Menjadi gadis yang bernasab pada ibunya membuat Violet ragu menerima lamaran sahabat kecilnya, bukan karna tak memiliki perasaan yang sama, hanya saja keluarga pria itu adalah Shaka Rahardian Wijaya.
Mampukah mereka bersama diatas bayang masa lalu kelam orang tua Violet?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenengsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Little Bride 09
🍂🍂🍂🍂🍂🍂
"Justru itu, Daddy gak akan biarin rambut kamu basah besok pagi." ucap Daddy Skala dengan emosi yang sudah di ubun ubun.
"Sayang, kamu bawa Hairdryer gak?" tanya pelan Shaka pada istrinya, ia menjauhkan ponsel agar pria di sebrang sana tak mendengar.
"Ada, kenapa?" Violet balik bertanya namun hanya di jawab gelengan Kepala oleh suaminya.
"Daddy tenang aja, nanti kalau ketemu Daddy pasti udah kering. Lagian ngapain juga aku pagi pagi ketemu Daddy?" ujar tanpa dosa karna sambil tertawa.
"Heh, anak durhakim!"
Sambungan telepon yang di putus sepihak oleh Daddy nya membuat Shaka semakin tertawa, ia senang menggoda pria itu apalagi jika ingat betapa murkanya Sang Tuan Rahardian saat Sky berbasah ria. Dan kini gilirannya untuk melakukan hal tersebut.
Benda pipih yang sudah di Nonaktifkan kini Shaka letakan diatas nakas sisi ranjang, seperti semula ia kembali menarik tubuh istrinya agar masuk kedalam dekapan.
"Daddy ngomong apa? dia ngajak kamu main kerambol? lalu apa hubungannya dengan Hairdryer?" Violet yang tak paham langsung memberondong Shaka dengan banyak pertanyaan.
"Udahlah, ngapain mikirin Daddy," jawab Shaka yang langsung mengeratkan pelukan.
Ia tertawa kecil karna membayangkan Pria hebat itu kini sedany uring uringan tak jelas, mungkin juga sedang merengek yang ujung-ujungnya pasti kena omel Mommynya.
.
.
.
"Mas, yakin mau kalah sama Shaka??" ledek Mommy Qia, untuk mengalihkan pikiran suaminya agar tenang ia rela tampil tanpa benang sehelai pun menempel di tubuhnya.
"Kamu menggodaku?"
"Hem, tentu, ayo." Mommy Qia langsung menjatuhkan tubuh prianya hingga berbaring di tengah ranjang. Tak sampai situ, karna tangan jahilnya sudah membuka satu persatu semua yang melekat di tubuh Daddy Skala hingga keduanya sama-sama baju bayi yang baru di lahirkan.
Tak perduli kini berapa usia usia mereka, karna hubungan di atas ranjang bukan sekeder hak dan kewajiban melainkan sesuatu yang memang menyenangkan untuk di lakukan.
Hal yang seharusnya terjadi pun terjadi, kepuasan dan pelepasan bersama adalah akhir dari pertualangan menuju surga dunia.
"Selalu aja enak sih, Mom," bisik Skala sambil menyelimuti tubuh polos istrinya.
"Kamu juga Sayang."
Jika sudah begini, pria itu tak akan lagi uring-uringan. Tapi entah besok jika saja bertemu dengan Shaka yang berambut basah. Namun rasanya itu tak akan terjadi mengingat mereka akan pulang pagi sekali jadi yang di pikirkan Mommy Qia mungkin anak dan menantunya tak akan mengantar mereka hingga ke lobby hotel.
Dan yang terjadi pada pasangan baru itu jauh berbeda dengan yang dilakukan Daddy Mommy nya. Mereka malah tengah mendengkur halus terbuai mimpi masing-masing saking lelahnya. Violet menolak karna ia seolah tak bertenaga malam ini dan menjanjikan di malam lainnya nanti. Dan bukan Shaka namanya jika ia tak menuruti apa yang di inginkan wanita halalnya tersebut. Hingga pagi menjelang pria itu bangun karna mendengar teriakan tepat di telinganya.
"Apa? ada apa?" tanya Shaka dengan suara parau dan wajah berantakan.
"Hah, enggak. Aku cuma kaget aja, Maaf."
"Kaget, kaget kenapa, Vi?" Shaka yang terlanjur cemas langsung menangkup wajah istrinya.
"Aku kaget, saat bangun bukan di kamarku dan ada kamu yang memeluk ku," jelas Violet masih dengan napas berat.
"Ku kira kaget kenapa."
"Hem, tapi ada yang lebih dari itu, Kha," ujar Violet dengan wajah menahan malu.
"Apa?" tanya Shaka.
"Itu, punyamu yang kena pahaku, geli."
.
.
.
.
Siapa? jamur gundul ku?
