NovelToon NovelToon
Menjerat Calon Paman Tiri

Menjerat Calon Paman Tiri

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Selingkuh / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:21.4k
Nilai: 5
Nama Author: noerazzura

Tes Tes Tes
Air mata Airin tertahankan lagi ketika mendapatkan tudingan yang begitu menyakitkan dari sang ayah.

Bahkan pipinya memerah, di tampar pria yang begitu dia harapkan menjadi tempat berlindung, hanya karena dia mengatakan ibunya telah dicekik oleh wanita yang sedang menangis sambil merangkulnya itu.

Dugh

"Maafkan aku nona, aku tidak sengaja"

Airin mengangguk paham dan memberikan sedikit senyum pada pria yang meminta maaf padanya barusan. Airin menghela nafas dan kembali menoleh ke arah jendela. Dia akan pulang, kembali ke ayah yang telah mengusirnya tiga tahun yang lalu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon noerazzura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18. Felix Terpedaya Lagi

Airin masih duduk sambil mengunyah makanan yang diberikan oleh Samuel. Pipi kirinya menggembung, bergerak sangat lambat. Karena Airin masih sedikit terisak.

Sudah satu jam sejak Samuel mengajaknya keluar dari ruang kerja itu. Dan mengajak Airin ke ruang kerjanya.

Airin hanya duduk diam di kursi Samuel, bahkan saat jam makan siang terlewat, Airin masih belum mau makan. Makanya Samuel sampai memasukkan sepotong kecil potongan daging ke mulutnya.

"Sudah jangan di pikirkan!" kata Samuel lagi.

Airin masih tertunduk. Tapi kemudian dia menyadari, perasaan tidak seburuk tiga tahun lalu. Rasanya dia tak merasa sendirian lagi.

Sambil berusaha menelan potongan daging yang sudah dia kunyah itu. Airin mendongak melihat ke arah Samuel yang memang sedang berdiri sambil bersandar di meja kerjanya, di samping Airin.

"Terimakasih" ucapnya perlahan.

Dan mata Airin berkaca-kaca saat mengatakan itu.

Samuel melihatnya, dan rasanya kesedihan Airin itu menular begitu cepat padanya. Tangannya terangkat perlahan menyentuh lembut kepala Airin.

"Makanlah!" kata Samuel lagi, yang di angguki dengan patuh oleh Airin.

Sedangkan ketika Felix tiba di rumahnya. Dia menuntut penjelasan Susan. Kenapa Airin bisa tidak menerima uang sepeserpun saat berada di luar negeri. Susan malah memutarbalikkan fakta lagi.

"Mas mencurigai aku?" tanya Susan, "Mas, aku sudah berada di rumah ini bertahun-tahun. Dari saat Meisya sakit, aku sudah merawat Airin seperti anak sendiri. Bagaimana mungkin aku melakukan hal seperti itu pada Airin?" tanya Susan dengan wajah yang terlihat menyedihkan seolah tengah mendapatkan ketidakadilan dari Felix karena di tuduh seperti itu.

"Kenyataannya, tuan Samuel yang mengatakan. Airin susah payah kerja paruh waktu! hanya uang kuliah yang langsung di kirim dari perusahaan yang sampai padanya. Yang bulanan yang aku berikan padaku setiap bulan tidak pernah sampai ke rekeningnya!" pekik Felix yang merasa kecewa sekali pada Susan.

"Mas, tapi itu tidak benar! aku selalu mengirimkan uang padanya. Mas selalu lihat bukti pengirimannya kan mas! aku selalu memperlihatkan bukti itu pada mas kan?" kata Susan membela dirinya lagi.

Vivi yang merasa harus membantu kakaknya pun mulai ikut bersuara.

"Kakak ipar, aku pernah cerita padamu kan. temanku namanya Olivia. Dia kuliah di Singapura, tapi dia terjerat hutang judii, makanya dia sampai membohongi orang tuanya. Mungkinkah Airin juga seperti Olivia itu kakak ipar?" tanya Vivi yang terlihat khawatir.

Susan juga mendapatkan satu ide lagi. Dia pun meraih lengan suaminya dan memeluknya dengan erat.

"Vivi mungkin benar mas. Kalau tidak kenapa dia harus bekerja paruh waktu seperti itu setelah mendapatkan uang setiap bulan dari mas Felix?"

"Kata tuan Samuel. Uang itu tidak pernah masuk ke rekening Airin!" sela Felix menepis tangan Susan.

Susan yang tidak mau kehilangan kemewahan ini dan kepercayaan suaminya, seger memikirkan cara licik untuk kembali membuat Felix percaya padanya.

"Mas, aku tidak pernah berbohong pada mas. Selama tiga tahun kita menikah, pernahkah sekali saja aku berbohong? aku menerima kamu apa adanya? dan masalah itu, mungkin Airin berbohong pada Samuel. Aku tidak bermaksud menjelekkan Airin, tapi dia sudah memfitnah Vivi. Meracuni anak kita sampai aku tidak bisa hamil lagi. Sekarang kalau hanya berbohong pada Samuel. Itu tidak sulit baginya, mas" Susan terlihat begitu emosional.

Felix memang selalu merasa bersalah kalau sudah bicara tentang keguguran tiga tahun lalu. Sejak saat itu, Susan di nyatakan tidak bisa punya anak lagi. Itu sangat berat baginya.

"Jika mas tidak percaya padaku, aku tidak bisa berbuat apa-apa. Tapi aku tidak mau mas dibohongi oleh Airin. Seorang mas pikir saja, kalau memang uang itu tidak sampai pada Airin, lalu bagaimana aku punya bukti transfer itu mas? dan kalau memang uang itu tidak sampai pada Airin. Kenapa dia tidak menghubungi mas? kenapa juga dia tidak kembali dan jika memang ada masalah dengan ponselnya. Coba pikirkan itu mas?" tanya Susan.

Felix terdiam, kepalanya sungguh sakit. Tapi menurutnya apa yang dikatakan oleh Susan lebih masuk akal. Dia juga memang selalu mendapatkan laporan dari Susan setiap kali dia mengirimkan uang ke luar negeri untuk Airin. Dan juga, kenapa Airin tidak pernah memberitahu dirinya, kalau uangnya memang tidak pernah sampai.

Felix mendesah kasar. Terus terang saja untuk berpikir dengan jernih. Saat ini dia merasa otaknya tidak mampu. Otak tuanya sudah penuh dengan masalah perusahaan. Di tambah masalah yang terus datang di keluarganya sejak Airin kembali.

"Aku lelah. Aku akan istirahat!" kata Felix yang pada akhirnya pergi dari ruang keluarga itu.

Vivi dan Susan pun masuk ke dalam kamar Vivi.

"Kakak, bagaimana kalau nanti kakak ipar minta lagi bukti transferan itu?" tanya Vivi.

"Aku akan menjatuhkan ponselku ke dalam kolam renang. Takut apa?" kata Susan dengan santai.

"Kakak benar. Untung saja kakak pintar!" kata Vivi.

Susan tersenyum menyeringai.

"Untuk bisa bertahan dan mendapatkan apapun yang kita inginkan. Kita memang harus pintar Vivi. Bukti transfer itu hanya screenshot, kakak iparmu yang bodohh itu, bahkan tidak tahu kalau itu hanya foto yang aku edit setiap bulannya aku ganti. Dia hanya sekilas melihat tanggal dan bulan lalu nominalnya, sudah. Dia percaya sekali padaku"

Vivi mengangguk paham. Tapi pada akhirnya dia menyadari sesuatu.

"Kakak, kata kakak ipar. Samuel yang membela Airin. Apa jangan-jangan, wanita licik itu tinggal dengan Samuel?" tanya Vivi dengan raut wajah yang jelas sangat tidak senang.

Wajah itu terlihat begitu ketakutan. Ketakutan, jika Samuel sampai berpaling pada wanita lain. Padahal Samuel juga tidak pernah meliriknya sama sekali sebenarnya.

***

Bersambung...

1
Adinda
semoga felix mengetahui kejahatan mereka biar menyesal tu si felix
Nesia
ceritanya membuat pembaca gemes dan emosi
😂😂😂
Adinda
selidiki kejahatan mereka samuel jangan sampai dua racun itu menguasai harta airin
Adinda
lanjut thor
Noer: siap grakk
total 1 replies
Adinda
semoga cepat ketahuan tingkah 2racun tersebut jangan sampai harta yang seharusnya milik Airin diambil si jalang simpanan felix
Baihaqi Djohan
terbaik
Usaka
suka parah
Yuyun
bagus
Daryati Idar
lanjut thor
Fida: woww kasihan author nya di suruh lanjut teruss
Noer: siap grakk
total 2 replies
Clara Joya
Amazing, lanjut
Cecen
Bagus, gemes ya sama orang tua yang namanya Felix itu.
Grace Nelli
Menyukai novel ini karena memang bagus
Azzura
Good
Bibeh
Nice
Bunda Alisha
Menarik
Risty Afiha
suka semua novelnya, suka sama semua ceritanya, best
Githa
sukses ya
Musdalifa Ifa
wah selamat untuk pasangan pasutri baru ini yah semoga bahagia selamanya 🥰🥰🥰
Noer: Aamiin
total 1 replies
Adinda
tinggalin Saja Airin biar Tau mereka kalau yang dianggap manis baik hatinya bagaikan racun
Adinda
kalau samuel nikah sama si vivi tinggalin saja airin pergi keluar kota sekalian putus hubungan dengan samuel dan ayahmu biar mampus sekalian felix Dan samuel
Adinda: lanjut thor
Noer: ntar Samuel potek yang
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!