NovelToon NovelToon
Dokter Cantik Itu Putriku

Dokter Cantik Itu Putriku

Status: sedang berlangsung
Genre:Wanita Karir / Single Mom / Anak Genius / Hamil di luar nikah / Romansa / Dokter Genius
Popularitas:9.5k
Nilai: 5
Nama Author: yance 2631

Arin adalah perempuan sederhana, manis tapi cerdas. Arin saat ini adalah salah satu mahasiswi jurusan tehnik kimia di fakultas tehnik negeri di Bandung. Orang tua Arin hanyalah seorang petani sayuran di lembang.

Gilang adalah anak orang terpandang di kotanya di Bogor, ia juga seorang mahasiswa di tempat yang sama dimana Arin kuliah, hanya Gilang di jurusan elektro fakultas tehnik negeri Bandung.
Mereka berdua berpacaran sampai akhirnya mereka kebablasan.
Arin meminta pertanggung jawaban dari Gilang namun hanya bertepuk sebelah tangan.

Apakah keputusan Arin menjadi single mom sudah tepat? dan seperti apakah sikap Gilang ketika bertemu putrinya nanti?

Yuuk kita ikuti alur ceritanya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yance 2631, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Melamarmu..

4 Tahun kemudian ..

Alina kini sudah semakin dewasa, sekarang ia duduk di kelas 12 sebuah sekolah menengah atas negeri top di kota Bandung.

Alina tumbuh menjadi gadis yang cantik, mata dan hidungnya mirip dengan Gilang sedangkan bibir dan pipinya mirip dengan Arin, berkulit putih dan tinggi semampai.

Dengan kebiasaan tutur kata yang lembut dan sopan, menjadikan Alina disukai banyak orang terutama teman laki-lakinya di sekolah, Alina pun sampai saat ini masih diantar oleh ambu atau kadang bersama ayahnya, Gilang.

"Eneng, ayah pikir udah saatnya kamu punya mobil sendiri, ayah belikan satu mau ya?" ujar Gilang sambil mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang menuju sekolah Alina.

"Terima kasih perhatian ayah, tapi .. setelah lulus sekolah nanti kan eneng rencananya kuliah di UCLA di Amerika, jadi mobil itu pasti mubazir nggak kepake.." ujar Alina.

"Mm, benar juga ya.. "ujar Gilang.

"Ayah, mobil nggak gitu penting buat eneng, mending ayah coba deketin ambu lebih serius supaya bisa nikahi ambu.. itu lebih penting" ujar Alina.

Alina nggak habis pikir ambunya masih saja betah hidup tanpa pendamping.

"Ayah, kalau ayah nggak juga segera menikah dengan ambu, kapan aku punya adiknya?, pokoknya mah begitu eneng selesai kuliah dan pulang ke indo, awas aja kalau nggak ada adik baru.. "ujar Alina, langsung tertawa lepas.

Wajah Gilang pun berubah menjadi pink mendengar ucapan putrinya tadi.

"Ciee jadi merah gitu pipi si ayah.. kenapa Yah?" ujar Alina menggoda Gilang.

"Neng, ayah sebenernya cinta sama ambu, sayang, tapi ambu .. mungkin nggak ada lagi perasaan cinta sama ayah, atau menolak ayah terus ayah patah hati dong?" ujar Gilang.

"Gini aja, cobain deh Yah nembak ambu.. ayah kan belum coba, kalau ayah cuma diam ambu juga akan selamanya diam, that's the point!" ujar Alina cerdas.

"Oke, oke bismillah ayah akan coba nanti malam" ujar Gilang dengan semangat, mobil pun berhenti karena sudah sampai sekolah.

Alina pun pamit pada Gilang, lalu melangkah menuju ruang kelasnya.

Gilang meneruskan perjalanannya menuju kantor tempat di bekerja, Gilang memikirkan apa yang dibicarakan Alina tadi di mobil..

"Bener juga apa kata neng, bismillah aja nanti malam gue akan coba, gue akan ajak mereka dinner di hotel aja supaya lebih privacy.." gumam Gilang yang sekarang ini posisinya sudah menjadi Manager produksi sebuah perusahaan aviasi onderdil pesawat terbang.

Tak terasa menjelang sore, waktu saat ini pukul 15:00.. Alina pun sudah berada di rumah sepulang dari sekolah. Alina pulang menggunakan taksi online sendiri karena tidak ada yang menjemputnya..

"Mm, ayah lagi apa ya?" gumam Alina, lalu mencoba menghubungi ayahnya lewat pesan singkat dari aplikasi si hijau..

Alina : Ayah aku udah pulang, punten kalo ayah pulang kerja nanti aku mau nitip yoghurt yang di jalan cisangkuy, rasa leci ya Yah..

Gilang : Siap tuan putri, nanti ayah mampir kesana dulu.. apa sih yang nggak buat kamu, apapun ayah pasti belikan.

Alina : Huuu.. ngegombal aja ayah teh, coba dong bilang gitu ke ambu pasti nggak berani iya kan? hehehe..

Gilang hanya membalas pesan Ajeng dengan emoticon senyum dan tanda love.

Sore hari Gilang pun tampak sudah berada di rumah Arin, dan sedang berbincang dengan Alina putrinya..

"Yang ini rasa leci punya kamu, sisanya 2 lagi segera masukkan freezer supaya beku.." ujar Gilang.

Alina pun menuruti perkataan ayahnya.

Lalu mereka melanjutkan mengobrol, sementara Alina tampak menikmati yoghurt pesanannya, "Neng, nanti malam kita dinner yuk di hotel Papandayan.. kan ayah mau nembak ambu, bantuin ayah ya nanti? Please?" ujar Gilang.

"Mm, bantuin nggak ya? .. ,iya nanti eneng coba bantu ayah biar sukses!" ujar Alina sambil menghabiskan yoghurt lecinya.

"Makasih ya neng cantik, ayah pamit dulu ya nak, oh ya jangan lupa kasih tahu ambu nanti malam...." ujar Gilang bersiap untuk pergi.

"Siap boss!, biar nanti eneng yang bilang sama ambu.. sok atuh ayah siap-siap aja, mandi, yang rapi biar makin ganteng" ujar Alina mulai cerewet sambil tersenyum.

"Mm, nggak mandi juga ayah mah udah ganteng neng" ujar Gilang percaya diri.

Gilang pun pergi meninggalkan rumah Arin.

Tidak berapa lama terdengar suara mobil berhenti, dan parkir di garasi, tampak Arin baru saja pulang dari kampusnya..

"Assalamualaikum neng.. "sapa Arin.

"Waalaikumsalam, eeh ambu pulang.. "ujar Alina menghabiskan sisa yoghurtnya, lalu mencium punggung tangan Arin.

"Tadi ayah kamu kesini nggak?" tanya Arin sambil meletakkan tas laptopnya.

"Kesini dong... kan eneng pesen yoghurt, nih dibawain, yang punya ambu ada 2 di freezer kalau ambu mau" ujar Alina.

"Eeh, iya ambu tadi ayah ngomong mau ajak kita dinner nanti malam 20:00 di Papandayan, ambu ikut ya.. kan kita keluarga?" ujar Alina sambil memeluk Arin.

"Mm, iya.. ambu ikut sama kalian" ujar Arin tersenyum. Alina pun bahagia mendengarnya.

19:05 saat ini, Gilang tampak sudah berada di ruang tamu di kediaman Arin, dengan sikap sedikit gugup Gilang pun menunggu..

"Ayah, sebentar lagi ambu siap.. duduk dulu ya, nggak buru-buru kan?" ujar Alina.

"Ini anak ayah kok bawel banget sih?" ujar Gilang tersenyum.

"Iya emang.. kan anak ambu sama ayah," ujar Alina, yang membuat Arin tertunduk yang terlihat keluar dari ruang tengah.

Gilang pun jadi salting sendiri melihat penampilan Arin yang sangat berbeda, riasan Alina membuat Arin tampil sangat cantik.

"Tuh Ayah, .. Ambu .. gimana cantik nggak?" tanya Alina sambil memperhatikan Gilang yang kelihatan terkejut, terpesona.

"Mm, iya neng, ambu dari dulu memang cantik.. apalagi sekarang sudah ada eneng, ambu makin cantik" ujar Gilang tersenyum melihat Arin yang luar biasa.

Wajah Arin pun bersemu merah.. , Alina pun bahagia menatap kedua orang tuanya itu.

Tiba di Hotel Papandayan, Gilang sudah memesan sebelumnya sebuah ruang VIP, untuk membuat suasana menjadi lebih privacy.

Alina tampak menggandeng tangan Arin untuk duduk di meja yang disediakan, tampak juga terlihat 2 gambar hati besar berwarna merah berdampingan dengan bunga mawar merah holland di sisinya.

"Ambu, duduk di sebelah sini.. "ujar Alina, sedangkan Gilang mengambil posisi duduk berhadapan dengan Arin.

Gilang tampak gugup untuk memulai bicara, hanya dengan hatinya ia mencoba untuk bicara..

"Arin, kita berdua sama-sama membesarkan anak kita hampir 12 tahun, nggak terasa ya.. ternyata hati aku nggak pernah berubah walau aku pernah menikah, dari hati aku yang paling dalam aku masih .. mencintai kamu, aku ingin kita bisa sama-sama lagi Rin.. ,anak kita sudah besar dan sebentar lagi dia kuliah di luar negeri, aku hanya nggak mau kamu merasa sendirian di rumah itu dan aku juga sendiri, kita sudah nggak muda lagi Rin, sudah saatnya kita lihat anak kita menikah, punya cucu, maukah kamu menua bersamaku Rin?" ujar Gilang sambil mengeluarkan sebuah kotak kecil dari sakunya, lalu bersimpuh di kedua lututnya.

"Rin, ini bukan apa-apa di bandingkan dengan Cintaku, diamond ini hanya simbol cinta di sisa umurku, aku ngga pernah bisa melupakanmu" ujar Gilang yang mulai berkaca-kaca.

"Ambu, .. Ayah melamar ambu, terima ya?, ayah cinta dan sayang sama ambu.. ayah sudah lama nunggu ambu sudah 12 tahun, kalau kredit rumah sudah lunas ini mah.." ujar Alina yang kata-katanya membuat Arin tersenyum.

"Iya, Lang.. aku mau.. "ujar Arin pelan.

"Alhamdulillah, barakallah.. nah gitu dong, keep smile atuh ambu jangan kayak di kampus" ujar Alina sambil memeluk ibunya.

Gilang mengucap 'Alhamdulillah' dan menitikkan air mata bahagianya.

Alina terlihat bahagia, Arin pun demikian..

Dengan mata berkaca-kaca menahan haru, Arin dan Alina melihat lagi sebuah cincin engagement yang indah berkilau di jari tangan Arin..

Alina pun bertanya pada Gilang, "Ayah.. bisaan deh milih cincinnya, baguuuus!" ujarnya.

Arin langsung mencubit lengan putrinya ini, Gilang memandang putrinya..

"Nanti ayah belikan kamu juga satu, .. doain ayah ya nak, supaya ayah sehat biar selalu bisa cari uang banyak buat kalian" ujar Gilang tersenyum.

"Iya ayah .. mm, itu namanya cincin apa ayah?" ujar Alina yang juga menyukai model cincin tersebut.

Gilang kemudian mendekat ke arah Arin yang duduk berdampingan dengan Alina..

"Mm, apa hayo.. coba tanya ambu" ujar Gilang melirik Arin yang cantik sekali malam ini.

"Lang, aku nggak tahu namanya.. tapi aku suka sekali diamondnya" ujar Arin lembut menatap Gilang. Gilang pun bahagia Arin menatapnya.

"Neng, ini namanya.. Mondial Engagement Ring, Tivani Ring 18k white gold" ujar Gilang.

Alina pun mengangguk, sedangkan Arin tidak mengira jika Gilang sangat mengerti detail cincin yang melingkar di jari manisnya.

"Ooh gitu, namanya bagus ya ayah.. Tivani, seperti nama perempuan I think I like that" ujar Alina.

"Betul sekali sayang, seperti nama perempuan.. cincin itu pas buat ambu yang juga perempuan satu-satunya yang ayah sangat cintai" ujar Gilang yang kata-katanya makin membuat wajah Arin menjadi pink.

"Mm, ayah emang jagonya ngegombal.. jadi kapan acaranya ayah?" ujar Alina.

"Secepatnya nak, kan ayah juga harus bilang juga minta doa restu sama engki, enin lembang juga eyang kamu" ujar Gilang.

"Ayo di makan dong makanannya, itu lihat kesukaan kamu neng.. , ayo Rin kita makan sekarang, bisa nggak selesai-selesai kalau kita dengerin si eneng ngomong melulu.." ujar Gilang mempersilahkan Arin, Alina pun tertawa lepas.

"Iya Lang, terima kasih .. kamu juga" ujar Arin menatap Gilang mesra sekali.

Mereka bertiga pun mulai menyantap hidangan yang sudah Gilang pesan sebelumnya.

Gilang terlihat menatap dalam wajah Arin, Arin pun demikian.

"Ayah, sama ambu .. kayak ABG, hihihi.. "ujar Alina, Arin pun langsung mencubit lengan Eneng.

*****

1
panjul man09
umur mereka semua sudah berapa yaa???
Sutarni Khozin
lanjut
panjul man09
jangan beri peluang gilang untuk kembali ، arin harus carikan ayah baru untuk alina .
yance 2631: siap kakak terima kasih..
total 1 replies
panjul man09
orang yg tidak baik akan di pertemukan dgn orang yg tidak baik juga , devi pernah katain anak arin ,anak setan makanya dia mandul , rasain !!
panjul man09
karakter gilang gak bagus , pengecut dan tidak bertanggung jawab
panjul man09
arin gak boleh dekat lagi sama gilang , arin harusnya membuka hati lagi dan menerima pria lain
panjul man09
thor mestinya arin di pertemukan dengan jodohnya biar ada yg melindungi , kasian
dechi71
double up tor..
dechi71
mantap kak autor lanjut..
yance 2631: Siap kakak, terima kasih.
total 1 replies
dechi71
mantap tor💪
dechi71
keren tor..
dechi71
mantap tor
dechi71
walaupun baru 2 bab.. tapi maknyus, ceritanya oke dan seperti nyata.. semangat tor..
dechi71
semangat tor
dechi71
semangat tor..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!