Melinda dan Rauf sudah menikah selama tiga tahun, tetapi sampai saat ini belum juga di karuniai seorang anak. tiga tahun bukanlah waktu yang singkat, hingga membuat Tini-- Ibu mertuanya meminta Rauf-- putranya untuk menikah lagi.
"nak, menikalah dengan Sintia tanpa sepengetahuan istrimu!"
bagai disambar petir disiang hari, membuat tubuh Rauf terdiam kaku dengan perasaan yang gelisa. permintaan itu benar benar membuat Rauf dilema. disisi lain dirinya tidak ingin menduakan istrinya, tetapi disisi lain Rauf juga sulit untuk menolak permintaan sang ibu.
lantas, bagaimana kelanjutannya? apakah Rauf akan mengikuti ucapan ibunya? jika iya, lalu bagaimana nasib Melinda? serta, bagaimana perasaan Melinda setelah tau jika suaminya akan menikah lagi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon UmiR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 23
sehabis makan, rauf mencoba keruang tengah, untuk membujuk sintia yang sedang menonton tv.
sementara melinda, sudah tidak lama lagi akan sampai di rumahnya rauf, untuk bertemu dengan ibu mertuanya.
rauf sampai di ruang tenga, dan duduk di samping sintia, dengan tujuan untuk merayu sintia, agar sintia mau pulang ke rumahnya.
" sintia.." panggil rauf.
" iya mas, kenapa? kangen ya sama aku." ucap sintia.
" e.. ada yang mas mau bicarakan sama kamu." ucap rauf kepada sintia.
" emangnya mas mau membicarakan apa kepada sintia.?" tanya sintia.
" sintia pulang ya, ke rumahnya sintia.! ucap rauf.
" sintia kan sudah katakan, bahwa sintia tidak mau pulang, sintia masih mau di rumah ini." ucap sintia.
" tapi sayang.. tolonglah mengerti, mas dengan melinda, sedang masih ada masalah yang belum di selesaikan, mas tidak mau dengan adanya kedatangan kamu di rumah ini, melinda mengetahuinya, masalah mas dengan melinda, akan menjadi lebih besar." ucap rauf.
sementara melinda, baru saja sampai di rumahnya rauf, dan melinda memarkir mobilnya, di depan rumah, di samping mobilnya rauf.
karena, di ruang tengah tempat di mana rauf dengan sintia berbicara, sedang ada suara tv, maka rauf dan sintia tidak mendengar suara mobil melinda, yang berhenti di depan rumah.
begitu juga dengan ibu tini, karena sedang beres- beres di dapur, ibu tini juga tidak mendengar suara mobil melinda yang berhenti di depan rumahnya.
setelah mobil melinda terparkir, melinda langsung turun dari mobilnya, dan menuju pintu rumahnya rauf. karena pintu rumahnya rauf terbuka, maka melinda langsung memberi salam.
" assalamualaikum.. " ucap melinda.
" assalamualaikum.. " ucap lagi melinda.
" assalamualaikum.. ibu.. " ucap melinda yang ketiga kalinya.
karena ibu tini di dapur, maka ibu tini tidak mendengar salam dari melinda, begitu juga dengan rauf dan sintia, karena ada suara tv, mereka juga tidak mendengar suara melinda.
karena tidak ada jawaban, dan melinda melihat pintu rumah terbuka, jadi melinda langsung masuk ke dalam rumahnya rauf, karena melinda pikir, mungkin tidak menjawab salam dari melinda, karena ibu tini di dapur, jadi melinda langsung masuk dan bertujuan untuk memberi kejutan kepada ibu mertuanya.
karena dapur ibu tini, harus melewati ruang tengah, maka melinda berjalan menuju ruang tegah, dan sebelum sampai di ruang tengah, melinda mendengar suara berbicara.
dan langkah kaki melinda terhenti, dan tidak sengaja melinda mendengar percakapan rauf dan sintia.
" itukan urusan mas dengan melinda, bukan urusan saya." ucap sintia dengan keras.
" tolonglah mengerti sintia, jangan keras kepala seperti itu." ucap rauf.
" pokoknya sintia tidak mau pulang, sintia masih ingin di rumah ini." ucap sintia.
" kenapa sih kamu keras kepala seperti ini.?" tanya rauf.
" tolong lah sintia, kamu harus pulang, mas tidak mau dengan adanya kedatangan kamu di rumah ini, masalah mas dengan melinda akan menjadi lebih besar." ucap rauf sambil memohon- memohon kepada sintia.
" tidak, tidak, sintia tidak mau pulang, sintia masih ingin di sini." ucap sintia dengan lebih keras. sampai rauf menjadi emosi dan menampar sintia.
pakkk.. " sudah hilang kesabaran ku sintia, mau di ajak baik- baik kamu tidak mau mendengar, baik lah mas akan ikut semua keinginanmu dan sesukamu." ucap rauf dengan penuh emosi.
sementara melinda, masih menyaksikan pertengkaran rauf dan sintia.
" dan kamu sekarang juga akan aku ceraikan, karena aku sudah muak sama kamu." ucap rauf.
" kenapa mas menampar sintia? sintia kan hanya ingin tinggal di sini dengan mas, karena sintia sedang hamil." ucap sintia sambil berteriak- teriak dan menangis.
ibu tini mendengar suara sintia dengan rauf bertengkar, cepat- cepat berjalan ke ruang tengah, untuk memastikan apa yang telah terjadi antara rauf dan sintia.
dan ibu tini bertanya.
" ada apa ini? sintia, kenapa kamu menangis.?" tanya ibu tini.
" rauf menampar ku ibu, hanya karena sintia tidak mau pulang ke rumah sintia, dan rauf menceraikan sintia." ucap sintia sambil menangis.
" lagian kenapa sih, kamu tidak mau pulang, masih kurang, apa yang ibu kasih sama kamu,? sampai kamu tidak mau pulang ke rumahmu." ucap ibu tini dan bertanya.
" iya, memang masih kurang, sintia ingin rauf mendampingi sintia setiap saat." ucap sintia.
" tapikan, kita sudah sepakat sintia, bahwa kamu tidak bisa menuntut lebih kepada rauf, karena rauf sudah beristri. dan rauf sangat mencintai istri pertamanya." ucap ibu tini kepada sintia.
"iya ,memang ada perjanjian, tapi sintia sedang ngidam, ingin di samping rauf, makanya sintia datang kemari." ucap sintia.
" ah, alasan saja." ucap rauf.
" sudah rauf, ikutin saja dulu kemauannya." ucap ibu tini.
" tapi bu, rauf mau, sekarang ini rauf akan menceraikan sintia, agar urusan rauf dengan melinda cepat selesai." ucap rauf.
" tidak mas, kamu tidak bisa menceraikan sintia sekarang, karena sintia sedang hamil, dan kitakan sudah sepakat, bahwa kita akan bercerai, terkecuali anakku yang akan lahir nanti, adalah perempuan." ucap sintia.
" tapi.. " ucap rauf.
" sudah-sudah rauf, nanti kita pikirkan lagi.masalah perceraian." ucap ibu tini.
" sintia, sekali lagi ibu mohon sama kamu, besok kamu pulang ya.." ucap ibu tini sambil membujuk sintia.
" baiklah, sintia akan pulang, tapi, sintia mau rauf yang aka mengantar sintia, dan rauf janji dulu, bahwa rauf akan menginap untuk beberapa hari di rumah sintia." ucap sintia.
" baik lah, mas akan mengantarmu pulang, dan mas akan menginap di rumahmu." ucap rauf.
" dan malam ini, sintia mau mas menemani sintia tidur." ucap sintia lagi.
karena, tidak ada pilihan lain agar sintia mau pulang ke rumahnya, maka rauf mengikuti kemauan sintia.
" baiklah." ucap rauf.
" makasih mas. " ucap sintia sambil memeluk rauf.
dan melihat rauf dan sintia berpelukan, melinda langsung keluar, dari rumahnya rauf dan langsung masuk ke mobil, sambil menangis.
dan ibu tini, rauf, dan sintia, mendengar suara langkah kaki yang berjalan dengan cepat di ruang tamu, mereka langsung sama-sama keluar dari ruang tengah, dan menuju ruang tamu untuk melihatnya.
dan mereka tidak melihat siapa-siapa di ruang tengah, dan rauf langsung keluar dan sempat melihat melinda, di dalam mobil ibunya yang pergi.
" melinda...