NovelToon NovelToon
Antara Ada Dan Tiada

Antara Ada Dan Tiada

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu / Enemy to Lovers
Popularitas:459
Nilai: 5
Nama Author: Sazzzy

"Apa yang kamu bicarakan Lin Yi? A-aku sudah kotor sejak kecil haha, dan kamu, dan kalian kenapa masih tertarik pada perempuan sepertiku? Sepertinya kalian kurang berbaur ya, diluar sana masih banyak loh gadis yang lebih dariku dari segi fisik dan mental, so, kerjasama kita bertiga harus profesional ya!" Sebenarnya Safma hanya mengatakan apa yang ada dalam pikirannya, walaupun Safma sendiri tidak terlalu paham dengan maksud dari kalimatnya secara mendalam. Tidak ada airmata dari wajah Safma, wajahnya benar-benar pintar menyembunyikan emosinya.

"Safma!" Sudah habis kesabaran Lin Yi, kemudian menarik tangan Safma pelan juga tiba-tiba namun dapat membuat gadis itu terhuyung karena tidak seimbang. "Jangan bicarakan hal itu lagi, hatiku sangat sakit mendengarnya. Kamu terlalu berharga untukku, Please biarkan aku terus mencintaimu!" Lirih Lin Yi dibarengi air mata yang mulai berjatuhan tanpa seijinnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sazzzy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

kembali pulang

Tak terasa kini sudah tiba saatnya, Safma sudah sibuk mempersiapkan keperluannya untuk pulang ke negaranya.

Sedangkan River sendiri sudah siap dan sedang menunggu dengan memasak makanan ala kadarnya karena itulah yang tersisa di lemari pendingin sebelum mereka pergi.

Koper sedang dan tas sudah ada di dekat meja makan, Safma berjalan ke dapur dan membantunya menyiapkan makanan mereka.

"Kamu sudah menyiapkan keperluan kamu? Tidak ada yang ketinggalan kan? Urusan sudah selesai semua?" Pertanyaan beruntun Safma ajukan.

Kemudian River tersenyum manis, "Semua sudah beres dan aman terkendali bos."

Tersenyum mengejek, "Jujur, aku tidak menyukai panggilan itu." Protesnya.

"Baiklah." Pasrah River.

Beberapa jam kemudian, setelah melewati proses yang ada dan agak melelahkan. Kini Safma dan River sudah berada di kota kelahiran Safma, berjalan menaiki mobil travel yang lumayan senggang karena sengaja disewa khusus untuk Safma dan River.

Karena Safma sadar barang oleh-oleh bawaannya lumayan banyak, dan yah. Untung saja tadi barang-barangnya yang dari luar negeri lolos pihak bea cukai.

Beberapa kali Safma dan River tertidur diperjalanan, duduk diwaktu yang lama memang melelahkan dan membuat otot punggung sedikit nyeri.

Mereka berdua tertidur tanpa menyadari bahwa travel yang mereka tumpangi sudah melewati kota hingga desa.

Dan akhirnya, setelah perjalanan jauh mereka sampai, Safma meregangkan otot-otot tubuhnya yang agak kaku. Begitu pula River.

"Kita sudah sampai," Tahu Safma pada River.

Jujur saja, badan mereka terasa remuk akibat duduk terlalu lama ditambah dengan jalan yang rusak dibeberapa titik benar-benar membuat mereka berdua sama-sama pegal hingga tulangnya seakan ingin lepas dari tempatnya.

Tanpa menunggu lama, Safma membuka pintu rumah berlantai dua miliknya, ditariknya koper miliknya dan tak lupa mempersilahkan River untuk masuk.

Baru beberapa hari ditinggal sebentar rasanya Safma sudah bertahun-tahun lamanya tak menginjakkan kaki dirumah yang telah dibangunnya ini.

Menaruh kopernya di dekat dinding, Safma menjelaskan letak ruangan yang perlu River ketahui karena toh pemuda itu akan tinggal beberapa tahun disini.

Kemudian Safma melanjutkan langkahnya ke belakang melewati kebun mini dan menunjukkan sebuah ruangan minimalis layaknya mess namun dengan fasilitas yang seperti satu rumah dalam satu ruangan.

Ruangan yang berisikan kasur sedang, sofa, televisi, mesin cuci, kulkas mini, lemari, dapur mini dan kamar mandi. River sedikit terperangah mengagumi keindahan ruangan dengan dekorasi dan design simple untuk satu orang.

Satu pertanyaan lolos dari mulut River, "Apakah sebelumnya ada yang pernah tinggal disini?"

Melirik sebentar pemuda itu, "Benar." Aku Safma tenang.

"Ah begitu," angguk River tersenyum.

"Aku biasa tidur disini jika siang hari setelah merawat tanaman di kebun ini. Terkadang juga keluargaku menginap disini." Jelas Safma terus terang. "Sejujurnya agak menyebalkan, tapi kamu adalah orang asing yang pertama kali menginap disini."

"Wah aku tersanjung," guyon River yang sedikit membuat Safma terkekeh kecil.

Mata Safma beralih menatap koper yang sedang dipegang oleh River, "Atur barang-barang kamu di lemari, jika kamu ingin mandi, cepat mandilah! Aku akan menyiapkan makan siang untuk kita."

Selepas mengatakan itu, Safma berbalik untuk masuk kedalam rumahnya. Membawa koper miliknya di bunker untuk mengeluarkan barang didalamnya.

"Aku merindukan kalian!" Jujur Safma menatap haru pada ruangan yang sangat disukainya yaitu kamarnya.

Kemudian Safma mandi dan berganti baju, setelah selesai Safma mengecek pesanan mie ayam yang dipesannya pada tetangga jauhnya.

"Hem, sebentar lagi." Gumamnya.

Langkah Safma menaiki tangga rahasia menuju lantai satu, yah, bunker menjadi tempat rahasianya karena berisi hal penting bagi Safma.

Tangannya terulur membuka lemari baju dengan memencet tombol pintar, setelah terbuka, bibirnya menyunggingkan senyum tipis karena rumahnya masih rapi dan bersih setelah ditinggal lumayan lama.

Dibantu oleh robot asisten rumah tangga, membuat pekerjaan Safma terbilang cukup terbantu. Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu membuat Safma menoleh, kemudian berjalan ke arah pintu belakang dan membukanya.

Terlihat pemuda berwarga negara asing yang dibawanya pulang ke Indonesia, dan kini mata mereka bertemu, River menampilkan senyum terlebih dahulu, ih terlihat manis.

Dibalas senyuman tipis dari Safma, kemudian gadis itu mempersilahkan pemuda itu untuk masuk kedalam. Mereka duduk di meja makan dengan keheningan, satu menatap dan satunya salah tingkah.

Biasanya seorang gadis akan menunduk malu dan salah tingkah karena tersipu saat ditatap lamat oleh pemuda, namun disini situasinya terbalik. Safma menatap wajah River lamat-lamat tanpa ekspresi hingga River panas dingin dibuatnya.

Mencoba mencairkan rasa tegangnya, River berdehem beberapa kali, "Kenapa kau menatapku dengan tatapan itu?" Lirih River dengan mata bergerak liar.

Senyum tipis dengan menaikkan sedikit sudut bibirnya, "Ternyata acara mandimu lebih lama dari aku ya," Safma terkekeh pelan.

Gugup, kini melanda River karena tatapan gadis yang pernah menyelamatkannya, terlihat dari keringat dingin di pelipisnya. Padahal River sudah mandi, "Ah haha, itu karena aku merasa sangat gerah dan kebetulan air disini terasa sangat sejuk."

"Em, biasanya kamu disana sehari mandi berapa kali?" Kepo Safma memicingkan matanya.

Terlihat River sedang berfikir, "Sehari sekali, kenapa?"

"Aku rasa kebiasaan itu akan berubah jika kau tinggal disini." Senyum Safma misterius.

Bingung River membalas tatapan mata Safma, "Kenapa bisa begitu?"

"Cuaca dan musim, saat kemarau tiba, kamu mandi 2 kali sehari pun tidak akan cukup. Dan untuk musim hujan, walaupun langit tidak terik bahkan gelap karena awan hitam, kamu akan tetap merasa gerah seperti dikurung dalam ruang sauna begitu lama. Jadi aku harap kamu dapat menyesuaikan diri kamu disini, tapi tenang, kamu akan bekerja di toserba milikku, jadi cuaca tidak terlalu besar kamu rasakan." Safma berusaha menjelaskan panjang lebar, walaupun dia bisa dibilang terlambat memberitahu sih.

Duduk tegak, "Aku rasa aku dapat beradaptasi dengan lingkungan disini." River dengan penuh percaya diri menaik-turunkan alisnya.

Mengangguk dengan pasti karena setuju dengan kalimat River, toh orangnya juga terlihat mudah beradaptasi.

Bel pintu dari luar berbunyi, "Aku ambil pesanan dulu," setelah memberitahu hal itu Safma segera beranjak dari duduknya dan berjalan menuju pintu depan.

Membuka pintu perlahan dan muncullah mba-mba berkerudung dengan senyuman, "Mie ayam bluber kan? Total 22k plus ongkir."

"Oh iya, ini mba." Memberikan uang pas dengan total 22k rupiah, setelah saling lempar canda sedikit si Safma masuk ke dalam. Namun saat pintu akan tertutup... "Hati-hati mba, wassalamu'alaikum!" Sopan Safma melebarkan senyumnya.

Dibalas senyuman juga, "Oke, Waalaikum salam, terimakasih orderannya ya."

Dengan wajah tersenyum dan kepala mengangguk mengiyakan. "Yoi!" Setelah selesai, Safma benar-benar masuk ke dalam.

Safma, gadis itu tidak akan terlihat layaknya introvert saat bertemu dengan kenalannya, ia akan enjoy dan asik juga menghibur. Namun sangat jarang terjadi karena Safma jarang berinteraksi dengan orang.

Langkah Safma terhenti di meja makan, kemudian menaruh plastik yang membungkus mie ayam pesenan nya, tangannya sibuk memindahkan mie ayam dari plastik ke mangkuk yang sudah disiapkan.

"Sorry ya, nunggu lama. Ini kamu coba mie ayam dengan harga murah tapi rasanya gak murahan. Coba gih!" Memberikan semangkuk mie ayam dengan porsi sama.

"Hem ..." Terlihat River tampak menikmati makanan yang Safma beri.

"Gimana? Enakkan? Itu langganan aku kalau aku lagi gak sempat buat makanan." Ujar Safma tersenyum, kemudian ikut menikmati makanan yang dibelinya.

Mengangguk, River setuju dengan ucapan Safma, rasa mie ayamnya memang enak. Pas di lidahnya, kemudian mereka khidmat melanjutkan makan.

Setelah berhasil menghabiskan makanannya, Safma meneguk segelas air putih. "Inikan hari Jumat ya, besok Senin kamu udah bisa kerja di sebelah ini nih. Ada temennya juga, kamu gak usah khawatir. Dan untuk dua hari ini aku akan kirim fike biar kamu mempelajarinya dahulu dan paham apa tugasmu."

Terdiam sebentar, River mendongakkan kepalanya, "Baiklah, oh ya, nanti malam aku boleh masak untuk makan malam kita?" Tanya River hati-hati.

"Why not brother?" Menaikkan sebelah alisnya. Namun tak lama Safma menepuk dahinya, "Ah aku lupa satu hal, selain file, aku akan mengirimkan link aplikasi khusus untuk pegawai toserba ini. Anggap aja sekalian cari pacar baru disini, ya gak?" Tambah Safma tersenyum dengan idenya.

Sedangkan River tersenyum karir melihat gadis disampingnya. "Apakah cantik-cantik?" Sekedar basa-basi sebenarnya.

Kini Safma menampilkan raut wajah tersenyum penuh arti, "Gadis Indonesia ini banyak ragamnya untuk hal kecantikan. Kamu mau apa? Yang tinggi? Ada, yang pendek? Ada, yang sedeng juga ada. Lalu, kamu kalo mau yang warna kulit eksotis dari hitam, sawo matang, cokelat muda, kuning Langsat, Putih gading dan porselen pun ada. Rambut juga begitu, dari keriting sampai lurus pun ada. Semua type fisik ada deh, hati juga begitu. Dan untuk sifat dan karakter, aku rasa kamu bisa menilainya, karena mau di manapun itu sama saja." Jelas Safma panjang lebar dengan semangat mempromosikan kaumnya hehe.

Dahi River mengernyit pertanda heran, "Kamu terlihat sangat semangat mempromosikan mereka."

Menggaruk kepalanya yang tak gatal sebenarnya, apakah ekspresinya saat ini begitu ketara seperti yang River bilang ya? Lalu gadis cantik dan manis itu menatap River dengan tersenyum tipis, "Aku hanya memberi tahu yang aku tahu, yang jelas mereka cantik dengan porsinya masing-masing."

"Baiklah-baiklah, aku jadi penasaran dengan ucapanmu," Tahu River dengan pandangan menyelidik.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!