Setelah mengalami kecelakaan, Carla di nyatakan koma.
Namun gelang pemberian seorang nenek misterius membawa jiwanya berkelana dan masuk ke dalam tubuh seorang istri dari seorang pangeran yang mati di bunuh.
Dengan gelang itu juga, Carla mendapatkan bantuan untuk menolong orang-orang yang dalam kesulitan di masa itu.
Bagaimana kisah selanjutnya? Bisakah Carla kembali ke tubuh aslinya? Penasaran? Baca yuk!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 20
Setelah selesai berdiskusi, Carla dan Jian Chen pamit undur diri. Mereka akan kembali ke paviliun masing-masing.
"Aku baru tahu kalau kamu pandai strategi perang. Dari mana kamu belajar?" tanya Jian Chen.
Saat ini mereka sudah berada di dalam kereta kuda dalam perjalanan pulang. Carla menoleh ke Jian Chen, lalu menjawab.
"Pangeran tidak perlu tahu, lagi pula itu hanya insting ku saja."
"Tapi sekelas jendral perang saja tidak sedetail itu dalam mengatur strategi. Tapi kamu. Kamu sudah seperti dewi perang."
Carla tidak lagi menjawab, hingga mereka terdiam dan akhirnya mereka pun tiba di paviliun milik Carla.
Carla langsung turun dari kereta kuda. Tanpa berkata dan tanpa menoleh lagi ke pangeran, dia langsung masuk ke dalam paviliun.
"Jalan!" perintah pangeran pada pengawal yang membawa kereta kuda.
Pangeran kini merasakan apa itu di abaikan. Kini ia mengerti bagaimana perasaan Hui Ying saat di abaikan.
"Maafkan aku, aku semula tidak tahu kalau kamu sangat menderita karena ku. Ditambah lagi, kamu menjadi bulan-bulanan Hui Lin," batin pangeran.
Pangeran akhirnya tiba di paviliun miliknya. Ia ingin masuk, namun tidak jadi. Lalu pangeran memutuskan untuk ke penjara menemui Hui Lin.
"Pangeran," sapa penjaga saat pangeran tiba di penjara.
"Bagaimana dengan tahanan?" tanya pangeran.
"Keduanya sangat berisik, bahkan sering menangis," jawab penjaga.
Pangeran meminta di bukakan pintu penjara. Lalu ia masuk dan pintu penjara pun kembali di tutup.
"Pangeran!" seru Hui Lin dan Dai Lu serentak. Keduanya senang saat pangeran datang. Dan mereka berharap pangeran berubah pikiran lalu membebaskan mereka.
"Hui Lin, aku cabut gelar kamu sebagai selir. Kedepannya antara kita sudah tidak punya hubungan apa-apa lagi," kata pangeran.
Hui Lin dan ibunya terkejut mendengar pernyataan pangeran. Hui Lin berharap akan di angkat menjadi putri oleh pangeran.
Namun kenyataannya hanya di jadikan selir. Itu sebabnya Hui Lin iri pada Hui Ying dan ingin melenyapkan nya.
Namun takdir berkata lain, Hui Ying bukan hanya tidak mati, namun bangkit dengan talenta yang tidak ada pada Hui Ying sebelumnya.
"Pangeran, kamu bercanda, bukan? Tidak, tidak mungkin kamu serius. Kamu bilang mencintai aku selamanya. Tapi mana? Kamu malah jatuh cinta dengan Hui Ying!"
"Masalah ini tidak ada hubungannya dengan Hui Ying, aku hanya merasa kecewa. Ternyata orang yang aku cintai adalah ular berbisa. Berbeda dengan Hui Ying yang serba bisa," jawab Jian Chen.
Pangeran melihat terdapat lebam di pipi keduanya. Namun anehnya, pangeran tidak lagi merasa iba pada Hui Lin.
Apalagi setelah mengatui kelakuan buruk Hui Lin. Pangeran semakin benci, namun tidak ada tempat untuk melampiaskan nya.
Kemudian pangeran pun keluar, ia hanya ingin mencabut gelar selir pada Hui Lin. Pangeran sudah membuat keputusan yang matang dan tidak akan berubah lagi.
Hui Lin terduduk lemas, dia menangis. Namun sorot matanya penuh dendam. Entahlah, dia sendiri yang berbuat, mau dendam pada siapa?
Pangeran keluar dari tempat kurungan dengan langkah lesu. Tanpa sadar langkahnya menuju ke paviliun milik Carla.
"Pangeran, ada apa?" tanya Carla seolah tidak terjadi apa-apa.
"Tidak ada apa-apa, hanya ingin melihatmu," jawab pangeran asal.
Carla pun mempersilakan pangeran masuk. Pangeran hanya menurut, namun tidak semangat dulu.
Setelah mendengar ungkapan dari Carla, pangeran ingin menjaga jarak, namun ternyata tidak bisa.
"Aku tahu pangeran lapar, makan lah." Carla menghidangkan makanan untuk pangeran.
"Dari mana kamu mendapatkan semua makanan ini? Padahal semuanya tidak ada di sini?"
Sebenarnya ini sudah yang kesekian kalinya pangeran bertanya. Namun jawaban Carla di luar logika nya.
"Aku sudah pernah bilang, namun pangeran tidak percaya. Makan saja, ini tidak beracun kok."
Pangeran pun mulai makan. Carla hanya memperhatikan pangeran makan. Setelah selesai makan, mereka kedatangan kasim istana yang membawa dekrit dari kaisar.
Carla dan pangeran saling pandang, padahal baru saja mereka kembali dari istana dan sekarang di panggil lagi.
"Salam pangeran dan putri, saya membawa dekrit dari kaisar dan mengundang pangeran dan putri ke istana."
"Katakan."
Kasim istana pun mengatakan jika ada wabah penyakit menyerang warga. Jadi pangeran dan putri di minta untuk datang ke istana.
Pangeran pun menerima dekrit tersebut. Setelah kasim istana kembali, mereka pun bersiap-siap untuk pergi ke istana.
"Apa kamu punya solusi?" tanya pangeran pada Carla. Saat ini mereka sudah berada di perjalanan menuju istana.
"Harus di pantau dan di periksa dulu, kita belum tahu tentang penyakitnya," jawab Carla.
Mereka akhirnya tiba di istana. Di sana sudah berkumpul para petinggi istana termasuk pangeran pertama dan ketiga.
Carla dan pangeran pun memberi salam hormat kepada kaisar dan permaisuri. Kemudian keduanya berdiri di hadapan kaisar dan permaisuri.
"Kalian pasti sudah tahu kenapa aku meminta kalian datang?" tanya kaisar.
"Putri Hui Ying, aku dengar kamu seorang dokter yang bisa menyembuhkan segala macam penyakit. Betul? Jadi apa solusi mu untuk penyakit ini?" tanya kaisar menambahkan.
"Yang mulia, kita tidak tahu jenis penyakit apa yang menyerang rakyat? Jadi perlu di pantau terlebih dahulu," jawab Carla.
"Baiklah, aku serahkan tugas ini kepadamu. Jika kamu berhasil, kamu akan mendapatkan hadiah yang setimpal," ujar kaisar.
"Saya juga ikut Hui Ying, ayahanda. Walau pun saya tidak mengerti dengan ilmu pengobatan, namun jika di perlukan saya siap membantu," ujar pangeran.
Kaisar pun mengangguk setuju, kaisar bisa membedakan dari ketiga putranya. Hanya pangeran kedua yang bisa di andalkan.
"Yang mulia Ayahanda, apa Ayahanda yakin jika putri Hui Ying dan pangeran kedua bisa menyelesaikan masalah ini?" tanya pangeran ketiga.
"Kamu ada solusi? Jika ada, kamu saja yang pergi ke sana," jawab kaisar.
Jian Nan tergagap-gagap hendak menjawab, namun ia tidak punya solusi sama sekali untuk masalah ini.
Kaisar pun mengatakan untuk tidak mengkritik jika tidak punya solusi. Karena itu hanya omong kosong saja.
Kaisar pun memerintahkan pangeran kedua bersama putri Hui Ying untuk meninjau tempat itu.
Keduanya setuju, lalu pamit undur diri untuk bersiap-siap. Kaisar pun mempersilakan mereka untuk segera pergi.
Carla sudah sering menangani pasien dengan berbagai penyakit. Dari penyakit ringan hingga penyakit yang mengharuskan untuk operasi.
Hanya untuk persalinan dia tidak ikut, karena dia bukan dokter kandungan. Tapi jika keadaan terdesak, Carla juga bisa membantu. Seperti kejadian beberapa waktu lalu yang menimpa putri Meng.
"Bersiaplah, aku menunggu di paviliun ku," kata pangeran setelah mereka tiba di paviliun milik Carla.
"Ya, nanti aku menyusul ke sana," ujar Carla.
Carla mengajak pelayannya untuk ikut. Walau pun tidak begitu mengerti, namun dapat juga membantu jika di perlukan.
ngeklik iklan sllu pembernya blng...
"iklan tidak tersedia,coba lagi nanti"
padahal sdh 4 hari begini🤔🤔
apa dia hui lin