PAST STORY OF HAO LING

PAST STORY OF HAO LING

Kepindahan

Tahun musim semi 203, kota Taiyan provinsi HauLing. Padahal hari tersebut aku dan keluargaku pindah dari pusat pemerintahan kekaisaran menuju kota Taiyan yang berada di utara benua tengah, keluargaku merupakan salah satu keluarga ternama yang memiliki garis keturunan langsung dari akar keluarga kekaisaran yang dilimpahkan berkah untuk mengemban marga Hao yang ternama.

Namaku Hao Ling, perempuan berumur 17 tahun yang merupakan anak ke dua dari keluarga utama marga Hao dan tentunya secara fisik dan rupa aku tidak terkalahkan dari gadis manapun di dunia ini.

Aku memiliki seorang kakak laki-laki bernama Hao Tian yang terkenal tampan dan baik hati, sekarang umurnya mungkin sudah menginjak akhir 19 tahun itu artinya dalam waktu dekat akan ada acara kedewasaan untuknya.

Kemudian untuk alasan kepindahan yang mendadak ini tentunya terkait dengan pekerjaan ayah dan kerinduannya kepada anak pertamanya. Kakak ku Tian merupakan murid sekte ternama yang berada di kota ini, sementara pekerjaan ayah ku dipindahkan dari ibukota ke kota Taiyan karena ketidak becusan rekannya dalam mengemban tugas.

Karena itulah ayah menerima pekerjaan ini sehingga bisa tetap dekat dengan kakak ku Tian yang sudah berpisah selama 5 tahun lamanya karena kebijakan sekte yang tidak memperbolehkan muridnya untuk pulang sebelum mencapai tingkatan tertentu.

Dalam perjalanan menuju rumah baru itulah kisah ku dan dia dimulai dalam pertemuan pertama kami berdua yang tidak disengaja namun sudah di tulis oleh liciknya takdir, di tengah berisiknya jalanan kota yang ramai lalu lalang, kereta kuda yang membawa kami perlahan bergerak menyusuri jalanan kota.

Saat itu aku yang masih lugu dan mudah tertarik akan sesuatu tidak sengaja melihat seorang pemuda sebaya ku yang sedang menjual pernak-pernik dan tengah melayani beberapa pelanggan wanita muda.

Karena kereta kuda keluarga ku bergerak pelan aku jadi bisa memerhatikan lebih banyak, pemuda itu memiliki rambut hitam lebat yang di kuncir dengan poni yang panjang hingga menutupi kedua matanya.

Senyumannya lebar hingga memperlihatkan giginya yang tersusun rapih, namun yang menarik perhatian ku adalah gigi taringnya yang sedikit lebih panjang dari orang normal.

Dalam benak ku saat itu hanya kata aneh yang dapat menggambarkan pemuda tersebut, namun mungkin karena aku terlalu lama memperhatikannya pemuda itupun sadar dan balik mendongakkan wajahnya ke atas menatapku ketika kereta kuda kami tepat lewat di hadapannya.

Angin berhembus, detak jantungku semakin berdetak pelan dengan waktu yang terasa bergerak semakin lambat. Kedua mata kami bertemu, angin yang berhembus sedikit menerpa poni rambut pemuda itu memperlihatkan mata kirinya yang memiliki warna emas dengan pupil aneh karena terlihat seperti mata hewan buas.

Aku tertegun pada saat itu melihatnya, karena baru kali ini aku melihat sesuatu yang begitu indah dan unik. Matanya berkilauan lebih indah dari berlian ketika sinar matahari menerpanya, namun sepertinya pemuda itu berpikir hal lain dengan dia yang tampak buru-buru berpaling dan menutupi kembali matanya dengan poni.

Aku merasa sangat penasaran dengan pemuda tersebut, namun hal yang mengejutkan terjadi setelahnya ketika dari arah depan terlihat sekelompok pria yang mengenakkan pakaian sekte yang sama dengan kakak ku datang dan meneriaki nama pemuda sebelumnya.

"Yuan ! Dasar anak nakal bukannya berlatih kau malah bermain-main disini dan mempermalukan sekte dengan berjualan barang palsu. Guru ini akan menangkap mu dan memberikan mu pelajaran !!"Pria itu berkata keras sambil berlari bersama rekannya ke arah pemuda bernama Yuan tersebut.

Yuan tampak bergegas pergi sambil tersenyum ke arah pembelinya yang tampak marah ketika mengetahui barang yang mereka beli adalah barang palsu.

"Hehehe, aku akan mengembalikan uang kalian jika kita bertemu kembali."Ujar Yuan.

Beberapa perempuan muda itu tampak marah dan hendak menangkap Yuan, namun pemuda tersebut dengan lincah melompat ke atas kereta kuda ku dan tersenyum ke arah ku sambil melempar sebuah kalung berkilauan berwarna emas mirip dengan warna matanya.

"Barang yang itu asli."

Setelah mengatakan itu padaku yang masih diam dalam bingung, pemuda bernama Yuan itu kembali melompat ke atas atap-atap rumah untuk melarikan diri tanpa kesulitan.

Setelah pemuda itu pergi, aku hanya diam tanpa kata memandangi kalung pemberian pemuda tersebut di tangan ku, mengabaikan pertanyaan kusir ku yang menanyakan keadaanku hingga beberapa saat setelahnya aku menjawab baik-baik saja.

Aku hanya diam bahkan setelah sampai di rumah baru keluarga ku, aku masih terduduk diam di kamar ku memandangi kalung pemberian pemuda sebelumnya.

Warna kalung itu memang sama dengan warna mata pemuda itu namun jika di bandingkan, warna mata pemuda tersebut lebih indah dan lebih misterius dari apa yang ada di tangan ku sekarang.

"Yuan..."

Tanpa sadar aku mengumumkan nama pemuda tersebut dalam benak ku, seakan aku sudah tidak asing dengan sosoknya yang masih abu-abu itu.

Semua orang yang mengenal ku mengetahui kalau aku adalah anak perempuan yang jarang bicara atau menunjukan ketertarikan terhadap sesuatu karena hampir semua hal mewah yang telah aku miliki membuat ku merasa bosan.

Namun hari ini, entah kenapa pikiran ku yang jenuh ini hanya memikirkan pemuda misterius sebelumnya.

Aku bingung apa yang sebenarnya membuat ku tertarik dengan pemuda itu, aku terus berpikir hingga tidak terasa aku memikirkannya hingga larut malam sampai tertidur dan masih dengan menggenggam kalung pemberiannya.

Dalam tidur malam itu aku bermimpi berada di pinggir lautan dengan sosok pemuda dewasa yang samar-samar sedang tersenyum ke arah ku.

Dalam mimpi itu dia berkata bahwa tidak perduli berapa kalipun kehidupan terulang, dia akan menemukan ku kembali dan menyelamatkan ku apapun yang terjadi hingga pada akhir kalimat tubuhnya retak dan pecah menjadi butiran cahaya terang.

Pada saat yang sama akupun terbangun, menyadari bahwa matahari sudah naik dan memancarkan cahayanya yang terang dan hangat.

Aku beranjak dan duduk di pinggiran kasur sambil berusaha mengingat rupa pemuda yang ada di dalam mimpiku sebelumnya.

Namun sekeras apapun aku mencoba sosok itu masih tetap samar-samar dan tidak bisa ku kenalin meskipun sosoknya yang hangat terasa familiar.

Ketika pikiran ku kembali buntu suara panggilan dari pelayan di luar kamar memanggil dan menyuruhku untuk bersiap karena hari ini kami akan berkunjung menemui kakak ku Tian.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!