Clara Adelin, seorang gadis bar bar yang tidak bisa tunduk begitu saja terhadap siapapun kecuali kedua orangtuanya, harus menerima pinangan dari rekan kerja papanya.
Bastian putra Wijaya nama anak dari rekan sang papa, yang tak lain adalah musuh bebuyutannya sewaktu sama sama masih kuliah dulu.
akankah Clara dan Bastian bisa bersatu dalam satu atap? yuk simak alur ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Martha ayunda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ulat bulu.
Hari hari Clara lalui dengan terus mencoba beramai dengan keadaan, meskipun dia merasa tidak nyaman oleh sikap Bastian yang makin hari terasa makin posesif saja.
"jangan keluar rumah lagi ya, entar malam aku jemput jam setengah delapan." ucap Bastian seraya membukakan pintu mobil untuk Clara.
"nggak bisa, aku ada janji sama Mira, malam ini kami akan menghabiskan waktu bersama." sahut Clara sembari turun dari mobil.
"ini malam Minggu, aku harus laporan ke papa mama kalau aku sudah ngajak jalan kamu."
"harus ya?!." ujar Clara ketus.
"ya harus dong, kamu bisa pending rencanamu sama Mira, besok kan masih ada waktu."
"maaf maaf ni ya, kok aku rasa.....
"Ee... Anak papa Udah pulang to? Kok malah ngobrol di luar, ayo masuk nak Bastian." ucapan Clara terpotong oleh kehadiran sang papa yang main menyela pembicaraan orang saja.
Clara yang sedang bersedekap dada langsung menoleh kearah papanya yang berdiri di teras rumah.
"om, apa kabar." Bastian langsung tersenyum senang lalu merangkul pundak Clara, pria tampan itu sedikit memaksa agar Clara lekas masuk ke dalam.
"ayo silahkan masuk, kok malah diluar." sambut Edy.
"iya om, terimakasih, itu tadi kita berdua sedang membicarakan soal tempat yang cocok untuk menghabiskan malam Minggu nanti." ucap Bastian seraya mengangguk sopan.
"mau malam mingguan ya? Duh, pantas saja wajah putri papa ini terlihat bahagia sekali." goda Edy ke anaknya.
"apa sih pa, orang cemberut kok dibilang bahagia!." protes Clara.
"udah ngobrolnya di dalam saja." Edy berkata sambil Berjalan masuk ke ruang tamu rumahnya yang terlihat rapi dan luas tersebut.
"ya udah Clara tinggal keatas dulu pa, mau mandi, gerah!." tanpa menunggu jawaban, Clara langsung ngeloyor pergi meninggalkan mereka berdua.
"Clara, nggak boleh gitu, bikinkan minum calon suamimu dulu dong."
Ucapan papanya jelas membuat Clara langsung memutar bola matanya, gadis itu terlihat jengah, tapi Clara bukanlah sosok yang suka membangkang, dengan langkah gontai dia berjalan ke dapur.
Tak mau repot repot, Clara menuangkan jus instan ke dalam gelas lalu kembali keluar, Bastian menggodanya dengan menaik turunkan alisnya, tentu saja Clara langsung melotot tajam kearahnya.
"nah gitu dong, ini baru anak papa, oh ya barusan nak Bastian minta ijin sama papa untuk mengajakmu pergi, kamu mandi dulu sana gih, tapi jangan lama lama kasihan nak Bastian kelamaan nunggu." ujar Edy dengan antusias, karena selama ini Clara belum pernah jalan sama cowok.
"loh, bukannya kamu bilang entar mau jemput jam setengah delapan?." Clara tampak bingung.
"ngapain bolak balik, papa yang nyuruh, sekalian kamu main kerumah nak Bastian."
"pa, aku masih capek ini, baru saja pulang kerja masak langsung pergi lagi." protes Clara.
"haduh... Biasanya saja pulang kerja langsung nongkrong di mall gak pernah ngeluh."
Bastian langsung cengar cengir melihat calon istrinya mati kutu di hadapannya, dia ingin sekali menertawakan Clara saat itu juga tapi takut wibawanya jatuh di hadapan calon mertua.
"hiiihhh! Iya deh iya Clara siap siap dulu!." ujar gadis itu sembari melengos pergi sambil menghentak hentakkan kakinya.
"maaf ya nak Bastian, kamu harus sabar menghadapi Clara, dia itu anaknya manja. yaa... Begitulah, harap maklum saja. Dia kan kurang kasih sayang dari soso seorang ibu."
"iya om, saya hafal kok bagaimana dia, bahkan hafal banget, kami kan dulu pernah satu kampus." sahut Bastian.
"iya ya, om baru tahu loh kalau ternyata kalian ini sudah saling kenal sebelumnya."
Bastian mengangguk sambil tersenyum, lalu percakapan mereka beralih ke masalah pekerjaan, tak berselang lama kemudian terdengar suara kaki menuruni anak tangga, Clara muncul dengan wajah yang lebih segar.
"cantik sekali anak papa." sambut Edy bangga.
Clara tak menyahuti pujian sang papa, bibirnya mengerucut seperti paruh bebek, hingga membuat Bastian makin gemas.
"ya sudah om, saya permisi dulu." pamit Bastian sembari mengangguk sopan.
"oke oke, hati hati, ingat pesan om tadi. pulangnya jangan malam malam ya!." ujar Edy sambil bangkit berdiri.
"pulang besok!." ujar Clara yang masih kesal.
"eh?." Edy langsung melotot ke anak gadisnya.
"canda pa."
"huuuhhh." Edy mendengus sembari mencubit pipi anaknya.
"ih papa!."
Edy terkekeh lalu segera menyuruh anaknya pergi, dengan ogah ogahan Clara masuk ke dalam mobil milik Bastian, keduanya pun pergi meninggalkan kediaman Edy.
****
"he, kok kamu sama si Clara?."
Seorang pria muda menepuk pundak Bastian yang baru saja masuk ke sebuah tempat hiburan malam.
"Cakra, apa kabar?." Bastian menoleh lalu menjabat tangan teman satu kampusnya dulu.
"kak Cakra." sapa Clara.
"ini kok bisa?." Cakra masih bertanya tanya.
"ya, kami ketemu lagi setelah sekian tahun berpisah." sahut Bastian Sembari merangkul pundak Clara.
"iya, tapi bukankah kalian ini kayak kucing sama tikus ya? kok sekarang kelihatan akrab, bahkan bisa dibilang serasi gitu!."
"cocok kan?." Bastian menarik pundak Clara agar mendekat.
"cocok pake banget pokoknya, ayo gabung sama kita kita." ajak Cakra yang memang sudah lama tidak bertemu dengan Bastian.
"tapi ada Hellen, gak apa apa kan?." bisik Cakra ke Bastian.
"santai aja, aku sudah lama kok nggak ada hubungan sama dia." balas Bastian sembari berjalan beriringan dengan Cakra dan Clara.
Clara yang memakai gaun merah selutut dengan bagian bahu terbuka, cukup mempesona dan menarik perhatian para pengunjung pria, Bastian yang menyadari hal itu cukup panas juga.
"guys mohon perhatiannya, lihat nih siapa yang datang!." seru Cakra.
"Bastian!." seorang wanita cantik dengan gaun sexi langsung berdiri dari antara mereka.
"hai.... Bastian apa kabarmu bro!." seru teman teman Bastian.
Mereka menyambut kedatangan Bastian dengan gembira, saling berjabat tangan dan berpelukan sesaat pun terjadi hingga Clara cuma bisa terbengong bengong seorang diri.
"ini siapa kamu?. Tanya salah satu wanita yang duduk di sebelah Hellen.
"oh ya, maaf hampir lupa, kenalin ini Clara, calon istriku." Bastian dengan bangga memperkenalkan Clara ke teman temannya.
"buset! nggak pernah ada kabar tau tau udah punya calon bini ajah nih bocah!." kelakar Hendra sembari mengulurkan tangannya ke Clara.
Clara pun membalas uluran tangan mereka satu persatu, kecuali Hellen yang dari tadi menatapnya dengan sinis.
"Tian, aku mau bicara sebentar sama kamu." ujarnya sembari mendekati Bastian yang tengah merangkul Clara.
"soal apa ya? kamu bicara disini saja." sahut Bastian yang tentu saja takut Clara ngereog.
"nggak bisa, aku mau kita bicara empat mata." Hellen menarik tangan Bastian sambil melirik ke Clara.
"udah deh turutin aja, toh jarang jarang kan kita bertemu." ujar seorang cewek yang sedari tadi diam.
"lagian aku mau ngomongin kelanjutan hubungan kita, mana mungkin aku bicara disini." ujar Hellen ngotot.
"selesaikan masalahmu dulu." Clara menurunkan tangan Bastian yang dari tadi berada di pundaknya.
"tapi Cla, aku....
"aku tunggu di meja itu!."
Clara berlalu meninggalkan gerombolan mereka lalu duduk di kursi paling pojok, sementara Hellen langsung menyeret Bastian ke kerumunan orang orang yang sedang berjoget ria mengikuti alunan musik yang memekakkan telinga.
"Hellen, kita sudah usai! Apa lagi yang ingin kamu bicarakan?! jangan merusak hubunganku dengan Clara!." ucap Bastian.
"justru itu, Tian! Aku tidak rela kamu jatuh ke tangan cewek lain." sahut Hellen sembari tangannya merayap di dada bidang Bastian.
"jaga sikapmu hell!." bentak Bastian sambil melirik ke arah Clara yang kebetulan juga sedang memperhatikan mereka berdua.
"kenapa Tian? Aku masih mencintaimu, aku yakin kamu juga masih ada rasa sama aku." Hellen mendekatkan badannya ke Bastian hingga seperti orang sedang berpelukan.
"jadi dia ngajak aku kesini cuma mau pamer kemesraan dengan wanita lain! dasar buaya belang!." geram Clara.
"eh, nama kamu siapa tadi? Clara ya! Cla kamu nggak usah kaget, Hellen itu cinta pertamanya Bastian." seorang wanita mendekati Clara sambil membawa gelas berisi minuman.
"lalu?."
"yaa... kamu kayaknya harus siap siap makan hati deh tiap hari, oh ya kenalin namaku Deby." Deby mengulurkan tangannya sambil tersenyum miring.
"Clara!." ucap Clara ketus.
"lihat mereka, serasi kan?." ujar Deby sambil tersenyum penuh arti.
Clara mengepalkan kedua tangannya, tanpa pamit gadis itu langsung keluar dari tempat itu, Bastian yang ditahan oleh Hellen pun tak menyadari jika Clara sudah pergi.
"hahahaha... Ada yang kepanasan rupanya!." ucap Deby seraya kembali ke gerombolan teman temannya.