Setelah dikhianti oleh pria yang dicintainya, Vani tidak ingin lagi jatuh cinta, tetapi takdir justru mempertemukan Vani dengan Arjuna.
Seorang CEO yang dikenal dengan rumor sebagai pria gay.
Karena suatu alasan, Vani setuju saat Juna melamarnya, karena berpikir Juna seoarang gay dan tidak mungkin menyentuhnya. Namun siapa sangka jika rumor tentang gay itu salah. Juna adalah sosok suami yang begitu memuja Vani.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cinta Halu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Apa Kamu Mau Menjadi Pasanganku?
Vani hanya terdiam selama perjalanan menuju kembali ke apartement. Berbeda dengan Arjuna yang terus saja berusaha mengajak Vani bicara meskipun Vani tetap saja mengacuhkannya.
"Sayang, bagaimana kabarmu selama aku tidak ada? Apa terjadi sesuatu?" tanya Arjuna ingin menyentuh tangan Vani, tapi Vani menepisnya.
"Kamu marah? Apa salahku?" tanya Arjuna lagi.
"Kamu tidak sadar apa salahmu?" ucap Vani kesal.
"Apa salahku?" tanya Arjuna tanpa rasa bersalah.
"Aku tidak suka dengan sikapmu. Antara kita tidak ada apapun, kenapa kamu masih saja mengatakan kita pasangan?" Vani tak bisa lagi menahan rasa kesalanya.
"Karena aku menganggapmu sebagai pasanganku. Jika tidak aku tidak akan melakukan hal-hal diluar kebiasanku. Semua itu hanya terjadi padamu, Vani. Dan lagi, sikapku yang seperti apa yang tidak kamu sukai? Aku akan merubahnya jika itu salah?" Arjuna menghentikan mobilnya di tepi jalan.
Vani yang mendengar jika Arjuna menganggapnya sebagai pasangan ingin sekali membantah hal itu, sebab dia sama sekali tidak menganggab Arjuna sebagai pasangan, namun mulutnya tak dapat mengeluarkan kalimat untuk membantah Juna.
"Aku tidak suka jika kamu selalu melakukan semua hal semaumu tanpa izinku. Cobalah untuk bertanya pendapatku lebih dulu sebelum melakukan apapun," ungkap Vani dengan wajah kesalnya.
"Baiklah, Sayang. Aku minta maaf untuk itu. Mulai sekarang aku akan bertanya dan meminta izinmu dulu sebelum melakukan sesuatu."
Ucapan Arjuna lagi-lagi membuat keduanya tetlihat seperti pasangan sekali pun itu tidaj benar.
"Berhenti juga mengatakan kita pasangan karena kita bukan pasangan. Kamu juga tidak pernah bertanya padaku tentang hal itu," ucap Vani lagi.
"Kamu tidak ingin menjadi pasanganku? Apa aku tidak pantas untukmu? Aku akan menjauh jika memang menurutmu aku tidak pantas untukmu." Raut wajah Arjuna terlihat murung, dan itu membuat Vani menjadi serba salah.
"Bukan seperti itu maksudku, maaf. Tidak ada kesepakatan diantara kita yang bisa mengatakan kita sebagai pasangan," cicit Vani pelan.
Arjuna tersenyum mendengarnya. "Baiklah, aku mengerti. Apa kamu mau menjadi pasanganku?" tanyanya.
"Ha? Apa ini sebuah ungkapan cinta?" tanya Vani gugup.
"Aku tidak mengatakan cinta. Tapi jika itu pendapatmu, maka iya, ini cinta," ucap Arjuna membuat Vani jadi salah tingkah.
"Menyebalkan!" dengus Vani kesal, tapi justru membuat Arjuna tertawa.
"Sayang, aku hanya bercanda. Jangan marah!" Arjuna menggenggam kedua tangan Vani.
"Tolong jawab dengan jujur. Kenapa kamu selalu mengklaim aku sebagai pasanganmu?" tanya Vani menatap serius pada Arjuna.
"Karena aku memang menganggapmu sebagai pasanganku." Dengan lantang Arjuna menjawab.
"Alasannya? Kamu tidak mungkin bertingkah seperti ini tanpa alasan. Jelaskan padaku yang sebenarnya!" pinta Vani tak ingin lagi salah paham, Vani ingin kejelasan dari sikap Arjuna padanya, agar Vani juga dapat menyikapi semua itu dengan baik.
"Kamu pasti mendengar gosip orang-orang yang mengatakan aku penyukai sesama jenis. Selama ini aku tidak pernah mempermasalahkan itu, karena meski pun aku tidak merasa jika aku seperti itu, tetapi aku juga tidak bisa membantah, sebab aku juga tidak pernah merasa menyukai perempuan. Tidak pernah sekali pun aku tertarik pada perempuan, hingga akhirnya aku merasakan semua itu padamu. Entah apa yang menarik darimu, tapi yang pasti aku menyukai semua yang ada padamu. Aku tidak pernah bosan melihatmu. Namun aku juga merasa janggal dengan perasaanku sendiri, hingga akhirnya memilih meninggalkanmu di rumah sakit, dan berjanji pada diriku sendiri akan menjadikanmu milikku jika kita kembali bertemu dengan rasa yang sama. Selebihnya kamu tahu apa yang terjadi," ucap Arjuna jujur mengatakan semuanya.
Vani masih terdiam mencerna semua yang dia dengar dari Arjuna. Vani juga sudah tahu kelanjutan apa yang Arjuna maksud, yaitu saat Vani meminta Juna bersandiwara di pernikahan Johan. Mengingat pernikahan Johan, Vani kembali teringat akan Johan yang masih saja mengejarnya.
"Sekarang aku akan jujur padamu. Aku bukanlah pria yang pandai dalam meluluhkan hati wanita, karena jujur saja kamu adalah wanita pertama yang pernah ada dal hidupku. Aku tidak bisa mengatakan jika aku mencintaimu karena aku sendiri tidak tahu apa itu cinta, tetapi yang aku tahu, Aku ingin kamu menjadi pasanganku. Aku ingin mengenalmu lebih jauh, aku juga tidak ingin orang lain mendekatimu karena aku merasa kamu hanya milikku. Untuk itu, sekarang aku ingin bertanya padamu, apa kamu mau memberikan aku kesempatan untuk mengenalmu lebih jauh?" tanya Arjuna benar-benar dapat meluluhkan hati setiap wanita karena kejujurannya.
"Aku juga tidak bisa menjanjikan padamu jika aku akan memberikanmu cinta yang besar, karena aku sendiri belum bisa mengartikan apa sebenarnya yang aku rasakan. Jika semua yang aku rasakan adalah benih cinta untukmu, maka aku pasti akan berusaha untuk selalu membahagiakanmu. Namun, jika pada akhirnya perasaan ini akan menghilang, aku juga pastikan aku tidak akan menyakitimu dan merugikanmu. Karena itu aku minta kesempatan darimu untuk kita, terlebih untukku sendiri, untuk memastikan diriku sendiri apakah aku normal atau tidak," sambung Arjuna tanpa rasa malu mengatakan semua itu.
"Baiklah, aku setuju," jawab Vani yang merasa tidak punya alasan lagi untuk menolak Arjuna, terlebih lagi Vani pikir dia dapat memanfaatkan itu semua untuk menghindar dari Johan. Baik dia atau pun Arjuna, mereka sama-sama saling membutuhkan dan Vani pikir tidak ada salahnya memberikan Arjuna kesempatan.
"Jadi, kita resmi bersama? Kamu tidak akan membantah jika aku mengatakan kita pasangan?" tanya Arjuna lagi memastikan.
"Ya, kita pasangan," jawab Vani dengan wajah merona malu mengatakannya.