terlalu lama meninggalkan motornya.
"Bayar uang beli alatnya saja, To. Kalau untuk jasanya tidak usah, saya ikhlas," Agam tersenyum tipis.
"Jadi berapalah harus ku bayar, To?"
"Tiga ratus ribu saja, To," jawab Agam berbohong. Sebab ia membelinya seharga lima ratus ribu, belum lagi ditambah ongkir.
Ture tampak berfikir. Sepertinya ia masih memliki tabungan yang diberikan oleh Opung Boru secara diam-diam selama dirumah baru, dan sang Opung mengingatkan agar tidak memakan apapun yang diberikan inangnya.
"Besok lah ku bayar ya, To. Kalau hari ini tak ada uangku." Ture meminta dispensasi waktu penangguhan pembayaran hutangnya.
"Jangan pala difikirkan, kapan ito ada uang baru bayar, kalaupun motornya mau diambil sekarang tak masalah," sahut Agam, seolah ingin memberikan kemudahan pada sang gadis, mungkin saja ia juga akan memberikan hati dan hidupnya untuk dia yang ia cinta dalam diam.
"Terimakasih ya, To. Besok ku jemput, aku lagi ada urusan, dan sekali lagi terimakasih." Ture berpamitan, dan pergi meninggalkan Agam yang terus menatap kepergiannya hingga menghilang ditikungan jalan.
Ture tersenyum sendiri sepanjang jalan. Kegalauan hatinya sedikit menghilang setelah bertemu dengan pemuda yang telah menyelamatkan hidupnya dari sebuah tragedi yang hampir merenggut nyawanya.
berarti JK Harta Kekayaannya ikutan Musnah ,, Rumondang kembali jd Kismin lagi donk yaa ,, kembali ke Kehidupan Awal lg 🤔🤔😱😱
semoga jg Perkampungan yg td nya Mati kembali Hidup lagi dg banyak nya Masyarakat yg kembali ke Kampung Halaman nya lagi 🤗🤗🤗
Semangat Datu Silaban ,,, Kamu psti bisa Mengembalikan Tondi nya Ture lg ke Jasad nya ,, Aku menaruh Harapan Besar pada Mu , Datu 🥳🥳😘😘
Agam nya Selamat dr si Begu nya ,,, tapi Ture nya malah sdh tak berdaya ,, mna sdh di Cekik nya ,,, apakah Ture selamat , kak ❓❓🤔🤔
knp pula tu Tas yg berisi ramuan nya mlh jatuh dn hilang entaah kmna 😤🥺🥺
sumpah Loch aku deg degan bgt bacanya 😱😱
Takut jg si Agam mati di tangan si Begu 🙈🙈🙈
pdhal mereka baru menyatakan perasaan nya masing-masing Loch ,,, masa mo berpisah alam 😔🥺
ahahayyy tp kek mana dgn wrg desa yaaa kira2 akan ngamuk g ya
ogn nyebur aja dehh 🤣🤣🤣
kekasih hati yg blm terungkap secara lisan 🤣🤣🤣
ayo ture pasti berhasil doa tulus seorang anak demi keselamatan ibunya pasti didengar Rumondang berhasil memutus perjanjian pas diujung ture tercekik