bagaimana jadinya jika putri seorang pengedar narkoba terpaksa harus bersembunyi dipesantren karna bandar narkoba terobsesi kepadanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aqilaarumi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 9
Hari ini Ning Salwa mencium aroma Bunga yang dikirimkan Gus Zai untuk nya,ia mau menolak bunga itu tapi hatinya terus saja berkata lain.
"Y Allah apa yang harus kulakukan,aku bingung dengan perasaanku sekarang haruskah aku menerima Gus Zai lagi,haruska aku melanjutkan rencana pernikahan kami"
Ning salwa terus berdoa meminta petunjuk, sampai akhirnya wajah Risa terlintas didalam benaknya.
"Ia,aku harus menemui perempuan itu aku harus memperjelas apa yang dikatakan oleh Gus Zai"
Dengan langkah tergesa gesa Ning Salwa melangkah kan kakinya kebutik ustadzah halima yang berada dibelakang pesantren.
"Assalamualaikum"
"Waalaikum salam" jawab mereka secara serempak.
Ning salwa yang melihat Risa sedang menatap my juga,ia berjalan menghampiri Risa dengan perasaan yang tak menentu.
"Maaf menganggu bisa kita bicara sebentar"
Risa menatap ustadzah halima seakan meminta izin ustadzah Halimah pun mengerti arti tatapan itu.
"Pergilah" ucapnya
"Makasih ustadzah"
Nning Salwa pun berjalan mendahului Risa,dan Risa Hanya mengekor dibelangkang nya.
Hingga mereka sampai disebuah kolam ikan dengan berbagai jenis ikan didalamnya.
" Duduklah" tunjuk Ning salah pada sebuah kursi berwarna coklat tua yang mengarah langsung kekolam ikan tersebut.
Risa un duduk disusul Ning Salwa menyusulnya dan mengambil posisi disamping kanan Risa.
Sejenak hening
" Hmm sudah dua kali Gus Zai mengirimkan bunga untuk ku separti yang sudah sudah"
Risa langsung menoleh menatap Ning Salwa dengan tatapan sulit untuk diartikan.
" Dan kemarin aku berpapasan dengan beliau dan dia bicara kepada ku kalau dia akan melanjutkan rencana pernikahan kami, pernikahan kalian hanya sebentar dan kamu sendiri yang mengatakan hal itu kepada nya"
Hatibrisa seperti bergetar menahan sesak di dada,tapi tidak bisa dipungkiri kalau memang ia meminta Gus Zai untuk tidak pernah menganggap pernikahan ini ada karna baginya ini hanyalah sebuah tamen baginya untuk bersembunyi dari seorang berneto.
Jari jari Risa saling meremas satu sama lain.
" Jujur aku sangat bingung dengan perasaan aku sekarang tapi kalau boleh jujur aku sangat senang mendengar semua perkataan Gus zAi tapi disisi lain aku juga tidak ingin ada yang tersakiti dalam hubungan ini" lanjut Risa dengan segala kegundahan didalam hatinya.
Risa menghelai nafas kasar nya.
" Hmm kamu jangan takut dan jangan merasa bersalah apa yang dikatakan Gus Zai tentang hubungan kami itu benar adanya,jadi percayalah kepada Gus Zai,bila saatnya tiba aku akan pergi dari hidup kalian berdua pernikahan kami terjadi karna kesalah pahaman saja dan akan sulit bagi kami untuk mempertahankan pernikahan ini"ucap Risa meskipun hatinya terasa ditusuk tusuk tapi dia berusaha menepisnya,ia tidak boleh jatuh cinta pada Gus Zai hanya itu yang terus berputar didalam fikiranya.
"Kalau tidak ada yang ingin di bicarakan lagi,aku permisi dulu"
" Assalamualaikum"
" Waalaikum salam"
Ni g Salwa menatap punggung Risa yang semakin menjauh darinya,namun sebuah senyuman terukir dibibirnya.
Risa berjalan terus memikirkan Gus Zai dan Ning salwa.sampai akhirnya ustadzah halima membuyarkan isi fikiranya.
" Hey kenapa kamu melamun"
" Astaga ustadzah ngangetin aku aja"
" Astagfirullah bukan astaga"
" Hehehe Astagfirullah"
" Ustadzah mau minta tolong"
" Minta tolong apa ustadzah"
" Kamu bisa ngak ambil beberapa kain ditokoh mentari,ini alamatnya dan ini uang ongkos nya"
Sejenak Risa nampak berfikir bagaimana jika ia keluar dari area pesantren anak buah berneto akan menangkapnya.
" Aku tidak boleh takut,aku harus berani kalau aku tidak bergerak untuk mencari mama aku akan terjebak terus didalam pernikahan konyol ini" batinya.
" Ya udah ustadzah aku pergi dulu"
"Assalamualaikum"
"Waalaikum salam,kamu hati hati ya"
Risa meningalkan pesantren dengan naik angkot.disepanjang perjalanan risa hanya melamun memikirkan apakah dia harus terus terusan lari dari berneto atau mencari bukti atas pembunuhan yang dilakukan nya terhadap papa bima. Tapi semuanya tidak lah begitu mudah baginya.
Mau mencari mama sita pun dia kebingungan harus mencarinya kemana.
" Dirumah kan ada cctv,aku bisa melaporkan Bima kepolisi jika aku berhasil menemukan Vidio penembakan papa malam itu"Risa bermologog pada dirinya sendiri.
Sekilas bayangan saat papanya tertembak terlintas lagi yang membuat dadanya begitu sesak, seketika Air matanya luruh jatuh.
" Hiks hiks hiks aku kangen sama papa dan mama"
Angkot Risa berhenti disebuah rumah mewah.
Rumah yang belakangan ini sangat ia rindukan.
" Ia perlahan memasuki rumah dengan badan yang bergetar hebat, bayangan bayangan akan kejadian tragis malam itu dan kenangan kenangan manis bersama kedua orang tuanya.berputar Sili berganti didalam benaknya.
Dengan segera Risa memasuki ruangan cctv,namun cctv itu sudah disabotase tidak ada satupun Vidio yang tersave.
Risa yakin semua ini ulah berneto.
" Ya Tuhan mengapa aku bodoh sekali kenapa aku datang kemari,pasti situa Bangka itu memantau rumah ini"
Risa dengan cepat melangkah ketika menyadari hal tersebut.namun semua sudah terlambat.
Sosok pria dengan alis tebal dengan asap rokok nya yang mengembung keudara kini tengah berada diambang pintu dan menatapnya begitu tajam.
Risa reflek mundur hingga bokongnya mengenai ujung meja.
"Sudah kuduga kau akan datang kesini hany" ucapnya.
Lalu ia menutup pintu dengan keras dan melangkah mendekati tamatan hatinya.
" Berneto jangan mendekat,aku tidak sudi seorang pembunuh papaku menyentuhku"
Ucapan Risa tidak lah berarti apa apa untuk seorang berneto,ia terus melangkahkan kakinya mendekat kearah wanita yang ia sangat cintai tanpa ragu sedikitpun.
Berneto Merapi kan anak anak rambut Risa dan perlahan mengusap pipi Risa dengan lembut.
Sementara diluat ruangan tampak beberapa boyguard berneto yang berjaga diluar ruangan segera pergi menjauh dari ruangan tersebut.
" Ayo pergi dari sini biarkan bos bersenang senang,aku tidak mau ikutan panas dingin jika mendengar suara desahan" ucap salah satu dari mereka.
Sedangkan di dalam ruangan
Badan Risa gemetar seakan tidak berdaya.
" Tidak tidak aku tidak boleh menyerah,aku akan menjadi wanita yang paling menyedihkan jika pria beren**ek ini berhasil menyentuh ku"
Ketika ia sadari berneto mulai legah dengan sigap ia menendang burung beo berneto dengan keras, hingga berneto menjerit kesakitan memegangi bagian intimnya dengan kedua tangan nya.
Risa langsung berlari dan keluar dari ruangan.
" Dasar tidak becus keana kalian semua" teriak berneto.
Ia semakin kesal melihat tidak ada satupun anak buahnya berjaga didepan pintu sehingga dengan cepat risa berlari menjauh darinya.
Para pengawal yang melihat risavyang berlari keluar gerbang disusul oleh berneto dibelakangnya yang memegam bagian intimnya.
" Apa kalihat lihat cepat kejar"
Lagi lagi Risa berlari tak tentu arah yang ia fikirkan dia tidak boleh tertangkap oleh berneto.
Hingga akhirnya beberapa pengawal yang mengejar Risa kembali lagi keberneto dalam keadaan nafas yang memburu.
" Maaf tuan kami kehilangan jejak"
Bughhh
Bughhh
Bughhh
Mereka dihadiahi satu pukulan oleh bos mereka.
semoga si salwa tul maut ke buka kebusuk an nya
udh gak sabar nih
baca dari episode 1-23 dan pas baca episode 4-23 banjir air mata karena sedih jadi risa
ning salwa masih ngarep suami orang aja kasian risa