NovelToon NovelToon
MANUSIA ABADI

MANUSIA ABADI

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan di Sekolah/Kampus / Kehidupan di Kantor / Identitas Tersembunyi / Fantasi Wanita / Menjadi Pengusaha / Kultivasi Modern
Popularitas:7.9k
Nilai: 5
Nama Author: Ahmad Taufik

Sebelum ada bintang, sebelum Bumi terbentuk, dia sudah ada.

Makhluk abadi tanpa nama, yang telah hidup melewati kelahiran galaksi dan kehancuran peradaban. Setelah miliaran tahun mengembara di jagat raya, ia memilih menetap di satu tempat kecil bernama Bumi — hanya untuk mengamati makhluk fana berkembang… lalu punah… lalu berkembang lagi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ahmad Taufik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kembali ke villa

Langit malam masih gelap, lampu kota berkilauan dari kejauhan saat Alex Chu menginjak pedal gas supercarnya perlahan. Mesin Bugatti edisi terbatas itu menderu lembut, meluncur tenang melewati jalan-jalan yang mulai sepi.

Tak ada percakapan, tak ada musik — hanya deru angin dan suara mesin sebagai satu-satunya pengiring keheningan.

Setibanya di kawasan bukit pribadi, gerbang vila otomatis terbuka. Kamera pengenal wajah menyala sejenak sebelum lampu jalan menyambutnya sepanjang jalur masuk. Vila megah bergaya Eropa modern itu berdiri sunyi di tengah taman yang luas dan sejuk, diterangi cahaya lampu kuning hangat.

Begitu mobil berhenti di depan pintu utama, Gao Chen yang sejak tadi menyusul dengan mobil cadangan ikut turun.

> “Tuan Chu,” ucapnya pelan, “apakah Anda ingin saya mengurus sisa laporan tentang Jiang Wei?”

Alex tidak langsung menjawab. Ia menatap bulan di langit, lalu berjalan perlahan masuk ke dalam vilanya.

Interior vila itu sangat tenang, dengan perpustakaan pribadi di sisi kanan dan ruang musik di sisi kiri. Semuanya tampak tidak berubah sejak ratusan tahun terakhir.

Di salah satu dinding tergantung sebuah lukisan tua. Dalam lukisan itu, ada empat orang. Salah satunya adalah Alex Chu — tampak jauh lebih hangat dan tersenyum. Di sisinya, tiga sahabat lama dari masa ratusan tahun lalu, yang kini telah lama tiada.

Alex memandangi lukisan itu sejenak, lalu melepas jasnya dan duduk di sofa kulit berwarna gelap.

> “Tidak perlu,” katanya akhirnya, menanggapi pertanyaan Gao Chen sebelumnya. “Jika mereka cerdas, mereka tidak akan cari masalah lagi.”

> “Tapi jika mereka tetap datang?” tanya Gao Chen pelan.

Alex menghela napas ringan.

> “Mereka hanya manusia.”

Kalimat itu mengandung sesuatu yang lebih dalam — semacam rasa lelah, dingin, dan jarak yang tak bisa dijembatani oleh waktu.

Tak lama kemudian, pelayan tua bernama Uncle Nan masuk membawa secangkir teh hangat.

> “Tuan Muda, teh bunga melati seperti biasa.”

Alex menerima cangkir itu tanpa banyak bicara. Wajah Uncle Nan penuh hormat, tapi juga keakraban yang hanya bisa terbentuk dari waktu yang sangat panjang.

> “Apakah malam ini Tuan ingin ke ruang bawah tanah?” tanya Uncle Nan hati-hati.

Alex hanya mengangguk.

Mereka pun berjalan ke dalam ruangan rahasia — pintu tersembunyi di balik rak buku yang terbuka secara otomatis. Di baliknya, sebuah tangga spiral menurun ke bawah tanah, menuju ruang pribadi Alex yang hanya dia sendiri yang tahu sepenuhnya.

Di ruang bawah tanah itu, terdapat koleksi senjata kuno, arsip sejarah dunia yang tidak pernah tercatat secara resmi, lukisan-lukisan dari abad lampau, dan mobil-mobil langka yang tak pernah diluncurkan ke publik.

Alex melangkah pelan, lalu berhenti di depan satu lemari kaca. Di dalamnya, tergantung sebuah liontin kecil — satu-satunya peninggalan dari teman dekatnya yang terakhir, ratusan tahun lalu. Teman yang pernah membuatnya percaya bahwa hidup di antara manusia bisa berarti... sebelum waktu merenggut segalanya.

Ia menutup matanya sebentar, lalu berbalik.

> “Gao Chen.”

> “Ya, Tuan.”

> “Cari tahu tentang Shen Qingran.”

> “...Apakah Anda ingin saya menggali identitasnya?”

Alex diam sejenak.

> “Tidak. Aku hanya ingin tahu... kenapa dia mengingatkan sesuatu yang sudah lama kutinggalkan.”

Bagi alex mencari informasi itu bisa di lakukan dengan kedipan mata, namun dia meremehkan itu, lebuh suka menyuruh gao wen untuk melakukan hal hal kecil.

1
Dah Leha
bagus dan menarik
Mít ướt
Kayak jadi ikut merasakan cerita yang dialami tokohnya.
Rizitos Bonitos
Tersentuh banget dengan kisah ini.
Azure
Terima kasih penulis hebat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!