Shutttt.... Ini rahasia kita, akan ku ceritakan kisah masa lalu ku pada kalian semua yaitu cerita pertemuan ku dengannya yang membuat semua air mata menghilang dan kekejaman dunia sirna...
Note : Ada 3 segi prespektif, setiap prespektif menceritakan kisahnya sendiri menurut sudut pandangnya.
Bab I : past story of Hao Ling the love
Bab II : past story of Yuan the sacrifice
Bab III : ----
Saya harap penyuka novel fantasi timur masih banyak dan kompak semua, terimakasih buat yang sudah baca novel saya mohon untuk tinggalkan like dan komentar yang membangun ya gaisss 🐼🐼🐼
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Belzebub, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kedai tuan Ming
Semua orang setuju dengan perkataan Yuan kemudian mereka berjalan bersama menuju lantai atap untuk berkumpul, dengan Hao Ling yang kembali menggandeng tangan Yuan sambil tertawa senang, membuat Ling Zhu kembali berpikir.
*Apakah jika aku lebih dulu bertemu dengan nona Ling seperti tuan muda Yuan, nona akan menunjukan tawa yang sama seperti itu padaku ?*
Dan begitulah kisah pergantian tahun pertama ku di kota Taiyin, dimana pertemuan ku kembali bersama Yuan dan cerita tentang persaingan dalam memperebutkan hari yang kekanak-kanakan terjadi.
Kami dan para tamu undangan berkumpul di lantai atap, menyaksikan kemeriahan kembang api pergantian tahun yang cahayanya menghiasi langit malam dengan meriah dan penuh sorak soraya kegembiraan.
Dan yang paling penting tentu saja orang yang hampir setahun menghilang dan paling aku rindukan kini berada di sebelah ku memandangku sambil tersenyum lembut dengan raut menunjukan rasa bangga karena telah memilikiku, membuatku berpikir bahwa tidak ada laki-laki lain di dunia ini selain Yuan yang mampu membuatku merasa beruntung telah terlahir sebagai perempuan yang di cintai dengan bangga.
Setelah pertunjukan kembang api selesai akhirnya pesta yang sesungguhnya berlangsung, semua orang berkumpul di halaman rumah untuk minum-minum serta bercanda gurau untuk mempererat hubungan.
Kakak ku Tian yang kini sudah berumur 20 tahun akhirnya diperbolehkan untuk minum arak pertamanya sehingga dia mabuk dan bersikap seperti orang bodoh sama seperti ayahku, keduanya bergandeng tangan dan menari-nari membuat orang-orang yang melihatnya tertawa terpingkal-pingkal.
"Astaga kalian berdua memang ayah dan anak, sudah tidak perlu diragukan lagi. Hahahaha.... Arak malam ini terasa sangat manis, Patrick Chen ayo tambah minumannya, kalian semua juga ayo nikmati pesta yang meriah ini."Ujar Ling Yun bersemangat sambil mengangkat minumannya disertai sorakan semua orang.
Aku dan Yuan memperhatikan kemeriahan itu dari lantai dua sembari menikmati suasana yang ramai.
"Mereka semua tampak bersemangat sekali, membuatku senang melihatnya."Ujar Yuan sambil tersenyum.
Aku memegang dahiku sambil sedikit merunduk dan berkat."Aku malu melihat ayah dan kakak ku, lihatlah apakah mereka masih waras ?"
"Jangan salah paham justru memang seperti itu cara yang benar menikmati pesta bagi orang dewasa."Ujar Yuan mempermainkan ku.
"Kamu sepertinya suka membuatku kesal padahal kamu suka menghilang sesuka hati?"Ujar ku kesal.
"Maafkan aku, kenapa kamu selalu mengungkit masalah itu bukankah aku sudah berjanji tidak akan pernah menghilang lagi ?"
"Tetap saja, siapa tau kau akan melakukannya lagi."
"Tenang saja, aku selalu memegang janji. Ngomong-ngomong baru-baru ini tuan Ming membuka kedai mie di kota."
"Benarkah ?"Ujarku dengan raut bingung.
Yuan menghela nafas menyadari sesuatu sambil mengusap kepala ku."Jangan bilang selama ini kamu selalu berada di kamar ?"
"Memangnya saat itu aku bisa kemana lagi selain di kamar, ibu dan ayah tidak membiarkan ku meninggalkan rumah setelah kejadian malam musim dingin saat aku jatuh dari jendela dan seorang b4jingan meninggalkan ku dengan kedua kaki terkilir."
Yuan tersenyum canggung kehabisan kata-kata berusaha untuk berpaling dari tatapan dingin ku yang menyinggung perbuatannya.
"Saat itu, ah.... Bagaimana jika aku mengajakmu ke kediaman tuan Ming ? Kali ini aku akan mentraktir mu."
"Malam sudah larut, kediaman ku dan alun-alun kota jaraknya juga cukup jauh."
Dengan percaya diri Yuan berkata."Nona pemuda dihadapan mu ini bisa melakukan apa saja, sekarang bersiaplah dan gunakan pakaian hangat agar kamu tidak kedinginan, aku akan menunggu."
Aku yang mendengar itu langsung merasa sangat antusias."Benarkah ? Kalau begitu aku akan segara bersiap, tunggulah di sini dan jangan kemana-mana berjanjilah."
Yuan tersenyum memandangku yang takut di tinggal, kemudian iapun mengusap kepala ku dan dengan lembut berkata."Aku tidak akan kemana-mana, jangan terburu-buru."
Mendengar itu aku menjadi lega dan bergegas menuju kamar untuk bersiap, dia benar-benar tau cara membuatku merasa nyaman dan tenang.
Setelah selesai memakai pakaian hangat aku kembali menemui Yuan, pemuda itu masih berada disana seperti yang dikatakannya.
"Apakah kamu sudah siap ?"
Aku mengangguk dan tanpa ku duga Yuan tiba-tiba membopongku, lalu dengan satu dorongan kakinya kami berdua melesat ke udara.
Alih-alih merasa takut, kedua mataku justru berbinar, melihat bulan terasa lebih besar dari biasanya dan pemandangan yang ada di bawah sungguh sangat indah membuatku terpesona dan tidak dapat berkata-kata selain menikmati sensasi itu.
Namun yang lebih penting. Degup jantung, kulitnya yang putih dan hangat serta aroma daun mint dari tubuhnya benar-benar terasa seperti candu yang tiada habisnya.
Tanpa ku sadari aku melepaskan penutup mata Yuan, memperlihatkan sepasang matanya yang berwana emas dan sangat indah melebihi ribuan bintang yang berserakan di langit malam itu.
Yuan tersenyum ke arah ku kemudian kembali fokus memandang ke depan, setelah beberapa saat akhirnya kami sampai di alun-alun kota. Yuan dengan lembut mendarat di dekat sebuah kedai yang tidak terlalu ramai pembeli dan perlahan menurunkan ku.
Meski keadaan sudah larut malam jalanan kota masih sangat ramai dengan orang-orang yang menikmati banyak hiburan yang hanya bisa di temui ketika malam pergantian tahun.
Karena sebelumnya ketika masih berada di udara, malangnya aku tidak sengaja menjatuhkan kain hitam penutup mata Yuan, sehingga Yuan dengan kedua mata tertutup menggandeng tangan ku menuju ke sebuah kedai yang merupakan kepemilikan tuan Ming.
Entah mengapa rasanya sangat aneh mengingat Yuan yang di anggap buta oleh semua orang kini sedang menggandeng tanganku dan menuntut jalan dengan pasih.
Aku tidak sanggup lagi menahan tawa ku membayangkan pikirkan semua orang yang melihat kami berdua sekarang, hingga suara tawa kecil ku di dengar oleh Yuan.
"Apa yang sedang kamu tertawakan ?"
"Tidak ada, rasanya aneh saat di tuntun oleh seseorang yang di anggap buta."
Mendengar hal itu Yuan juga ikut tertawa dan berkata."Semua orang pasti kebingungan melihatnya."
"Iya, makanya aku tertawa."
Kami berdua tertawa bersama, bergurau satu sama lain dan membuat pasangan lain iri melihat kedekatan kami. Hingga akhirnya aku dan Yuan sampai di kedai milik tuan Ming yang dikatakan sebelumnya.
Karena saat itu sedang tidak ada pelanggan, kami berdua kemudian langsung duduk di kursi yang bersebrangan langsung dengan pejalan kaki.
Awalnya aku mengira tuan Ming yang akan melayani kami, tapi ternyata yang datang adalah seorang perempuan muda yang pandangannya langsung terpaku pada Yuan, membuatku kesal melihatnya.
Seolah mengerti dengan situasi, Yuan kemudian bertanya."Dimana tuan Ming ?"
"Ah, beliau ada di dalam dan sedang beristirahat karena seharian sudah melayani banyak pelanggan."
"Katakan padanya bahwa seorang teman ingin bertemu dengannya."
"Baik tuan, mohon tunggu sebentar."Ujar perempuan itu sebelum akhirnya pergi memanggil tuan Ming.
Tidak berselang lama seorang pria paruh baya berperut buncit yang familiar datang, dia langsung tertawa ketika menyadari siapa orang yang berani menganggunya yang sedang beristirahat.