SEQUEL ANAK MAFIA TERLALU MENYUKAIKU!
Di usia 19 tahun, Rosetta Lorenzo melakukan kesalahan fatal sehingga membuat nama Lorenzo jatuh ke tangan orang lain setelah dijebak oleh kekasihnya sendiri bernama Elijah Blackwood. Ditambah Rosetta harus kehilangan kakeknya demi menyelamatkan Rosetta dari kukungan Elijah setelah berhasil mencuci otak gadis itu dan membuat sebuah virus komputer berbahaya yang dijual belikan ke para kelompok bawah tanah.
Demi memulihkan kembali nama keluarganya, Rosetta harus menanggalkan nama Lorenzo.
Setelah bertahun-tahun berkeliling penjuru Amerika, Rosetta yang berpikir bisa pulang ke keluarganya justru meregang nyawa di tangan mantan kekasihnya, Elijah.
Saat ia berpikir benar-benar berakhir, ketika membuka mata Rosetta justru menemukan dirinya kembali menjadi bocah tujuh tahun.
Kali ini apakah Rosetta akan melakukan kesalahan yang sama ketika takdir justru membawanya kembali bertemu dengan Elijah? Bagaimana Rosetta membalaskan dendamnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yhunie Arthi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 19. KETAHUAN
Jacob menghentikan laju mobil, memarkirnya di pinggir jalan sepi tak jauh dari toko swalayan yang akan pria itu kunjungi. Air muka Jacob berubah, dengan tatapan fokus ke depan namun pikiran seakan penuh mengenai sesuatu yang telah menghantuinya nyaris satu minggu ini.
"Uncle? Kenapa berhenti di sini?" tanya Rosetta bingung kepada Jacob.
Pria itu menoleh dan menatap gadis kecil yang duduk di kursi di sampingnya, menimbang-nimbang akan mengatakan sesuatu yang begitu ingin ia katakan atau tidak. Ia tahu kalau apa yang dipikirannya ini tidak masuk akal, tapi itu benar-benar terjadi.
"Rose, sepertinya aku kehilangan jimat keberuntungan yang kau berikan padaku waktu itu. Kau tidak akan marah karena aku menghilangkannya, kan?" kata Jacob dengan wajah memelas.
Rosetta berpikir sesaat, apakah ia pernah memberikan jimat keberuntungan pada Jacob? Mungkinkah ia memberikannya sebelum kembali ke tubuh kecilnya ini? Jimat keberuntungan biasanya suka dilabeli oleh anak-anak untuk suatu benda yang bisa apa saja bahkan batu sekali pun. Hal kekanakan seperti itu jelas mungkin Rosetta yang masih kecil memberikannya. Masalahnya Rosetta tidak mengingat semua hal pada usia mudanya ini, ia bukan sang jenius yang dapat mengingat segala kejadian pada masa kecilnya. Ia bahkan tidak ingat nama guru olahraga di sekolahnya saat itu.
"Kau marah karena aku menghilangkannya?" tanya Jacob.
"Tidak. Kalau sudah hilang mau diapakan lagi. Nanti kuberikan yang baru," jawab Rosetta santai.
"Kalau begitu nanti berikan aku yang warna merah, sebelumnya kau memberikan yang warna putih, jadi tidak terlihat," kata Jacob.
"Baiklah," setuju Rosetta.
Jacob menatap keponakan kecilnya ini dengan tatapan kini berubah drastis dari yang lembut menjadi serius, lalu berkata, "Jadi, katakan padaku, siapa kau sebenarnya?"
Rosetta menatap Jacob bingung.
"Kau bukan Rosetta keponakanku yang kukenal. Sejak kau datang ke rumah Robert minggu lalu sejak itu juga aku mulai curiga, dan kecurigaanku lebih dalam lagi saat yang terjadi di perusahaan kemarin. Tidak mungkin Rosetta yang tidak tahu apa-apa mengerti soal dunia hacking, bahkan jika di jenius sekali pun mustahil untuk paham di bidang itu tanpa adanya pengalaman. Jadi katakan siapa kau sebenarnya?" tukas Jacob dengan pandangan yang mampu membuat gadis kecil di sampingnya ini takut.
Rosetta membelalak ketika mendengar ucapan sang paman. Rasa takut mulai mengambil alih dirinya saat ini. Ia tidak bisa lari dari pamannya ini sekarang, tapi ia juga tidak tahu bagaimana harus menjelaskannya. Ini adalah hal yang tidak mungkin terjadi, setidaknya untuk mereka yang tidak mengalaminya.
"Katakan!" bentak Jacob.
Rosetta tersentak kaget saat mendengar bentakan dari Jacob. Tubuhnya gemetar secara spontan dan ia pun menangis. Rasa takut dan bingung menangkap Rosetta dengan sangar cepat. Membuatnya membenci tubuh anak-anaknya ini karena alam bawah sadar gadis itu pun menjadi layaknya anak-anak.
"Oh, no. I'm sorry, Rose. Aku tidak bermaksud membuatmu menangis." Rasa bersalah menghantam Jacob karena dirinya lepas kendali barusan. Bagaimana pun juga gadis kecil ini adalah keponakannya. Bagaimana ia sampai hati membentak gadis kecil kesayangannya ini.
Rosetta menangis sesenggukan, ia tidak bisa mengontrol emosinya ini.
Jacob keluar dari mobilnya, berjalan memutar hingga ia berada di sisi lain mobil. Dengan cepat ia membuka pintu dan mengangkat Rosetta ke dalam gendongannya. Jacob mengelus punggung dang gadis agar tangisnya dapat berhenti, seraya mengumpati diri sendiri dalam hati karena membuat gadis kecil ini menangis.
Rosetta memeluk leher pamannya erat, menenggelamkan wajahnya di pundak pria tersebut. Berusaha keras untuk menghentikan tangis menyebalkannya ini.
"Maafkan aku, sungguh maafkan aku, Rose. Aku benar-benar tidak bermaksud membentakmu seperti tadi. Tapi aku juga tidak bisa berhenti memikirkan apa yang terjadi padamu akhir-akhir ini," ucap Jacob penuh rasa sesal.
Rosetta menggangguku pelan dalam tangis yang mulai mereda. Ia paham seperti apa pamannya ini, dan seharusnya Rosetta tahu kalau Jacob akan mencurigai dirinya. Karena bagaimana pun Jacob adalah guru sekaligus orang yang paling dekat dengan Rosetta dibandingkan orang tuanya di kala itu. Dan Rosetta tahu kalau Jacob adalah orang yang sensitif dan observatif.
Jacob terus menggendong Rosetta dalam dekapannya dan berkata, "Mau menjelaskan semuanya padaku?"
Rosetta kembali mengangguk, kali ini ia tidak akan bisa berbohong atau mengelak.
Jacob kembali mendudukkan Rosetta ke kursi di dalam mobil, kemudian ia berlutut di samping untuk melihat sang gadis. Jacob mengambil tisu di mobil dan mengelap wajah Rosetta dengan lembut dari sisa air mata.
"Aku Rosetta, bukan orang lain. Hanya saja, bukan Rosetta di masa ini," kata Rose memulai pembicaraan.
"Maksudnya?" Jacob tidak mengerti.
"Apa Uncle percaya dengan kesempatan kedua? Karena itu yang aku dapatkan. Aku Rosetta yang kembali dari masa depan, Rosetta usia dua puluh tujuh tahun yang akan datang. Aku tahu ini terdengar tidak masuk akal, bahkan sampai saat ini juga aku masih tidak tahu apa dan bagaimana bisa terjadi," beritahu Rosetta.
Jacob ingin menyela, tapi ia tahu kalau ia harus mendengarkan. Ia yakin kalau ada penjelasan logis atas apa yang dikatakan oleh keponakannya ini. Jika gadis ini mengarang cerita, maka bagaimana ia bisa menjelaskan tentang Rosetta yang mengerti masalah hacking?
"Banyak yang terjadi di masa itu. Semua tidak berjalan dengan benar. Mulai dari pengkhianatan orang terdekat, komunikasi keluarga yang buruk, sampai aku yang melakukan kesalahan fatal yang bahkan dapat menjungkir balikan dunia karena kelakuanku." Rosetta harus kembali mengingat masa-masa suram itu. Masa dimana ia tidak ingin lagi terulang. "Sampai aku akhirnya aku meninggal dibunuh oleh mantan kekasihku sendiri di Chicago saat memperbaiki kesalahanku," sambungnya.
Mata Jacob membelalak mendengar hal itu. "Kau ... apa? Kau meninggal?!"
Rosetta mengangguk dengan pandangan sedih. Ia ingat bagaimana dinginnya hujan dan permukaan tempat ia terbaring dengan rasa sakit karena biji besi yang menembus tubuhnya saat itu. Bagaimana sengsara dan menyedihkannya Rosetta meninggal sendirian di gang kecil tanpa pernah melihat keluarganya. Ya, ia menyedihkan kala itu.
"Beritahu aku semuanya," pinta Jacob.
Gadis itu tahu kalau ia dapat memercayai pamannya ini jika ia menceritakan yang terjadi. Kalau pun pamannya ini menganggapnya bukan hal nyata tapi ia yakin kalau Jacob tidak akan menyudutkan atau pun menilai Rosetta buruk.
Perlahan Rosetta menceritakan semuanya dari awal, bagaimana ia merasa tidak percaya diri dan tersisih akan saudara-saudaranya. Dibanding-bandingkan oleh semua orang bahkan ketika gadis itu di bangku sekolah atas. Terutama pertemuannya dengan Elijah dan awal dari kehancuran segalanya. Bagaimana pria brengsek itu memanipulasi Rosetta hingga melakukan kejahatan cyber lintas negara, sampai Rosetta harus memerbaiki semua kesalahan yang ia buat setelah kehilangan kakeknya yaitu Ferdinan. Awal kesendirian Rosetta selama bertahun-tahun. Hidup berpindah-pindah tempat demi menemukan bencana yang ia buat saru demi satu.
Dada Jacob rasanya dihantam dengan keras oleh batu saat mendengarkan cerita keponakannya. Bagaimana air mata gadis kecil ini mengalir turun ketika menceritakan kisah yang jauh di depan sana, kisah tragis yang hanya diingat oleh gadis ini seorang.
"Aku tidak tahu bagaimana aku bisa kembali ke masa ini. Tapi perlahan pikiranku sendiri jadi beradaptasi dengan tubuh kecil ini," ucap Rosetta dari akhir ceritanya.
"Oh, Rose. Bagaimana mungkin kau melewati hal mengerikan seperti itu seorang diri. Aku bahkan tidak bisa membayangkan betapa kesepian dan sedih dirimu saat itu." Jacob memeluk keponakan kecilnya ini erat, seolah ingin menyerap semua kesedihan dan ingatan buruk yang dibawa oleh sang gadis.
"Uncle satu-satunya yang tahu tentang ini. Aku tidak berani memberitahu Daddy dan Mommy karena itu bisa membuat mereka khawatir luar biasa. Mereka pasti akan menyalahkan diri mereka sendiri seumur hidup jika sampai mendengar cerita ini," kata Rose.
"Tenanglah. Jika kau tidak ingin menceritakannya kepada orang tuamu itu pilihanmu. Setidaknya kau punya Paman-mu ini untuk menjadi tempat berlindungmu. Kau boleh meminta, menceritakan, apa pun. Bagiku kau tetap keponakan kecilku, Rose," ujar Jacob tulus, mengeratkan pelukannya seakan takut kalau ia lepaskan gadis kecilnya ini akan menghilang begitu saja.
Rosetta memeluk Jacob, ada perasaan lega yang ia rasakan untuk pertama kali karena dapat menceritakan hal ini kepada orang lain. "Uncle, kau tahu. Baik di masa itu atau pun masa ini kau satu-satunya orang yang berada di sampingku dan membantuku. Kau yang mengajariku tentang komputer dan aspeknya. Kau yang menemaniku setiap kali aku membutuhkan orang lain. Dulu aku tidak sempat mengatakan ini, tapi sekarang aku ingin mengatakannya. Terima kasih. Terima kasih karena sudah banyak membantuku dan menjadi teman baikku," ucapnya.
Jacob tidak bisa menahan air matanya lagi ketika mendengar ucapan Rosetta barusan. Ia tidak bisa membayangkan sehancur apa dirinya di masa itu ketika tahu kalau keponakannya ini telah tiada. Mungkin tidak hanya dirinya, tapi juga keluarga gadis ini, dan orang-orang yang mengenal baik Rosetta di masa itu. Mungkin karena itulah Tuhan memberikan kesempatan hidup kedua untuk gadis ini demi bisa memperbaiki semuanya. Setidaknya agar Rosetta dapat tersenyum bahagia di ujung ceritanya kali ini.
"Uncle, kau cengeng," celetuk Rosetta, berusaha mencairkan suasana.
"Karena siapa aku cengeng, huh." Jacob melepaskan pelukannya dan menghapus air mata. Tersenyum ketika melihat wajah gadis ini. Wajah yang penuh akan pengalaman pahit yang orang di masa ini belum pernah merasakannya. "Jangan ceritakan tentang dirimu ini kepada siapa pun, termasuk orang tuamu. Cukup kau dan aku saja, kita akan mengubah takdir buruk itu menjadi lebih baik. Setidaknya kita jangan memperumit benang takdir yang seharusnya berjalan sesuai rotasinya. Dan bisa jadi ada orang lain yang akan menggunakan ingatanmu ini untuk sesuatu yang jahat jika kau ceritakan," sambungnya.
"Oke," jawab Rosetta.
Rosetta juga tidak ada niat menceritakan semua kisahnya ini ke orang lain. Karena bisa jadi itu akan menjadi senjata yang digunakan untuk menghancurkan Rosetta. Di kehidupan ini ia harus lebih hati-hati. Musuh yang menghancurkan keluarga dan juga dirinya tidak hanya satu dan dua, tapi banyak. Buruknya mereka terikat dalam satu benang yang sama, ke satu orang yang menjadi dalang utama semuanya. Bukan Elijah, bukan pula orang-orang yang menjerumuskan Rosetta. Tapi satu orang yang belum gadis itu ketahui identitasnya, satu orang yang dicari oleh rekannya di masa itu. Sosok yang menggerakkan orang lain sebagi bonekanya, termasuk Rosetta dulu. Orang ini yang menggunakan virus buatan Rosetta untuk menghancurkan satu instansi pemerintah di negara lain. Negara milik si Panther.
huftt aku kira jacob ternyata om frans, sepertinya perjalanan Rosetta akan jauh lebih sulit dari pada yg di lihat di masa depan, dan apakah Rose akan segera menunjukkan virus ice date nya
Terus semangat berkarya 💪👍
sekarang paham siapa orh yg meluk Rose pas dia di tembak pasti Panther, dan mimpi Arthur ada lah peringatan mungkin untuk hati², gemana ya perasaan Rion saat dia tau tentang Rose di masa depan dan dia orang yg paling tau terakhir dan pas Rose bilang bahwa Arthur ga akan bisa menangkap Rose saat jadi polisi wajar karna di masa itu Rosetta jadi Ubi cilembu
kak kan di part yg Rose kena tembak ada kalimat " ada seseorang yg menangis dengan penyesalan " kalo ga salah apa itu Arthur 🤔