Cerita ini berpusat pada perjalanan Anita, seorang wanita yang dikhianati, dan bahkan dibunuh secara semu oleh suaminya Hendric dan sahabatnya Reina-semua karena hasrat akan harta dan kekayaan. Malam yang mengubah segalanya terjadi di Jakarta, ketika Anita menyaksikan perselingkuhan keduanya dan mendengar rencana mereka untuk mengorbankannya. Dalam kepanikan, dia melarikan diri tapi terjebak di tepi tebing, kemudian dilemparkan ke lautan. Namun, takdir mempertemukannya kembali.
ima tahun kemudian, dia muncul sebagai Natasya, kuat dan penuh tekad untuk membalas dendam dan membongkar kebenaran. Di tengah semua itu, ada Ryujin-seseorang yang mencintainya dengan tulus dan selalu ada di sisinya, menjadi pijakan emosional dan kekuatan dalam perjuangannya menuju keadilan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Heryy Heryy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
8. Jebakan Dan Kejutan
MALAM ITU — JEBAKAN BAGI JUHRI
Malam di Jakarta terasa sepi dan dingin. Natasya berdiri di sudut bar yang sempit di kawasan Mangga Dua, mengenakan baju hitam yang menyamarkan tubuhnya. Matanya terfokus pada Juhri Wijaya — paman Hendric yang menjabat sebagai manajer keuangan BNF — yang sedang duduk di meja pojok, meminum minuman keras sambil mengobrol dengan seorang wanita muda. Natasya tahu bahwa Juhri selalu datang ke bar ini setiap hari Rabu malam, dan ini adalah kesempatan sempurna untuk menjebaknya.
Dia mendekati meja Juhri dengan langkah yang perlahan, menyamar sebagai pelayan. "Pak, mau tambah minuman?" tanyanya dengan suara yang lembut. Juhri melihatnya, tersenyum dengan sombong. "Ya, tambah satu whiskey saja." Natasya mengangguk, lalu dengan cepat menyuntikkan obat tidur ke dalam gelas minumannya sebelum memberikannya.
Setelah beberapa menit, Juhri mulai merasa pusing dan lelah. Matanya mulailah berat, dan tubuhnya terasa lemah. "Aku merasa tidak enak..." bisiknya, lalu langsung pingsan di meja. Natasya segera menyuruh anak buahnya, Rio, untuk membawanya ke hotel yang sudah disiapkan. "Cepat, sebelum ada orang yang curiga!" perintahnya.
Di hotel, Rio meletakkan Juhri di ranjang. Natasya mengambil handphonenya, membukanya dengan kode yang ia dapatkan dari peretasan sebelumnya. Di dalamnya, ada banyak data penting: bukti transfer uang dari rekening BNF ke rekening pribadinya, daftar proyek palsu untuk mencuri uang, dan bahkan percakapan dengan Hendric tentang bagaimana mereka akan menyembunyikan kejahatan itu. Natasya memindahkan semua data ke ponselnya, memotret setiap bukti dengan jelas. "Ini cukup untuk membuatmu runtuh, Juhri," bisiknya.
Tidak lama setelah itu, Juhri berhenti bernapas — obat tidur yang ia terima terlalu banyak. Natasya tidak merasa bersalah. Pria itu adalah orang yang jahat, yang membantu Hendric mencuri harta dan menyembunyikan kebenaran tentang kematian Anita. Ini adalah balasannya.
MENJENGUK AYAH KANDUNGNYA — RASA SAKIT YANG TAK BISA DIHILANGKAN
Setelah meninggalkan hotel, Natasya tidak langsung pulang. Dia mengemudi ke rumah sakit jiwa yang terletak di pinggiran kota — tempat di mana , ayah kandungnya, telah tinggal selama lima tahun. Setelah mendengar kabar kematian Anita, ayahnya mengalami gangguan mental parah — dia kehilangan kesadaran diri, tidak bisa mengenali orang lain, dan selalu berteriak menyebut nama putrinya. Hendric menggunakan keadaan ini untuk mengambil alih posisi CEO BNF, mengatakan bahwa ayahnya tidak mampu lagi memimpin perusahaan.
Natasya berdiri di luar kamar ayahnya, melihatnya melalui kaca jendela. Ayahnya duduk di kursi, menatap tembok dengan mata kosong. Rambutnya sudah keputihan, dan wajahnya terlihat kurus dan usang. Air mata Natasya mulai mengalir, menutupi wajahnya. "Ayah!!!" bisiknya dengan suara yang terisak-isak. "Maafkan aku... saat ini aku hanya bisa melihatmu dari kejauhan. Tunggu sebentar lagi, aku akan membawa ayah keluar dari sana. Aku akan membuat semua hal kembali seperti semula — aku janji."
Dia berdiri di sana selama beberapa menit, menatap ayahnya yang terjebak dalam kesadahan. Hanya setelah seorang perawat mendekatinya, dia baru mau pergi, menangis sembari mengemudi menjauh.
PERTEMUAN DI SUPERMARKET — KEJUTAN YANG MENYENANGKAN
Saat pulang, Natasya merasa lapar. Dia memutuskan untuk mampir ke supermarket dekat apartemennya. Supermarket itu tidak terlalu ramai, dan cahayanya terang dan nyaman. Dia berjalan ke lorong makanan kaleng, ingin mengambil kaleng sup yang berada di rak paling atas — tapi tangannya tidak cukup panjang.
"Butuh bantuan?"
Suara itu terdengar dari belakangnya. Natasya berbalik, dan terkejut melihat Hans Ryujin berdiri di sana, dengan senyum yang lemah di wajahnya. Pria itu mengenakan baju kaos dan celana jeans, terlihat santai dan berbeda dari biasanya yang selalu mengenakan jas. Dia mengambil kaleng sup yang Natasya inginkan, memberikannya padanya.
"Uh..." keduanya terkejut bersamaan, lalu tertawa ringan.
"Terima kasih, sudah mengambilkannya," kata Natasya, wajahnya sedikit memerah.
"Ya, kebetulan sekali kita bertemu di sini," jawab Hans. "Aku baru saja selesai bekerja, mau beli makanan untuk malam ini. Kamu juga?"
Mereka berbicara sambil melanjutkan berbelanja. Hans menceritakan tentang pekerjaannya di WINGS FASHION, dan Natasya menceritakan tentang penghargaan yang dia dapatkan. Suasana menjadi hangat dan nyaman — sesuatu yang jarang Natasya rasakan selama ini.
Setelah selesai, mereka keluar dari supermarket bersama. Natasya berjalan menuju apartemennya, dan ternyata Hans juga berjalan ke arah yang sama. "Ada apa ini? Apakah dia mengikuti ku?" pikirnya dalam hati, merasa cemas tapi juga senang.
"Apakah kamu tinggal di daerah sini?" tanya Hans.
"Hah, oh, ia — saya tinggal di situ, itu apartemen saya," jawab Natasya, menunjuk ke gedung tinggi di depan mereka.
Mereka naik lift bersama. Lift itu terasa sangat sempit dengan kehadiran Hans. "Apakah anda mengiiii~" dia ingin bertanya apakah Hans mengikuti dia, tapi tidak jadi berbicara.
Saat lift berhenti di lantai 5, Hans membuka pintu. "Ada apa? Oh ya, saya lupa bilang — saya tinggal di apartemen no. 20. Selamat malam," katanya, tersenyum dan masuk ke dalam.
Natasya berdiri di depan pintu apartemennya, terkejut. Nomor pintunya adalah no. 21 — mereka bersebelahan! "Hah, no.20, no.21... huhhhhhhh," bisiknya. "Apa aku pikir apartemen sebelah kosong? Sejak kapan dia tinggal di sana?"
Ketika dia membuka pintu, Ines yang sudah menunggu di dalam segera mendekatinya. "Apa yang terjadi, Natasya? Kamu terlihat kaget."
"Tidak apa-apa, Ines. Hanya kejutan kecil," jawab Natasya, tersenyum lembut.
Ines mengangguk, lalu memberitahunya sesuatu yang membuatnya terkejut. "Natasya, ada transaksi besar dari BNF yang masuk ke rumah sakit tempat ayahmu dirawat. Jumlahnya lebih dari seratus juta rupiah."
"Transaksi? Dari siapa?" tanya Natasya dengan waspada.
"Tidak tahu, tapi saya akan mencari tahu," jawab Ines. "Selain itu, mengapa kamu pindah ke apartemen ini? Mengapa tidak tinggal di rumah yang dibeli orang tua angkatmu?"
Natasya terdiam sejenak. "Setelah papa dan mama kembali ke Prancis, aku merasa ada orang yang mengikuti diriku. Aku khawatir kalau mereka menemukan tempat tinggalku yang lama, jadi aku pindah di sini. Tapi ternyata, kejutan ini lebih baik dari yang kuharapkan." Dia melihat ke arah pintu apartemen Hans, tersenyum.
Keesokan harinya, suasana di BNF menjadi kacau balau. Laporan data keuangan bocor di media sosial — semua bukti penggelapan uang yang dilakukan Juhri terbongkar ke publik. Investor menjadi marah, dan banyak membatalkan kerja sama.
Juhri yang sudah meninggal tidak bisa dibicara, tapi saudara laki-lakinya yang juga bekerja di BNF segera mencari Hendric. "Hendric, tolong bantu! Semua orang tahu tentang penggelapan Juhri! Kalau tidak, aku akan membongkar rahasia kamu berdua!" teriaknya dengan panik.
"Apa yang kamu katakan?" tanya Hendric dengan marah.
"Saya tahu bahwa kamu dan Reina membunuh Anita! Juhri melihatmu berdua melemparkannya ke laut! Dia memberitahuku sebelum dia mati!"
Di luar ruangan CEO, Natasya berdiri dengan alat penyadap suara di tangan. Dia telah memasangnya semalam, dan semua percakapan itu terrekam jelas. "Tidak terduga... Juhri adalah saksi!" bisiknya, mata memancarkan cahaya dendam. "Sekarang, aku punya semua bukti yang butuhkan. Hendric dan Reina tidak akan pernah lolos lagi."
Hendric menjadi marah, teriaknya: "Tutup mulutmu, paman! Keluar dari sini, keluar~~~~!!!!"
Tetapi sudah terlambat. Natasya telah menangkap semua percakapan itu. Dia tersenyum lebar, memegang ponselnya. Hari pernikahan Hendric dan Reina semakin dekat, dan rencananya semakin sempurna. Semua yang mereka lakukan akan terungkap, dan mereka akan membayar harganya — bahkan lebih dari itu.
Rasanya semuanya mulai berkumpul ya? Jebakan untuk Juhri berhasil, pertemuan dengan Hans yang menyenangkan, dan ternyata ada saksi untuk kejahatan Hendric dan Reina! Ingin aku lanjutkan bagian selanjutnya.
Masih eps 1😭😭