THE STRONGEST

Trang!

Trang!

Trang!

Para murid di perguruan Chang terlihat tengah berlatih, mereka mengayunkan pedang mereka dengan sangat baik.

Yi Ling yang berdiri di sambil melihat para murid itu, merasa jika kini para murid perguruan yang didirikan oleh Kakek leluhurnya terdahulu sudah semakin kuat.

"Kakak, bukankah saat ini mereka terlihat semakin kuat?" ucap salah satu murid perguruan Chang.

"Benar, mereka memang semakin kuat,"

"Aku ingat dulu, Nona Wen Jian Yi juga pernah datang ke sini. Tetapi hanya untuk melihat dan juga hanya beberapa hari, setelah itu dia tidak terlihat lagi,"

Yi Ling terdiam mendengar itu, Jian Yi memang tidak pernah au berlatih di dalam perguruan. Dan dia yang pernah datang pun, karena dipaksa oleh Ayahnya.

"Dia....dia berlatih di luar perguruan," ucap Yi Ling dengan asal.

"Jika begitu bukankah Nona Wen Jian Yi sudah sangat hebat dalam menggunakan pedangnya?"

Yi Ling terdiam, tiba-tiba dia ingat jika sudah cukup lama dia tidak melihat Jian Yi membawa, dan menggunakan pedang yang dulu selalu menemani kemanapun dia pergi.

Dan bahkan beberapa hari yang lalu dia melihat Jian Yi justru membawa sebuah kipas.

"Kakak Yi Ling, Kakak!" ucap salah satu murid itu.

"Ah, aku...aku tidak tahu sehebat apa dia menggunakan pedangnya yang sekarang. Kita juga tidak pernah melihat dia menggunakannya,"

Murid itu hanya mengangguk.

Yi Ling kembali terdiam, "Sepertinya aku harus menemui Jian Yi dan bertanya sendiri padanya,"

...----------------...

Prang!

"Kau terus saja membela anak dari adikmu itu! Bahkan kau juga berteriak padaku," ucap Nyonya Wen pada suaminya.

"Dia tidak melakukan apa yang kau katakan, jadi tentu saja aku membelanya. Jika dia memang melakukan apa yang kau tuduhkan, aku tentu akan menghukumnya!"

"Dia jelas-jelas bersalah! Dia...dia menggunakan rumah itu untuk berlatih, dan kau...kau yang mengizinkannya!"

"Aku tidak bisa membiarkan dia berlatih di perguruan, atau membiarkan dia berlatih di hutan lembah karena itu sangat berbahaya!"

"Kau bisa memberikan tempat yang lain padanya, bukan rumah itu! Dulu aku meminta untuk menempati rumah itu, tetapi kau tidak memberikannya padaku,"

"Cukup! Kau sudah mengetahui jika rumah itu adalah rumah milik adikku. Dan kau juga tahu, jika kau tidak berhak untuk tinggal di sana, sementara Jian Yi berhak, karena itu adalah rumah milik orang tuanya!"

"Dia sudah tinggal di rumah ini sejak usianya 10 tahun, apa salahnya jika kita..."

"Aku bilang cukup! Apa kau tidak merasa sudah keterlaluan? Dia sudah melakukan banyak hal untuk keluarga ini, dan dia juga menggunakan rumah orang tuanya sendiri untuk berlatih. Juga, selama ini dia tinggal di kediaman Wen ini karena aku yang memintanya. Karena dia, dia adalah bagian dari keluarga Wen ini!"

Kedua mata Nyonya Wen menatap Tuan Wen dengan tidak percaya.

Sudah lama dia memang tidak menyukai Wen Jian Yi, dulu dia membenci Ibu Jian Yi karena lebih cantik darinya, dan memiliki kehidupan yang baik. Dan dia merasa senang ketika tahu jika Ibu Jian Yi meninggal.

Namun ketika Tuan Wen membawa Jian Yi masuk ke dalam rumah mereka, Nyonya Wen kembali menunjukkan rasa tidak sukanya pada anak dari wanita yang dia benci dulu.

Tuan Wen berjalan keluar dari kamarnya, meninggalkan Nyonya Wen yang terus-terusan ribut.

Jian Yi sendiri saat ini sedang berada di padang rumput yang berada di bukit, samping perguruan Chang.

Dia tidak bisa lagi pergi ke hutan lembah secara diam-diam, karena di sana terlalu berbahaya untuknya sekarang. Jadi diapun hanya bisa duduk di padang rumput dan ditemani oleh angin yang berhembus.

"Sangat membosankan di sini, aku tidak bisa melakukan apapun selain duduk dan melihat rumput hijau dan beberapa pohon saja," ucap Jian Yi.

Jian Yi membuka kipas yang ada di tangannya, melihat lukisan yang ada pada kipas itu, seolah dibuat dengan tinta yang sangat khusus.

"Di mana pedangmu? Dan kenapa kau tidak membawanya, tetapi justru membawa kipas itu bersamamu?"

Jian Yi menoleh dan dia melihat Yi Ling sudah berdiri di sampingnya.

"Kakak Ling, sejak kapan kau berada di sini?"

"Jawab pertanyaanku!"

Jian Yi tersenyum, "Aku bosan menggunakan pedang,"

Yi Ling menatap Jian Yi dengan curiga, karena setiap dia bertanya padanya, Jian Yi selalu menjawab seperti itu.

"Sebenarnya apa yang kau sembunyikan, Jian Yi?" ucap Yi Ling.

"Aku tidak menyembunyikan apapun,"

"Jian Yi, kau..."

"Kakak, berhenti memikirkan hal yang tidak-tidak!Aku benar-benar tidak menyembunyikan apapun dari Kakak Ling,"

Yi Ling masih menatap Jian Yi dengan tidak percaya. Dulu Jian Yi sangat bersemangat membawa pedangnya kemanapun, meski semua orang tidak tahu apakah dia bisa menggunakan pedang itu atau tidak.

Tetapi setelah dia siuman beberapa waktu yang lalu, Yi Ling tidak lagi melihat Jian Yi membawa pedangnya.

Jian Yi berdiri dan tersenyum pada Yi Ling, "Kakak, orang pasti berubah. Begitu juga denganku, sudah cukup lama aku membawa pedang itu kemapun aku pergi. Jadi aku berpikir untuk mengubahnya,"

"Tetapi ini..."

"Kakak, percaya padaku!"

Setelah mencoba meyakinkan Yi Ling, Jian Yi berjalan meninggalkan Yi Ling yang masih ragu untuk percaya pada Jian Yi.

Jian Yi sendiri tidak peduli, apakah Yi Ling akan percaya padanya atau tidak. Karena jika dia mengatakan alasan yang sebenarnya pada Yi Ling. itu akan membuat Yi Ling sangat bersalah, dan pasti tidak mau lagi menggunakan inti kultivasinya itu.

Saat Jian Yi sudah jauh dari Yi Ling, dia berhenti dan duduk di bawah pohon yang tidak begitu besar.

"Aku harus segera menyempurnakan teknik kipas ini, agar Kakak Ling tidak lagi bertanya mengenai pedang itu. Lagipula, selama ini tidak ada yang tahu jika aku bisa menggunakan pedang itu,"

Meski tidak ada yang tahu ada di tingkat berapa kultivasi Jian Yi, namun ada beberapa orang yang tahu jika dia pernah membunuh binatang spiritual tingkat empat di hutan lembah, yang tentu saja mereka pasti tidak mengatakan hal itu pada Yi Ling.

Seseorang yang dapat membunuh binatang spiritual tingkat empat, pastilah sudah memiliki kultivasi pada pengumpulan Qi di atas tingkat lima.

Karena itu, Jian Yi harus lebih meningkatkan kekuatannya, agar saat mereka mengetahui tingkat kultivasinya, mereka akan tahu jika senjata yang dapat dia gunakan adalah kipas itu. bukan pedang yang selalu dia bawa.

Jian Yi berjalan menuju kediaman Tuan Wen, sudah seharian ini dia belum kembali ke sana. Dan Jian Yi ingin melihat apa yang sedang terjadi di sana.

"Apa kau sudah dengar? Perguruan Xuan kembali mendapatkan calon murid baru lebih banyak dari perguruan Ming," ucap seseorang yang Jian Yi lewati.

"Iya, aku sudah mengetahui itu. Siapa yang tidak ingin masuk ke dalam perguruan itu? Di sana banyak murid-murid yang hebat, juga ada Kakak Cai Jin Cheng yang juga kuat dan tampan,"

"Benar, jika saja aku bisa masuk ke dalam perguruan Xuan. Aku pasti bisa melihatnya setiap hari,"

Jian Yi hanya diam melewati dua wanita itu, "Memang apa hebatnya Cai Jin Cheng? Wajahnya juga tidak begitu tampan, justru dia..."

Jian Yi segera menggelengkan kepalanya, membuang semua pikiran dia pada Jin Cheng yang tengah dibicarakan oleh dua wanita tadi.