NovelToon NovelToon
Jaka Keling

Jaka Keling

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Dunia Lain / Ilmu Kanuragan
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: Kang Mus

Jaka Keling murid padepokan Adisekar dari golongan rakyat biasa, tidak sengaja berkonflik dengan murid dari golongan darah biru, Untuk bertahan di dunia persilatan dan melindungi keluarga dia harus menjadi kuat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kang Mus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

9 Membunuh Untuk Pertama Kali

Suasana menjadi tegang, saat ini Jaka Keling dikelilingi oleh anak buah Rama Sanjaya.

"Bunuh dia, aku tidak ingin dia lepas lagi.!" Tidak membuang waktu Rama Sanjaya memberi perintah untuk menyerang. Suasana hati nya sedang panas. Ejekan dan olok-olok dari murid lain masih terngiang di telinganya.

Untuk masalah dihutan, dia sudah tidak terlalu memperdulikannya, lagipula tidak ada bukti dan saksi, juga sebagai anak Demang Rama Sanjaya yakin padepokan tidak akan berani bertindak jauh tanpa bukti.

Sepuluh orang maju untuk menyerang, Rama Sanjaya sudah memberi perintah dan pengaturan sebelumnya, dia tidak ingin Jaka Keling lolos apapun yang terjadi.

Melihat serangan yang cepat Jaka Keling tidak tinggal diam, walau takut dan gugup dia masih bisa mengendalikan tubuh dan pikirannya dengan baik, salah satu penyerang paling depan mengayunkan pedangnya, langsung mengarah ke leher Jaka Keling.

Dengan sigap Jaka Keling menghindar kebawah, golok yang berada ditangannya mengayun tepat menikam perut lawannya. Walau berkelompok, orang yang menyerang terlalu bersemangat dan meremehkan Jaka Keling, ini membuat beberapa orang yang berada dibelakangnya telat bereaksi untuk melindunginya.

Jaka Keling berguling kesamping, menjauh dari orang-orang yang menyerang, melihat salah satu temannya jatuh terkena serangan membuat sembilan orang lain waspada dan mengendorkan serangan. Mereka mulai tidak berani maju sendiri atau berada di depan.

Pertarungan terus berlangsung, Jaka Keling bisa mengimbangi mereka, serangan mereka bisa di hindari atau di blok dengan goloknya, tetapi Jaka Keling juga tidak bisa menjatuhkan lawannya yang lain.

"sialan tidak berguna, membunuh satu orang saja kalian tidak becus.?" Rama Sanjaya yang berdiri tidak jauh mulai mengumpat.

Para penyerang mulai terbakar semangatnya, kembali menyerang Jaka Keling dengan brutal, Jaka Keling juga tidak kalah semangatnya, darahnya mendidih, aura menyeramkan terpancar dari tatapannya, dia ingin membunuh dan ada rasa haus dara di dadanya.

"bagus hilangkan keraguanmu, jangan takut, maju dan serang mereka tanpa ampun" samar-samar Jaka Keling mendengar suara yang menuntun. Dan mempengaruhinya.

Pertarungan terus terjadi bahkan lebih intens, sembilan orang menyerang dengan ganas, tetapi Jaka Keling juga lebih ganas dan cepat, mampu menghindari serangan juga tidak ragu untuk menyerang.

Beberapa luka menyayat tubuh Jaka Keling, tetapi Jaka Keling juga mampu menumbangkan empat orang lainnya. Melihat situasi Lina orang tersisa mundur, Jaka Keling juga tidak mau maju menyerang.

Ada keraguan di mata anak buah Rama Sanjaya, bagaimanapun mereka hanya murid padepokan, mereka tidak biasa bertarung dalam suasana hidup mati seperti ini, juga aura Jaka Keling yang mengerikan seperti ingin melumat mereka.

Golok Jaka Keling berkumur darah, mereka menyadari itu bukan golok biasa, sebagai murid padepokan tubuh mereka sudah diberikan jimat dan ajian, senjata biasa tidak akan mudah melukai mereka, tetapi lima orang yang tumbang luka nya sangat mengerikan juga mereka langsung meregang nyawa.

"majulah, aku ingin tahu siapa diantara kalian yang akan menjadi mangsa goloku selanjutnya" Jaka Keling berkata lantang.

Mendengar itu, anak buah Rama Sanjaya tidak ada yang bergerak, apapun yang terjadi nyawa lebih penting daripada tugas yang diberikan Rama Sanjaya sebagai tuannya. Ketakutan menyelimuti hati mereka.

"Dasar tidak berguna" Rama Sanjaya mengumpat, mengambil pedang dan menerjang Jaka Keling, ada keraguan. Dan ketakutan di hatinya, tetapi amarah sudah menguasainya.

Keberanian Rama Sanjaya juga didasari oleh apa yang dia punya, sebagai anak Demang, Rama Sanjaya sudah mengamalkan ajian yang menguatkan tubuh dan menambah kecepatannya. Jimat dan senjata yang dia gunakan juga adalah senjata yang terbaik dibanding yang lainnya.

Jaka Keling tetap berada ditempatnya dan menghadang serangan Rama Sanjaya, pedang Rama Sanjaya beradu dengan golok Samber Nyawa milik Jaka Keling.

Sebagai anak Demang Rama Sanjaya bukan pendekar yang berbakat, tetapi ajian dan segala peralatan yang digunakan adalah yang terbaik.

Pertarungan terus berlanjut, Rama Sanjaya yang pada awalnya menyerang, kehabisan napas dan mulai menjadi bulan-bulanan Jaka Keling.

Rama Sanjaya yang mulai ketakutan mundur selangkah demi selangkah, melihat lawannya mulai lengah Jaka Keling tidak mengendurkan serangan, dengan sekuat tenaga mengayunkan golok mengarah leher Rama Sanjaya.

Sreeeet suara golok yang mengayun dengan cepat, melihat itu Rama Sanjaya memblok dengan pedangnya, sayang pedang itu lepas dari genggamannya dan tidak mampu menghalaunya, tetapi ayunannya melambat, Rama Sanjaya yang panik menggulingkan diri kebelakang dan memblok golok dengan tangannya.

Melihat lawannya terjatuh dan berada dalam posisi yang tidak menguntungkan Jaka Keling maju dan bersiap menyerang dengan golok yang berayun sekali lagi, sayang sebelum menyampai leher Rama Sanjaya Jali dengan sigap memblokirnya.

Jaka Keling mundur untuk mengatur napas, pertarungan intens dengan Rama Sanjaya menghabiskan tenaganya, Selain Jali beberapa orang mulai memberanikan diri dan berada didepan Rama Sanjaya yang terluka, walau takut mereka juga harus melindunginya, mereka sadar apapun yang terjadi mereka harus melindunginya.

Jika sesuatu terjadi pada Rama Sanjaya, itu bukan hanya kematian bagi mereka tetapi juga bisa menimpa keluarga mereka.

"sadarlah, jangan sampai golok itu menguasai mu" Jaka Keling mendengar suara Maung Bodas, berlahan dia mulai sadar, mata yang sebelumnya memerah mulai memudar dan kembali putih seperti biasa. Aura menakutkan ditubuh Jaka Keling berlahan pudar.

Masih terengah Jaka Keling memindai sekitar, beberapa anak buah Rama Sanjaya berdiri mengelilingi nya, sebagian berdiri didepan Rama Sanjaya yang masih terbaring dan ketakutan.

Jaka Keling juga melihat lima mayat yang dia kenal tergeletak tidak jauh.

"apakah aku yang membunuh mereka" sadar tidak sadar Jaka Keling masih tidak percaya, bagaimanapun ini adalah pembunuhan pertama yang dilakukan.

"berani sekali kau membunuh lima orang dan juga melukai Rama Sanjaya, kau tidak akan lolos dari ini" Jali yang ada didepan Rama Sanjaya berbicara, walau aura dan tatapan menakutkan Jaka Keling sudah hilang tidak ada lagi yang berani maju menyerang.

"kalian yang menyerang duluan, aku tidak bersalah" Jaka Keling membela diri, setidaknya hanya ini yang bisa di lakukan.

Terengah karena bertarung dan terluka, juga karena tegang dan ketakutan membuat tubuhnya mulai bergetar, tetapi Jaka Keling tidak lengah dan terus bersiap, jika ada yang menyerang.

"menyerah lah dan kita selesaikan ini di padepokan dengan adil" melihat situasi, Jali sebagai tangan kanan Rama Sanjaya mencoba mempengaruhi Jaka Keling.

Menangkap atau bahkan membunuh Jaka Keling sudah tidak bisa dilakukan, bagaimanapun mereka hanya murid padepokan, Jali melihat ketakutan dimata teman-temannya.

"aku tidak bersalah, kalianlah yang menyerang ku" hanya itu yang bisa diucapkan Jaka Keling, berlahan Jaka Keling mulai menjauh, dan segera berlari, alih-alih memblok Jaka Keling orang yang berada didekatnya sedikit menjauh dan memberikan jalan pada Jaka Keling.

Dia bisa saja memblokir jalan pelarian Jaka Keling, tetapi dia tidak berani, walau bisa menjaga tetapi nyawanya bisa menjadi taruhan.

"bodoh kalian melepaskannya, cepat kejar dia" Rama Sanjaya yang terluka, melihat Jaka Keling lari membuat keberaniannya muncul lagi, bukan keberanian untuk menghadapinya tetapi hanya keberanian memberi perintah.

Mendengar itu anak buah Rama Sanjaya tidak ada yang bergerak, mereka takut dan mereka tidak bisa berbuat apa-apa, perintah Rama Sanjaya mutlak, dan bisa menjadi bumerang bagi mereka, tetapi mereka tahu nyawa mereka lebih penting.

"tuan Rama, lebih baik kita kembali dan melapor ke padepokan terlebih dahulu, ini diluar kendali kita, lagipula anda dan beberapa orang terluka, juga lima teman kita tewas kira harus membawa pulang terlebih dahulu" Jali masih bisa berpikir, walau mungkin Rama Sanjaya akan marah setidaknya harus ada yang mau memberi saran.

Rama Sanjaya terdiam mendengarnya, selain Rasa sakit di lukanya, ada kemarahan, dan rasa takut masih menyelimuti perasaannya.

1
Farit Pratama
ngk di jlskan tingkatan pendekar
mcnya penakut naif kurang kejam terhadap musuh JD ngk seru
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!