NovelToon NovelToon
Dinikahi Kakek Impoten

Dinikahi Kakek Impoten

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia / Cinta Terlarang / Cinta Seiring Waktu / Fantasi Wanita / Disfungsi Ereksi
Popularitas:8k
Nilai: 5
Nama Author: Danira16

Rani yang masih berusia 18 tahun, dengan rela dinikahi Malik yang berusia 50 tahun, pria yang baik dan pernah menyelamatkan hidupnya. dimana Malik, pria tua itu selama lima tahun menderita disfungsi yang tak bisa disembuhkan. Dan Rani lah orang yang dapat menyembuhkan penyakit itu

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Danira16, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Magnet

Akhirnya Rani dan kakek Malik pulang dari tempat Ki joko Sakti pada petang hari, perjalanan pun dari tempat praktek ke rumah singgah Rani menempuh perjalanan sekitar 1 jam.

Di dalam mobil Rani tertidur, mungkin karena gadis itu lelah sehabis pulang sekolah iya bahkan lupa untuk mengisi perutnya.

"Tuan kita akan sampai. Apakah tuan mau berhenti dulu makan di restoran seperti biasa?'' tanya sopir pribadi Malik yang tahu ini sudah malam dan hari mulai gelap.

Di jam segitu sangat susah untuk mencari makan di area pedesaan, bakul mukamu itu belum padat dan banyak penghuninya. Malik pun sampai melupakan untuk mengajak Rani makan sebelah pulang sekolah.

"Ya sudah belok saja ke restoran seperti biasanya." Titah kakek Malik.

"Baik tuan."

Sopir Malik mulai melajukan mobilnya menuju tempat yang biasa dituju oleh kakek Malik untuk sekedar menikmati jamuan makan malam.

Balik sesekali datang ke restoran itu hanya untuk menyegarkan pikiran dan memanjakan lidahnya dengan menu makanan kesukaannya yaitu seafood.

Kadang masakan asisten rumah tangganya membuatnya bosan, sehingga ia kadang mengajak sebanyak keluar untuk makan bersama.

Setelah mobil mencapai restoran yang dituju,  supir Malik keluar lebih dulu untuk membukakan pintu Malik.

"Kamu keluar dulu dan cari tempat untuk makan malam kita. Saya akan bangunkan Rani terlebih dahulu."

"Baik tuan."

Sopir Malik masuk ke dalam restoran untuk memesan tempat bagi majikannya, sembari menunggu tuannya ia duduk di kursi yang telah di reservasi.

Sedangkan di dalam mobil Malik membangunkan Rani, tanpa sengaja ia menatap lama pahatan kaki putih Rani yang terbuka karena roknya sedikit tersingkap.

"Rani bangun, kita makan malam dulu." Ucap kakek Malik.

Rani mengerjakan matanya berulang kali, iya kemudian menoleh ke sekelilingnya, ya tersenyum saat melihat kakek Malik ada di hadapannya dengan senyum di bibirnya.

"Ayo kita makan dulu, setelah itu saya antar kamu pulang."

"Iya kek."

Rani pun turun lebih dulu, seperti biasa ia sikap membantu kakek Malik untuk berjalan dengan tongkat di tangan kanannya. Mereka berjalan berdampingan masuk ke dalam restoran dari sana telah ada sopir Malik yang sedang duduk.

"Tuan Saya akan kembali ke mobil saja."

"Kamu tidak makan sekalian dengan kami?" Ajak kakek Malik pada sopirnya.

"Tidak usah tuan, kebetulan tadi saya sudah mengisi perut saya ketika tuan sedang dipijit." Ucapkan sopir apa adanya.

"Baiklah Kamu tunggu di mobil saja."

Hanya berselang 10 menit saja makanan pun keluar diantar oleh waitress, begitu banyak pesanan seafood kesukaan Malik, ada oseng-oseng cumi dengan lombok ijo, dan kepiting asam manis yang diiris nanas kecil-kecil yang sangat menggugah selera.

"Maaf saya tidak tahu makanan kesukaan kamu, tidak apa kan jika saya memesan makanan ini?"

"Tidak apa kek, kebetulan saya sudah lama tidak makan seafood, pasti enak." Jawab Rani dengan polosnya.

"Syukurlah kalau kamu suka, sekarang mari kita makan bersama." Ajak sang kakek.

Rani pun tanpa sungkan mengambil makanan yang tersedia di atas meja makan, kebetulan ia sudah sangat lapar semenjak sepulang sekolah tadi.

Terlebih lagi tadi Rani menunggu lama saat kakek Malik dipijit oleh Ki Joko Sakti, Malik juga sama menyantap makanan itu karena ia juga sangat lapar.

"Sepertinya kamu suka sekali dengan menunya., lihat kau makan dengan sangat lahap dan banyak." Ucap kakek Malik.

Rani langsung tersenyum dan ia pun mengangguk, tanda ia sangat lapar sekali. Dan apa yang dikatakan Malik barusan adalah benar adanya.

"Kakek benar, dari tadi saya menahan lapar." Jawab Rani lagi dengan polosnya.

"Astaga Rani, kenapa tidak bilang ke saya kalau kamu lapar? Kan saya tidak tahu?" Ucap Malik dengan menepuk jidatnya.

"Tidak apa-apa kek, lagian kakek  juga lagi sibuk dengan pengobatan kakek."

"Ya sudah, lain kali kalau lapar itu bilang. Namanya tadi kamu di sekolah tidak jajan?" Tanya Malik.

Rani menggeleng, " Rani tidak punya uang kek." Jawabnya dengan menundukkan wajahnya.

Langsung raja Malik kembali menepuk jidatnya, iya lupa hari ini iya belum sempat memberikan uang jajan atau saku untuk Rani jajan di sekolahnya.

"Maafkan saya Rani, saya sampai lupa memberikan kamu uang saku."

"Ya kayak tidak masalah, tapi besok tolong Rani diberi uang jajan ya kek, soalnya kadang suka ada tugas-tugas, fotocopy dan lain sebagainya." Pinta Rani dengan tersipu malu dan sedikit sungkan untuk memintanya dari kakek Malik.

Keduanya kembali menikmati makanan yang tersisa di atas meja makan, bahkan makanan itu telah kosong, tak menyisakan apapun. Begitu juga dengan minuman yang berisi melon kesukaan kakek Malik.

"Ayo kita pulang Rani." Ajak Malik.

"Iya kek."

Kembali Rani menuntun kakek Malik menuju mobil yang telah terparkir, di sana sopir Malik sudah menunggunya. Melihat hewannya akan mendekatinya, dengan sikap sopir itu membukakan pintu untuk tuan majikannya.

"Antarkan Rani ke rumah singgahnya." Titah Malik.

"Baik tuan."

Supir pun kembali menjalankan mobilnya menuju ke rumah singgah milik Malik, di mana Rani tinggal di sana untuk sementara.

"Kakak tidak mampir?"

"Besok saja, kamu istirahat saja. Sepertinya kamu sangat lelah." Tukas Malik.

"Baiklah kek, terima kasih atas semuanya."

Hati-hati Malik menghangat seketika, layaknya anak kepada orang tuanya. Tapi Rani dia begitu menghargai dirinya dan begitu santun. Bagi Malik, gadis itu begitu santun.

Malik dan sopirnya kembali ke kediamannya yang megah itu, sedangkan Rani kembali masuk ke dalam rumah. Dia mulai rutinitasnya sebelum tidur yaitu bersih-bersih.

Setelah menghabiskan waktunya berendam sebentar dengan air hangat di bathtub, Rani mulai mengaplikasikan krim malam sembari iya menatap dirinya di cermin.

"Bagaimana bisa aku harus merayu kakek tua itu?" Dirinya dengan mematut di cermin yang besar itu.

Karena hari ini yang ia begitu lelah, akhirnya Rani langsung tertidur pulas.

Jam alarm berbunyi tepat dipukul 04.30 pagi, Rani bangun dan bersiap untuk menyiapkan buku-buku pelajarannya untuk hari ini. Bukan itu saja Rani juga menyempatkan untuk belajar untuk materi yang akan diajarkan hari ini.

Karena ia biasanya belajar di malam hari, namun karena hari itu ia begitu capek dan tidak bertenaga, akhirnya ia memilih besok untuk meluangkan waktunya membaca materi pelajaran.

Rani membuka satu persatu buku pelajaran yang ada di atas meja, sembari ia menyeruput teh hangat yang tadi ia buat, Rani juga menyempatkan untuk mencicipi kue kering yang telah disediakan kakek Malik tempo hari.

Kalau dirasa cukup untuk menguasai materi hari ini, Rani pun memutuskan untuk mandi. Dia mengguyur tubuhnya di kucuran air shower yang begitu hangat dan menenangkan pikirannya

Sudah lebih dari 3 hari iya tinggal di rumah singgah milik kakek Malik, ia pun merasa nyaman dan betah. Bahkan Rani sudah melupakan apa yang terjadi sebelumnya ketika di rumahnya diperlakukan tak baik oleh kedua orang jahat itu yaitu ibu tiri dan ayah tirinya.

Rani menyudahi ritual mandinya saat tubuhnya terasa kedinginan, iya segera keluar dan mengambil pakaian seragam sekolahnya. Rani berdandan seadanya, hanya menyematkan nuansa warna di bibirnya dengan lip balm berwarna pink muda.

"Kamu sudah cantik Rani, siapkan dirimu untuk langkah selanjutnya." Lirih Rani yang berbicara sendiri pada cermin.

Rani mengambil tas ranselnya yang ia taruh di atas meja dekat tempat ia tadi tidur di kasur, yang memakai tas ransel itu di punggungnya lalu ia keluar dari rumah singgah yang penuh dengan bunga itu.

Baru saja keluar dari rumah, mobil yang sangat familiar telah ada di depan rumah singgah itu, dari tadi tahu itu adalah mobil milik kakek Malik.

"Kakek kenapa pagi-pagi ke sini?" Tanya Rani dengan berjalan mendekati kakek Malik yang berdiri di samping mobil dengan tongkat di tangannya.

"Kakek ke sini untuk mengantar kamu ke sekolah."

"Tidak perlu kek, biarlah di jalan saja. lagi pula juga dekat paling cuma 15 menit saja."

"Memangnya biasanya kamu jalan dari rumah ke sekolah?" Tanya Malik menelisik.

"Iya kek, Rani sudah biasa." Jawab Rani.

"Tapi kali ini beda, karena kamu sekarang tanggung jawab saya, maka kamu harus patuh. Maka dari itu mumpung saya ada di sini setiap hari Kamu harus bersedia saya antar ke sekolah, sekaligus saya jemput."

Rani pun mengangguk, "baiklah, jika itu kemauan kakek."

"Ya sudah kamu sekarang masuk mobil, keburu terlambat sekolah."

Kembali Rani patuh, iya dengan cepat masuk ke dalam mobil dan duduk di samping kakek Malik, seperti biasanya.

Pada perjalanan dari rumah singgah menuju sekolah, hanya memakan waktu 5 menit saja. Dan mobil berhenti tepat di depan gerbang sekolah Rani.

"Kek Rani sekolah dulu ya." Pamit gadis cantik itu.

"Tunggu, ini uang saku untuk kamu."

Kakek Malik memberikan uang berwarna merah sebanyak 5 lembar, lalu ia berikan kepada Rani. Gadis itu cukup terkejut melihat nominal yang cukup banyak baginya.

"Ini uang untuk saya kek?" Tanya Rani.

"Iya tentu saja, pegang lah uang itu. Jangan lupa makan siang nanti harus yang bergizi." Perintah Malik.

"Baiklah, nanti uangnya Rani akan gunakan hingga seminggu ke depan." Coba berani.

Malik hanya tersenyum, baginya Rani begitu polos.

"Itu uang untuk kamu selama 2 hari, misalkan saya kasih lagi."

Rani malah terbengong. "Untuk 2 hari? Banyak sekali." Batin Rani.

Dengan hati berbinar Rani menaruh uang pemberian kakek di saku kemeja putihnya, lalu iya spontan memeluk Malik dengan erat.

"Terima kasih ya kek, Rani akan gunakan uang ini dengan sebaik-baiknya." jawab Rani riang, lalu pergi meninggalkan Malik.

Jantung pria tua itu berdetak semakin cepat, terutama jika berada di samping Rani. Entah magnet apa yang dimiliki Rani sehingga ia begitu terpesona oleh gadis muda Rani.

1
Ara putri
semangat kak, jgn lupa mampir juga ya keceritaku PENJELAJAH WAKTU, HIDUP DIZAMAN AJAIB
vita
suka ceritanya menarik
Soraya
semangat thor lanjut
Alyanceyoumee: Assalamualaikum. Thor permisi, ikut promo ya🙏.

Kaka, Jika ada waktu luang, boleh coba baca karya ku yang berjudul "PARTING SMILE" ya,

Berkisah tentang penyanyi religi yang terjerat pernikahan kontrak dan cinta masa lalunya yang sangat rumit. Ditambah dia tipe yang gengsian dan menyebalkan, hiih dah lah.

di tunggu ya ☺️🙏
total 1 replies
Soraya
mampir thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!