MISI KEPENULISAN!
JANGAN HERAN JIKA ADA NOVEL DENGAN ALUR YANG SAMA.
Amanda Batari, atau lebih dikenal dengan nama Amanda, harus rela tinggal bersama pria yang bernama Daniel Aiden. Dan dia juga harus menjadi sekretaris Daniel selama 3 bulan. Hal itu dilakukan Amanda, sebagai upaya menolak perjodohan yang diminta kakeknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NUR ASRI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mental Tahu
09
Daniel mengajak Amanda pulang dengan p*ksa.
"Amanda, ayo pulang bersamaku" ajak Daniel.
"Tidak" tolak Amanda.
"Ayo.." p*ksa Daniel.
"Aku bisa pulang sendiri" tolak Amanda lagi.
"Kau harus pulang bersamaku" tegas Daniel.
"Atas dasar apa kau mem*ksaku pulang dengamu tuan?" tanya Amanda.
"Aku sudah berjanji kepada kakekku dan kakekmu. Kita akan berhubungan selama 3 bulan. Yang artinya selama 3 bulan ini, keselamatanmu adalah tanggung jawabku" jawab Daniel.
"Benar juga. Jika aku melanggar, maka,, ah,," Amanda prutasi dalam hatinya. "Kenapa aku harus berada dalam situasi seperti ini" lanjut Amanda.
"Baiklah. Aku akan ikut pulang denganmu. Tapi hanya karna kakekku dan kakekmu." setuju Amanda.
"Terserah" balas Daniel.
Amanda dan Daniel pulang bersama menggunakan mobil milik Daniel.
"Ih,, kenapa sih, Daniel harus pulang dengan Amanda? Dia bahkan tidak melirikku sama sekali. Aku sangat sebal" geram Sonia. "Amanda sudah melewati batasnya. Aku harus memberinya pelajaran. Tapi aku tidak bisa bekerja sendiri, aku butuh bantuan orang lain" ucap Sonia. "Ha,, aku tau siapa yang harus ku ajak kerja sama" Sonia menemukan orang yang tepat untuk diajak melakukan niat busuknya.
Sonia sangat kesal melihat Amanda dan Daniel pulang bersama. Sonia langsung menelpon ketua sekretaris di perusahaan Daniel.
"Nona Sonia?" gumam Mayang (ketua sekretaris) yang mendapat panggilan dari Sonia. "Ada apa dia menelponku? Tidak biasa sekali" lanjut Mayang.
Mayang mengangkat panggilan dari Sonia.
"Selamat malam nona. Tidak biasanya kau menelponku. Itu pun malam-malam seperti ini" sapa Mayang.
"Jangan banyak bicara. Aku punya tugas untukmu" ucap Sonia.
"Hohohoh,, aku pikir kau bisa mengatasi semua masalahmu. Tak disangka, kau juga butuh bantuan orang lain ya" ucap Mayang.
"Tutup mulutmu" tegas Sonia.
"Maafkan aku nona. Aku kelepasan" balas Mayang. "Jadi,, apa yang bisa aku bantu nona?" tanya Mayang.
"Apa kau tau wanita yang bernama Amanda?" tanya Sonia.
"Amanda? Bukankah dia adalah sekretaris baru tuan Daniel?" Mayang balik bertanya.
"Ya, benar" jawab Sonia.
"Bukankah dia juga tunangan tuan Daniel?" Mayang memanas-manasi Sonia.
"Jangan banyak bertanya. Jelas-jelas kau sudah tau jawabannya" jawab Sonia dengan kesal.
"Hahahah,, maafkan aku nona. Aku hanya bercanda" Mayang tertawa. "Baiklah,, kita mulai serius. Aku tau wanita yang bernama Amanda. Dia adalah wanita yang berhasil mempengaruhi aktor arogan yang bernama Gavin" jelas Mayang.
"Benarkah? Wah, lumayan juga dia" balas Sonia.
"Apa yang telah dia lakukan padamu nona? Sepertinya kau sangat marah?" tanya Mayang.
"Aku sangat kesal padanya. Dia telah mempermalukanku di hadapan semua orang. Dia juga telah merenggut Daniel dariku" tutur Sonia.
"Huh,, dia sangat keterlaluan nona. Kau harus membalasnya" balas Mayang. "Jadi, apa yang harus aku lakukan untuk membalas kekesalanmu nona?" tanya Mayang.
"Aku ingin, kau mempersulit Amanda di tempat kerja" jawab Sonia.
Mayang terdiam, dia berpikir sejenak. "Kalo aku menerima tugas nona Sonia, itu artinya aku bisa berteman dengannya. Aku juga bisa mengambil keuntungan darinya. Inilah yang aku tunggung-tunggu. Jika aku bisa berteman dengannya, itu artinya aku bisa mendekati tuan Daniel dengan mudah. Aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini" pikir Mayang.
"Bagaimana jawabanmu?" tanya Sonia.
"Aku terima tugas darimu nona" jawab Mayang.
"Bagus. Aku akan tunggu hasilnya" ucap Sonia.
"Baik" balas Mayang.
Panggilan pun berakhir.
Di dalam mobil, Daniel mengajak Amanda berbincang mengenai permainan pianonya. Daniel sangat penasaran dari mana Amanda bermain piano sebagus itu.
"Permainan pianomu sangat bagus" puji Daniel.
"Aku tau. Terima kasih" balas Amanda.
"Dari mana kau mempelajarinya?" tanya Daniel.
"Tentu saja dari guruku" jawab Amanda.
"Sejak kapan kau belajar bermain piano?" tanya Daniel.
"Em,, sejak kecil" jawab Amanda seadanya.
"Dulu aku juga bisa bermain piano. Tapi sekarang tidak lagi. Aku terlalu sibuk untuk bermain piano" cerita Daniel.
Amanda menanggapi cerita Daniel dengan biasa. Amanda juga menjawab pertanyaan Daniel dengan seadanya. Hal itu membuat Daniel kesal.
"Kenapa dia menjawabku seperti itu? Apa dia tidak suka jika berbicara denganku? Hah,, aku menyesal karma sudah mengajaknya berbicara. Seharusnya aku diamkan saja dia" tanya Daniel dalam hatinya.
"Heheh,, rasakan. Bagaimana rasanya di diamkan dan ditanggapi dengan seadanya? Bukankah menyakitkan? Itu yang aku rasakan setiap hari jika bersamamu tuan berhati batu. Sekali-sekali, tidak apakan jika aku membuatmu kesal? Kau juga harus merasakan apa yang dirasakan orang lain dengan sikapmu tuan" Amanda tertawa dalam hati.
Amanda pikir, Daniel akan berbicara lagi. Tapi ternyata tidak. Amanda jadi kesal sendiri saat Daniel tidak berbicara lagi.
"Ish,, kenapa dia diam lagi sih? Masa mentalnya, mental tahu sih? Baru juga digituin udah marah. Dasar pria pemarah" kesal Amanda dalam hati.
Amanda diam menatap ke luar jendela.
"Apa alasan kakek menjodohkanku dengan pria berhati batu ini? Apa kakek tidak menemukan pria selain dia? Aku rasa di luar sana masih banyak pria baik selain dia" pikir Amanda yang masih dalam hati. "Apa yang dilihat kakek darinya? Apa karna dia tampan? Aku rasa bukan. Kata kakek dia baik. Tapi apa ini? Dia sangat buruk. Dia sering marah-marah" Tanpa sadar, Amanda menilai dan membicarakan Daniel pada dirinya sendiri.
"Huh,, kapan 3 bulan ini berlalu? Aku merasa ini sudah bertahun-tahun aku tinggal di sini. Aku ingin segera pulang dan berkumpul bersama dengan keluargaku lagi" Amanda memutarakan keinginannya.
Hingga pada akhirnya, Amanda dan Daniel benar- benar saling diam. Diantara mereka, tidak ada yang ingin melanjutkan percakapan lagi.