Si Gadis Dingin bernama Zea yang menghadapi banyak masalah didalam keluarganya , menyebabkan dirinya menjadi seorang yang selalu menyendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RANIYAH FAZILA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SENJATA MAKAN TUAN
"Bagaimana ini bisa gagal? aku harus pakai cara lain" ucap Meri kebingungan.
Dia memikirkan sesuatu untuk mencelakai Zea.
Meri tersenyum licik.
Pagi itu, Zea pergi sarapan pagi di ruang makan.
"Bi, dimana kakak-kakakku? " tanya Zea.
"Mereka sedang pergi ke perusahaan non" jawabnya.
"Kenapa pagi-pagi sekali? "
"Katanya ada urusan mendesak non"
"Iya bi, Terima kasih"
"Sama-sama non"
Zea membuka handphonenya, ternyata ada pesan masuk dari kakaknya.
Zea membaca pesan itu.
Zea menunggu makanan disajikan.
"Sudah sepuluh menit aku menunggu, kenapa makanannya lama sekali? . Aku sudah sangat lapar" gumamnya.
Zea beranjak dari kursinya dan mengintip ke dapur.
Zea kaget, ternyata Meri ada didapur.
Zea yang curiga dengan tindakan Meri, mengambil handphone dan merekamnya.
Meri memasukkan bubuk racun kedalam makanan, lalu menyimpannya dan pergi dari dapur.
Zea segera duduk di kursinya.
"Akhirnya makanan sudah datang" ucap Zea.
"Maaf nona, sudah membuat nona menunggu lama" kata koki itu.
Dibantu oleh pembantu yang menyediakan alat makan.
"Silakan dimakan non" ucap pembantu itu.
Zea tersenyum.
'Aku tau kamu memasukkan racun itu kedalam makanan yang kusukai, jadi kamu harus menanggung akibatnya ' kata Zea didalam hati, menatap Meri yang baru saja duduk.
"Kenapa kamu tidak makan? bukannya itu makanan kesukaanmu? " tanya Meri.
'Kalau itu yang kamu mau, aku akan ikuti alurnya ' kata Zea dalam hati.
"Bukannya papa juga suka makanan ini? " ucap Zea.
"Kalau kamu mau coba saja " lanjut Zea.
"Papamu mungkin sedang sibuk, jadi kamu saja yang makan dulu" ucap Meri gugup.
"Tidak, papa harus mencobanya dulu" kata Zea, mengambilkan makanan untuk papanya.
"Bi tolong kasih makanan ini ke papa ya, papa harus memakannya! " perintah Zea.
"Baik non"
Meri sangat panik, ia hendak pergi mencegah Riko memakannya. Tetapi, Zea mencegahnya.
"Tante mau kemana? bukannya mau makan? " tanya Zea.
Zea mengambil makanan yang sudah diracuni Meri dan meletakkannya di piring Meri.
"Tante cobalah! " ucap Zea.
"Tidak usah" kata Meri.
"Kenapa? makan saja. Itu kan buatan koki profesional, sudah tentu masakannya enak" ucap Zea.
Meri makan dengan terpaksa. Meri menelan makanan itu, tiba-tiba perutnya terasa sangat sakit.
"Non Zea, tuan keracunan makanan non" kata pembantu itu.
"Kalau begitu panggil dokter kesini! " perintah Zea.
Pembantu itu mengangguk.
"Tante kenapa? hah? apa tante juga keracunan makanan? " kata Zea pura-pura terkejut.
Meri tidak bisa menyembunyikan rasa sakitnya.
"Tenang saja, dokter sebentar lagi juga datang"
Dokter itu memeriksa Riko dan Meri.
"Mereka berdua keracunan makanan" ucap dokter.
"Bagaimana bisa? " tanya Riko.
"Mungkin ada yang sengaja memasukkan racun kedalam makanan" jawab dokter.
"Baiklah, karena sudah selesai saya pergi dulu" kata dokter.
"Iya dok Terima kasih "
"Siapa yang berani meracuni ku?, aku akan membalas perbuatan orang itu" ucap Riko marah.
"Kita harus secepatnya mencari orang itu pa, sebelum orang itu menghapus jejaknya" ucap Zea.
"Periksa CCTV! " perintah Riko.
"Bukannya CCTV nya rusak dan belum diperbaiki? " tanya Meri.
"Benar, mangkanya orang itu berani mencelakai " kata Zea.
Meri semakin panik.
"Kenapa tante panik?, bukan tante kan yang memasukkan racunnya? " tanya Zea.
Meri berkeringat.
"B-bukan" jawab Meri gugup.
"Oh" kata Zea.
---------------Flashback------------------
Riko memerintahkan pembantu dan koki berkumpul. Kebetulan Johan, Leo, dan Roy baru saja pulang.
"Ada apa ini pa? " tanya Johan penasaran.
"Ada yang sengaja meracuni ku" jawab Riko.
Johan, Leo, dan Roy kaget.
Semuanya sudah berkumpul, termasuk Meri. Zea sengaja datang terakhir, Zea akan mengungkapkan siapa pelakunya.
"Siapa yang berani meracuni ku? " tanya Riko tegas.
"Tidak tuan, tidak ada yang berani" jawab para pembantu dan koki.
"Sekali lagi kutanya, siapa yang berani? ha? " tanya Riko lagi.
Mereka semua menggeleng, tidak tahu.
Zea datang, berjalan membawa layar tancap yang ukurannya tidak terlalu besar. Zea meletakkan alat itu menghadap tembok putih.
"Tidak perlu khawatir, aku sudah tahu siapa pelakunya" ucap Zea.
Zea menyalakan layar tancap itu dan memutar video, dimana Meri memasukkan racun kedalam makanan.
Semuanya melihat video itu dan terkejut.
Meri sangat panik.