NovelToon NovelToon
Tetangga Iri

Tetangga Iri

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Balas Dendam / Konflik etika / Keluarga
Popularitas:6.4k
Nilai: 5
Nama Author: Muliana95

Setelah sepuluh tahun berumah tangga, akhirnya Sri Lestari, atau biasa di panggil Tari, bisa pisah juga dari rumah orang tuanya.
Sekarang, dia memilih membangun rumah sendiri, yang tak jauh dari rumah kedua orang tuanya
Namun, siapa sangka, keputusan Tari pisah rumah, malah membuat masalah lain. Dia menjadi bahan olok-olokan dari tetangganya.
Tetangga yang dulunya dikenal baik, ternyata malah menjadikannya samsak untuk bahan gosip.
Yuk, ikuti kisah Khalisa serta tetangganya ...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muliana95, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ancaman

Dan disini lah, mereka semua. Di belakang rumah Tari. Tari dengan sekop di tangannya, dan Suryani dengan cangkul.

Dan tiga ibu-ibu lainnya berdiri berkacak pinggang, menatap tanah bekas galian yang telah tertimbun rapat. Dan Sari sendiri, masih berada di pintu dapur menatap mereka dengan tatapan datar.

"Cepat gali, buktikan pada kami, jika disana tidak ada apa-apa," perintah Nurma dengan kedua tangan di pinggangnya.

Tari memulai dengan sekop, di bantu Suryani dengan cangkul. Tak lama kemudian, sebuah balutan dengan kain putih terlihat disana.

Nurma membelalakkan matanya, dan dua diantaranya melototi Nurma.

"Apa yang kamu tanam Tari? Kenapa sampai bau begini?" hardik Nurma, melototi Tari.

"Buka lah, bukan kah, kalian penasaran?" tanya Tari.

Suryani menatap Tari tak percaya, hatinya mulai goyah. Apakah dia telah salah, berada di kubu Tari.

Sedangkan Sari, menutup mulutnya, menahan tawa yang hampir meledak.

"Kami gak menyangka Tari, jika apa yang dikatakan Rohani, ternyata benar," ungkap teman Nurma dengan tangan menutupi hidungnya.

"Cih ,,, terserah," sahut Tari jengkel.

Tak sabar, Nurma membuka bungkusan putih itu, dan kain yanh dipakai ternyata jilbab segi empat, bekas.

Tak lupa, Nurma merapal ayat kursi untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan.

Dan betapa shock dan terkejutnya Nurma, kala melihat bangkai kucing di dalam sana.

Tawa Tari langsung pecah, begitu juga dengan Sari. Tak hanya mereka, bahkan Suryani terkikik geli menutupi mulutnya.

"Kurang ajar, kenapa tidak kamu bilang jika itu bangkai kucing?" teriak Nurma memegangi dadanya.

Beruntung, dia tidak terkena stroke mendadak, ataupun serangan jantung.

"Kalo aku bilang, emangnya kalian percaya?" tanya Tari dengan penuh tantangan. "Kucingku mati, jadi aku menanamnya disini, kemari ... Jadi, tuduhan kalian bisa aku laporkan ke polisi, dengan pasal pencemaran nama baik. Apalagi, kalian tidak punya bukti akurat," papar Tari dengan ancaman, dia menatap mereka satu-persatu.

"Ka-kami, hanya mengikuti Nurma kok, tidak ada maksud lain," ungkap teman Nurma, yang tadi bahkan terlihat beringas bukan main.

"Kan, aku udah bilang ... Jangan mudah percaya," timpal Suryani.

Padahal, dia sendiri juga sempat ragu tadi.

"Ya, siapa tahu, kamu benaran nanam jampi-jampi," Nurma berkata lirih, bahkan tidak berani melihat ke arah Tari.

Flashback off ...

Di rumah sakit, saat selang infus di cabut. Rohani baru sadar, jika ia tidak memakai gelang emas ditangan kirinya. Padahal, dia tak pernah sekalipun melepaskan gelang dari tangannya itu.

Sesak, kembali datang karena rasa panas menjalar ke dadanya.

"Ibu, harap tenang dulu ya," suster memberi arahan pada Rohani. "Tarik napas, tahan ... Dan hembuskan," perintah suster menenangkan Rohani.

Dan suster mengulanginya lagi, sampai Rohani benar-benar tenang.

"Amar, gelang emak ... Gelang emas emak, hilang ..." ungkap Rohani, pada Amar yang sejak tadi ada disampingnya.

"Apa? Sejak kapan?" Amar pun terkejut, apalagi gelang itu memiliki berat beberapa gram.

"Mak curiga, Sari lah, yang mengambilnya ... Kan, dia yang menemani mak, untuk datang ke rumah sakit kan?" sahut Rohani, setelah suster yang tadi pergi.

"Mak, gak baik menuduh tanpa bukti. Bisa saja, mak lupa udah membukanya. Ataupun, gelang itu hilang disini, di rumah sakit," ujar Amar, memberikan sesuatu alasan yang lebih masuk akal.

"Kamu itu, memang tidak pernah sekalipun mendengar apa yang mak katakan, kamu berbeda dari almarhum abangmu, makanya rezekimu seret ..." cetus Rohani jengkel dengan sikap keras kepala Amar.

"Ya udah, pulang ... Becak, udah ada di depan," ujar Amar yang tidak mau memperpanjang perdebatannya dengan Rohani.

Sepanjang perjalanan pulang, Rohani memilih diam. Dia masih jengkel dengan sikap dan sifat Amar yang tidak pernah sekalipun mendukung perkataanya.

Dan yang pasti, Rohani harus meminta penjelasan pada Sari, tentang gelangnya yang lenyap dari tangannya itu.

Karena Rohani yakin, pasti Sari lah, yang mengambilnya. Apalagi, saat di perjalanan kemarin, Rohani teringat, jika Sari mengelus-elus tangannya, seraya memijat.

Begitu melewati rumah Tari, mata Rohani kembali melotot. Bagaimana tidak, sebuah mobil toko bangunan ternama di daerahnya, sedang menurunkan seng dan beberapa sak semen di depan rumah Sari. Dan Rohani semakin yakin, jika emasnya telah di jual oleh Sari, untuk membeli bahan bangunan rumah Tari.

"Mak mau kemana?" tanya Amar, kala melihat emaknya menuju rumah Tari.

"Mau ke rumah Sari, melabraknya," sahut Rohani, berjalan tertatih ke rumah Sari.

Dan Amar, langsung mengejar emaknya. Dia malah takut, perang dunia kembali terjadi. Apalagi, jika tahu kalau dia menitip kunci rumah pada Tari.

Padahal, sebelumnya dia berencana akan ke rumah Tari untuk mengambil kunci, setelah emaknya istirahat. Karena di dompetnya, dia mempunyai satu kunci yang selalu di bawa kemana-mana.

"Udah lah, mak ... Kita cari di rumah dulu, jangan langsung menuduh," cegah Amar menarik tangan emaknya.

"Noh lihat, buktinya udah di depan mata," Rohani menunjukkan orang-orang yang menurunkan semen.

Dan Amar, memutar mata malas. Membiarkan emaknya melabrak Sari, dan berharap emaknya malu, karena berani di depan banyak orang.

"Sari, sari ... Kembalikan emas ku, yang kamu curi," teriak Rohani dengan suara yang keras.

Bahkan, dia tidak terlihat, seperti baru pulang dari rumah sakit.

"Apa maksud anda?" tanya Tari melindungi ibunya, dengan berdiri di depan ibunya.

"Ibu mu mengambil gelangku, jadi aku memintanya mengembalikannya," Rohani menadahkan tangannya.

"Memang, kapan aku mengambil emasmu?" tanya Sari berkacak pinggang.

"Saat mengantarku ke rumah sakit, kamu mengambilnya kan? Makanya, sekarang, kalian bisa membeli semua ini," cerocos Rohani.

"Hei, kalian ... Tunjukkan bonnya, pada perempuan gila ini," Sari memanggil sopir, pengantar barang.

Lelaki itu, membuka mobil, dan mengambil bon yang memang dibawanya, untuk memperlihatkan bukti jumlah barang, yang dibawanya.

"Nah, lihat ini ... Lihat tanggalnya," Sari memperlihatkan tanggal dimana, barang-barang ini di beli. "Semua barang ini, telah dibeli lama ... Mereka keep di toko bangunan, mereka menyicil satu-persatu sejak lama," jelas sopir menunjukkan beberapa bon sebagai bukti pada Rohani.

Bahkan Amar turut melihatnya.

"Berarti, kamu belum menjualnya, jadi kembalikan emas milikku," Rohani tak mau kalah, dan tak mau di salahkan.

"Mak, memangnya emak gak malu? Emak udah menuduh mereka. Sebaiknya emak pulang," hardik Amar menarik paksa lengan emaknya.

Rohani memberontak, akan tetapi untuk pertama kalinya, Amar lupa, bahwa wanita yang sedang dipaksanya ialah ibunya sendiri.

Karena untuk pertama kalinya, Amar memperlakukan Rohani dengan begitu kasar.

Begitu tiba di rumah, Amar menarik emaknya agar segera masuk ke kamar.

Wajah Amar memerah. Merah karena emosi dan panas akibat malu karena ulah wanita yang melahirkannya.

"Sekali lagi aku lihat emak begini, jangan salahkan aku, jika emak tidak aku anggap sebagai orang tuaku, lagi ..." ancam Amar dengan napas memburu.

1
Teteh Lia
selamat untuk bab terbaik na kak... 🥳
Teteh Lia
pasti mak onoh. iri lagi ini... 🙈
Teteh Lia
Mereka kan suami istri, mak... ya tentu saja.. bisa.
Zenun
nah gitu mak, lawan rasa iri
Zenun
lah segala ditanya, karena hasil ehem
Zenun
iya, omelin aja main singkap tudung saji orang😁
Wanita Aries
Syukurlah rohani dh berubah prlahan
Aquarius97 🕊️
cepat sembuh Thor ..
Aquarius97 🕊️
ngamuk Mar ngamukk!
Aquarius97 🕊️
kenapa harus diberitahu sih Mar?
Aquarius97 🕊️
hiiiii selama ini Rohaniii dapat air liur orang gila /Toasted/
Teteh Lia
Tarik napas aja baca omongan emak satu ini... /Grimace/
Teteh Lia
Aku juga nda tahan sama bau balsem atau minyak gosok gitu. mual dan puyeng.
neni nuraeni
mulutnya lakban aja napa,,ga pusing apa Din itu mulut mertuamu nyerocos Mulu kaca burung beo
Wanita Aries
Kena lagi si andin
Teteh Lia
meski sudah berusaha di nasehati. kalau ngeyel mah. susah..
Teteh Lia
nyenyak ya tidur na... apalah aku yang sekali na bangun. susah buat bobo lagi na.. melek lah sampe pagi
Zenun
Aamiin, tentram banget dah😁
Zenun
mamake ngayap dulu ke tetangga
Teteh Lia
tetap ya.. iri na nda bisa hilang.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!