NovelToon NovelToon
Tea And Sword'S

Tea And Sword'S

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Diam-Diam Cinta / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / TKP
Popularitas:657
Nilai: 5
Nama Author: Aludra geza alliif

yang Xian dan Zhong yao adalah 2 saudara beda ayah namun 1 ibu,.
kisah ini bermula dari bai hua yg transmigrasi ke tubuh Zhong yao dan mendapati ia masuk ke sebuah game, namun sialnya game telah berakhir, xiao yu pemeran utama wanita adalah ibunya dan adipati Xun adalah ayahnya,,.
ini mengesalkan ia pernah membaca sedikit bocoran di game love 2 dia adalah penjahat utama, ini tidak adil sama sekali

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aludra geza alliif, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Xi Zhou

Keesokan paginya, suasana di kediaman Lu Yu terasa tegang. Seorang pelayan mengetuk pintu dan menyerahkan gulungan surat bersegel merah emas.

Lu Yu membuka gulungan itu, matanya menyipit sedikit.

“Kita dipanggil ke istana. Kaisar ingin kita menyelidiki penyelundupan Giok di Xi Zhou.”

Zhong Yao yang sedang menggambar pedang di tanah dengan ranting langsung membelalakkan mata.

“Xi Zhou?! Lagi-lagi daerah dingin itu! Bisa-bisa kulitku pecah!”

Ia mengelus pipinya dramatis seolah itu harta nasional.

Lu yu mendekati Zhong yao dengan wajah tanpa expresinya dan menatap Zhong yao yg masih putus asa,." dekret kaisar tiba kita akan pergi ke Xi Zhou untuk memberantas korupsi di sana"

" apa kaisar tidak meminta persetujuan ku?? "

tanya Zhong yao malas

" kenapa harus kau bilang aku mirip sutradara li ,?? ahh kaisar menyerahkan mu padaku "

"_ ? "

Zhong Yao masih diam menatap horizon, seolah berharap jawaban jatuh dari langit. Tapi langit hanya menatap balik dengan malas, seakan berkata, “Itu urusanmu, bro.”

“Aku tidak akan menunggu jawabanmu selamanya,” gumam Luyu. Ia kemudian menarik tangan Zhong Yao, pertama dengan halus, lalu makin lama makin seperti menyeret karung beras. “Kau bisa merenung di perjalanan, filsuf keliling.”

Zhong Yao sempat menolak, tapi hanya dengan tingkat energi setara kucing malas yang baru bangun tidur. “Luyu... ini bukan—”

Setibanya di Xi Zhou, Zhong Yao hampir terjatuh dari kelelahan. Punggungnya terasa seperti membawa gunung, dan setiap langkah seakan diatur oleh gravitasi yang sangat pribadi. Ia mengerang pelan, tapi Luyu, yang entah sudah menemukan semangat baru, malah berjalan dengan ringan, seakan perjalanan sejauh itu cuma jalan-jalan sore.

“Aku masih merasa tubuhku tidak terhubung dengan jiwa,” kata Zhong Yao, sambil menyeret langkahnya yang lebih mirip zombie daripada manusia.

Luyu menoleh dengan ekspresi yang lebih mirip penguasa dunia daripada pemburu korupsi. “Ya, itu karena kau terlalu banyak berpikir, Zhong Yao. Kalau kamu lebih santai, mungkin otakmu bisa berfungsi lebih baik.” Ia lalu mengibaskan tangan dengan malas, seakan memerintahkan dunia mengikuti iramanya.

Zhong Yao menatapnya dengan tatapan setengah pasrah. “Tapi aku... aku sudah hampir mati, Luyu.”

“Lalu hidupmu kan cuma sekejap, kenapa harus diperlambat dengan berpikir keras? Ayo, kita bekerja,” kata Luyu sambil melangkah ke kantor polisi setempat, yang lebih terlihat seperti rumah tua daripada markas resmi.

Mereka memasuki gedung, yang langsung disambut oleh bau tak sedap dan sedikit hawa ketegangan. Zhong Yao merasakan kelelahan semakin menggerogoti, tapi Luyu malah terlihat santai, seperti dia sedang menikmati perjalanan wisata. Di dalam, beberapa polisi tampak kebingungan, berkelompok sambil memandang selembaran laporan.

Zhong Yao, yang sudah hampir terlelap karena kelelahan, hanya bisa ikut berjalan pelan ke tempat kejadian. “Kau tahu, kalau aku masih hidup di dunia ini, seharusnya aku ikut protes atas takdirku yang buruk.”

Luyu mengangkat bahu. “Tapi siapa yang tahu, mungkin kau akan menemukan sesuatu yang lebih besar dari sekadar lelahmu.”

" aku lebih suka dunia ku "

“—Duniamu, aku tahu,” potong Luyu. “Tapi korupsi juga bukan dunia pilihanku, dan lihat aku sekarang. Ayo gerak.”

Dengan setengah diseret, sepatu Zhong Yao menyeret tanah, menciptakan jejak panjang seperti tanda baca putus asa. Warga desa melihat mereka lewat dan hanya mengangguk, seolah pemandangan seorang pemuda melankolis diseret oleh gadis tegas adalah hal lumrah.

“Setidaknya izinkan aku membawa martabatku,” desah Zhong Yao.

“Kalau kau bisa menemukan di mana kau menaruhnya, silakan,” jawab Luyu tanpa menoleh

Lu Yu hanya mendesah.

“Berhenti lebay. Siapkan dirimu. Kita berangkat sore ini.”

Zhong Yao mengerucutkan bibir. “Aku gak ikut kalau gak dapat jatah Giok.”

“Giok itu barang bukti.”

“Kalau begitu aku yang mengawasi barang buktinya dengan sepenuh jiwa raga,” katanya sambil memeluk sabuknya sendiri.

Mereka bertiga—Lu Yu, Zhong Yao, dan Hua Jia—berangkat dengan kereta kaisar. Sepanjang jalan, Zhong Yao tak henti-hentinya mengomentari setiap hal.

“Lihat batu itu, kayaknya menyimpan rahasia masa lalu. Apa jangan-jangan... itu batu yang bisa berubah jadi ular?”

Lu Yu melempar pandangan malas. “Kalau kau tidak diam, aku akan ikat mulutmu dengan sabuk Giok.”

Hua Jia menahan tawa, menunduk pura-pura tidur.

Setibanya di Kabupaten Xi Zhou, mereka disambut oleh pejabat lokal yang terlihat gugup.

“Selamat datang, Pangeran Lu Yu... dan... tamu-tamu lainnya...”

Zhong Yao menyelutuk, “Kau bisa bilang aku ini penasihat investigasi. Sebenarnya aku lebih cocok jadi ahli Giok, atau kolektor resmi istana, atau pangeran Giok...”

Lu Yu menepuk pundaknya keras. “Cukup.”

Mereka dibawa ke ruang penyimpanan Giok yang baru saja ditemukan di pelabuhan gelap. Ada tumpukan peti berserakan, sebagian rusak, sebagian masih tersegel.

Zhong Yao menatap peti itu seperti seorang anak melihat permen.

“Baunya... segar... bau uang.”

“Bau masalah,” koreksi Lu Yu.

Zhong Yao mendekat, mengambil sebongkah kecil Giok dan mengangkatnya ke cahaya. Wajahnya berubah serius.

“Ini bukan Giok biasa... Ini jenis Giok Hijau Darah. Dulu hanya boleh digunakan untuk upacara kekaisaran.”

Ia menatap Lu Yu.

“Ada yang besar main di balik ini...”

Lu Yu mengangguk pelan.

“Dan kita akan memburunya sampai ke akar.”

Zhong Yao bersiul pelan, lalu menyeringai.

“Petualangan dimulai lagi, saudara.”

1
gezha allif
ah aku malah salting dewe
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!