Naima dan Arga akan segera menikah tak lebih dari dua Minggu lagi. tapi nyatanya Arga berse-ling-kuh dengan wanita yang tak lain adalah anak dari pemilik perusahaan tempat dia bekerja. Naima memergoki Arga dan dia datang kepada ayah dari Wanita itu untuk meminta pertanggung jawaban darinya. tapi tanpa di sangka malah duda dua anak itu bertanggung jawab dengan cara menikahinya.
apakah pernikahan mereka akan bahagia? saksikan terus kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yam_zhie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Naima 8
"Apa-apaan itu? Ayah dan anak sama saja menyebalkan! Segala sesuatu dinilai dengan uang! Dia pikir aku wanita apakah? Apa wajahku terlihat seperti wanita mata duitan?"Omel Naima saat keluar dari ruangan Pak angkasa.
Bahkan dia sempat melihat pantulan wajahnya di cermin. Dan menilik sebentar wajahnya, memastikan jika dia bukanlah wanita seperti yang ada dalam bayangan Pak Angkasa itu.
"Mana ada wajah cantik seperti ini dibilang mata duitan! Kalau aku mata duitan selama ini juga Aku akan minta duit terus sama Mas Arga. Dan juga mana mau aku membiayai sendiri resepsi pernikahan kami. Astaga antara Aku bodoh dan bucin ternyata memang perbedaannya tidak jauh,"kembali Naima mengomeli dirinya sendiri sambil memukuli kepalanya.
"Sepertinya Mas Arga dan kedua orang tuanya setiap hari mentertawakan kebodohanku! bukan rasa sayang yang selama ini mereka tunjukkan. Melainkan rasa ingin terus memanfaatkan aku yang memang bo-doh ini,"
"Aku fikir juga yang namanya Pak Angkasa itu adalah bapak tua! Tahunya dia masih muda seperti itu? Tapi kenapa aku masih tidak yakin kalau diaa adalah Pak Angkasa? Apa jangan-jangan pria itu adalah Kakaknya Gisel? Astaga, biarlah. Toh aku sudah mengatakan semua unek-unek dalam hatiku. Karena kalau di biarkan nantinya akan menjadi penyakit hati. Kalau sudah begitu nanti aku gi-la, yang rugi diri sendiri! orang yang tidak suka malah tertawa terbahak,"kembali Naima mengomel.
Wanita sepertinya memang tidak akan puas kalau belum mengomel saat ada unek-unek dalam hati. Tapi langkahnya terhenti dan dia buru-buru bersembunyi saat melihat Gisel yang baru saja keluar dari dalam lift sambil memainkan ponselnya. Sehingga Gisel tidak melihat keberadaan Naima disana.
"Lagian kenapa aku harus bersembunyi? Wanita itu juga belum tentu tahu siapa aku kan?"ujar Naima kepada dirinya sendiri saat di dalam lift.
Ponselnya sedari tadi tak berhenti bergetar. Ada banyak chat dari Arga yang masuk. Bahkan sebagian sudah terbaca. Siapa yang membaca pesannya? Perasaan dia tak membaca pesan dais Arga sama sekali dari kemarin.
"Apa mungkin Pak Angkasa KW itu yang sudah membaca pesan dari Mas Arga? Hadeeeh, pantas saja dia trus menghubungi. Lancang sekali Pak Angkasa KW itu!"kesal Naima.
Naima akhirnya membalas pesan yang berderet dari Arga dengan mengatakan kalau dia ada di dekat kantor Angkasa.
[ Kita bertemu di caffe depan yang ada di sebrang kantor! Aku akan kesana dalam lima belas menit. Kita harus bicara dek. Kamu jangan ngilang lagi. Aku kangen kamu. Love u] pesan yang di kirim oleh Arga membuat Naima rasanya ingin muntah.
"Ok," balas Naima singkat.
"Malas sekali dengan orang seperti itu. Bisa-bisanya dia bersikap sok-sokan romantis. Pake bilang love you segala juga kangen. biasanya juga nggak pernah mengatakan hal seperti itu. Dia fikir aku akan luluh? Ketemu di caffe? Paling aku yang bayarin. Biasanya paling banter juga makan di warung tenda!"kembali Naima terlihat mengomel dan kesal. Tapi kali ini dia sedikit menepuk- nepuk dadanya.
"Kenapa dengan kamu di dalam sana? nggak usah baper dan merasa rindu kepada pria jaha-nam seperti Arga! Aku nggak boleh nangis. Aku harus kuat. Aku bisa! Aku pasti bisa!"kembali Naima menyemangati dirinya sendiri.
Keluar dari dalam lift dia celingukan takut bertemu dengan resepsionis yang tadi. Setelah memastikan keadaan aman, Naima segera berlari dengan kencang dan pergi menuju cafe sebrang kantor Angkasa.
"Beruntung ibu-ibu yang tadi tidak ada. Aku nggak akan mau lagi menginjakkan kaki di tempat itu! Orang-orangnya pada jutek! Apalagi Pak Angkasa KW!"kesal Naima.
Dia duduk dan memesan banyak makanan. Dia akan makan banyak di depan Arga untuk terakhir kalinya. Apalagi dari kemarin dia belum makan. Tadi sarapan juga sedikit. Dia Tidka boleh sakit. Karena masih banyak yang harus dia hadapi. Termasuk gunjingan dan omongan orang.
Tak lama Arga datang dengan senyuman manis dan melambaikan tangan ke arah Naima. Jika dengan penampilan seperti itu. Bagaimana Naima tidak jatuh cinta kepada pria yang memiliki paras tampan dan menawan. Sayangnya impian memiliki pria itu hancur. Seiring dengan terbongkarnya perseling-ku-han dia dan Gisel. Di kantor saja sudah berani berciu-man panas terang-terangan. Apalagi yang lainnya. Itu yang di fikirkan Naima. Fikiran buruk memang. Tapi itu otomatis terlintas.
"Hati ... please jangan baper ya! Dia bukan pria yang baik. Dia adalah sejenis genderuwo dan kolor ijo! Nggak pantes buat kamu,"ucap Naima pelan sambil mengusap dadanya.
Arga mendekat dan bahkan dia akan mencium kepala Naima. Tapi Naima mundur dan seolah enggan di sen-tuh lagi oleh pria itu. Pria yang sudah mengingkari janjinya. Arga juga sedikit kaget dengan sikap Naima. Yang biasanya akan selalu senang saat dia mencium kepalanya. Menurut Naima itu adalah Mood booster untuknya.
"Kamu nunggu lama dek? Maaf Mas tadi ada banyak kerjaan,"ujar Arga duduk di depan Naima dengan agak sedikit canggung. Apalagi dengan sikap dingin dan cuek dari Naima.
"Nggak juga,"jawab Naima.
"Kapan kamu pulang dek? Kenapa nggak bilang kalau kamu sudah ada di sini. Kalau kamu bilang Mas kan akan menjemput kamu di stasiun,"ujar Arga basa basi membuat Naima rasanya ingin muntah di wajah Arga.
"Kemarin saya aku menelepon kamu dua kali. Tapi kemudian di matikan, aku baru tiba di stasiun,"jawab Naima tanpa ekspresi berlebihan di wajahnya.
Yang ada ekspresi dingin menatap ke arah Arga. Sedangkan Arga terlihat tidak nyaman dengan tatapan dari Naima. Seolah dia takut jika kebohongan dan rahasianya ketahuan oleh Naima.
"Oh kemarin. Iya, mas ada banyak kerjaan jadi nggak sempat menjawab telepon kamu. Mas hubungi kamu dari sore tapi kamu tidak menjawabnya. Mas juga ngeliat kamu naik ojek online, kamu habis dari mana?"tanya Arga yang penasaran.
"Dari rumah Widya. Karena kamu pastinya males bertemu dengan aku,"jawab Naima sambil mengambil beberapa piring makan yang sudah dia pesan dan baru saja datang.
Melihat banyaknya makanan yang di pesan oleh Naima membuat Arga keget bukan main. Karena makanan itu hampir memenuhi seluruh meja mereka. Sedangkan tanpa banyak bicara apalagi mengajak Arga makan, Naima sudah makan duluan. Seolah dia tak ada di hadapannya.
makin seru az cerita nya kk outhor ini 🥰🥰🥰