NovelToon NovelToon
Istriku Berubah Setelah Hilang Ingatan

Istriku Berubah Setelah Hilang Ingatan

Status: tamat
Genre:Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Crazy Rich/Konglomerat / CEO Amnesia / Cinta Seiring Waktu / Pelakor jahat / Gadis Amnesia / Tamat
Popularitas:1.1M
Nilai: 4.9
Nama Author: Itha Sulfiana

Edward terkejut saat istrinya yang hilang ingatan tiba-tiba mengajukan gugatan cerai kepadanya.

Perempuan yang selama empat tahun ini selalu menjadikan Edward prioritas, kini berubah menjadi sosok yang benar-benar cuek terhadap apapun urusan Edward.

Perempuan itu bahkan tak peduli lagi meski Edward membawa mantan kekasihnya pulang ke rumah. Padahal, dulunya sang istri selalu mengancam akan bunuh diri jika Edward ketahuan sedang bersama mantan kekasihnya itu.

Semua kini terasa berbeda. Dan, Edward baru menyadari bahwa cintanya ternyata perlahan telah tumbuh terhadap sang istri ketika perempuan itu kini hampir lepas dari genggaman.

Kini, sanggupkah Edward mempertahankan sang istri ketika cinta masa kecil perempuan itu juga turut ikut campur dalam kehidupan mereka?

*Sedang dalam tahap revisi

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itha Sulfiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Yang kita lakukan

Silva membiarkan tubuh Edward terjatuh diatas tempat tidur miliknya. Sesaat, perempuan itu tampak bernapas lega karena berhasil memapah Edward yang tak bisa menyeimbangkan tubuhnya hingga ke ruangan tersebut.

"Tunggu sebentar ya, Sayang! Aku mandi dulu!" ucap Silva sembari mengusap lembut wajah Edward.

Pria itu tak mengatakan apa-apa. Matanya terpejam. Keningnya tampak mengernyit, seolah-olah terganggu saat tangan dingin Silva menyentuh wajahnya.

"Lepas!" ucap Edward tak suka ketika tangan Silva semakin bertambah nakal. Kini, telapak tangan itu sudah mengelus dada bidang milik Edward.

Silva pun reflek memindahkan telapak tangannya dari dada pria itu setelah mendengar bentakan dari Edward.

"Huh, sekarang kamu masih jual mahal, Ed. Tapi, nanti???" Silva tersenyum nakal.

Ia biarkan Edward berbaring diatas tempat tidurnya. Sementara, Silva sendiri segera masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Andai tak habis main golf dengan teman-teman sosialitanya, tentu Silva akan langsung menerkam Edward. Sayangnya, keringat dan bau badan Silva membuat perempuan itu merasa kurang nyaman dan takut membuat Edward tak puas dengannya.

selesai mandi, Silva keluar dari kamar mandi sambil mengeringkan rambut menggunakan handuk. Kemudian, handuk tersebut ia lemparkan ke sembarang arah saat melihat Edward yang tampak sudah tertidur pulas diatas kasurnya.

Sedikit tak sabaran, Silva langsung melompat ke atas tempat tidur dan langsung menindih tubuh Edward. Bibir milik pria itu ia cium agak lama.

"Edward," panggil Silva berbisik saat mata pria itu kembali terbuka.

"Nana?" lirih Edward.

Degh!

Hati Silva bagai disiram lava panas saat mendengar Edward malah menyebut nama Nana. Hampir saja dia marah besar, andai dia tak mengingat apa tujuannya.

Ya, Silva ingin membuat Edward dan Nana tak akan pernah kembali lagi seperti dulu. Silva ingin Edward dan Nana benar-benar bercerai dan menjadi musuh abadi di masa depan.

"Ya, ini aku... Nana. Apa kamu kangen aku, Ed?" timpal Silva berbohong.

Tiba-tiba, Edward memeluk tubuh Silva kemudian memutar tubuhnya sehingga tubuh Silva gantian berada dibawah.

"Ya, aku kangen kamu, Na," angguk Edward dengan mata berkaca-kaca. "Jangan pergi lagi, ya! Rumah ini nggak bisa hidup kalau nyawanya nggak ada, Na. Rumah ini rasanya sepi dan suram semenjak kamu pergi."

"Aku janji nggak akan kemana-mana lagi. Selamanya, aku akan selalu di sisi kamu, Ed."

"Janji?"

Silva tersenyum kemudian mengangguk. "Cium aku, Ed!" pintanya dengan nada menggoda.

Tanpa pikir panjang, dalam pengaruh alkohol yang berhasil mengacaukan pikirannya, Edward pun langsung mencium Silva secara membabi-buta dan penuh hasrat.

Sementara, Silva tentu saja dengan senang hati meladeni keinginan lelaki itu.

*

*

*

Pagi harinya, Edward terbangun dengan kepala yang terasa amat berat. Sambil memijit bagian tengkuk, ia berusaha bangun dan menyandarkan punggungnya di sandaran tempat tidur.

"Argghhh!! Kepalaku sakit sekali," gumam Edward.

Ia masih belum fokus pada keadaan disekitarnya.

"Ed, sudah bangun!?"

Degh!

Suara serak seorang perempuan berhasil membuat Edward berubah jadi patung. Apa yang terjadi semalam? Kenapa dia dan Silva bisa berada dibawah selimut yang sama saat ini?

Parahnya lagi, Silva tidak mengenakan apapun. Ia hanya menutupi area dadanya dengan selimut tebal itu.

"Ed, kenapa diam saja? Kamu masih pusing, ya?" tanya Silva yang kini sedang menyandarkan kepalanya di lengan Edward.

"Silva!" Edward berusaha menjauhkan diri dari wanita itu. "Kenapa kamu bisa ada di sini?" tanyanya.

"Kalau nggak di sini, terus aku mesti dimana, Ed? Ini kan kamarku."

"Hah? Benarkah?" tanya Edward kaget. Ia langsung memerhatikan sekitar dan akhirnya sadar bahwa Silva tidak sedang mengada-ada.

"Kamu kenapa kayak kaget gitu, Ed?" tanya Silva lagi.

"Silva, kenapa kamu nggak pakai apapun?" Edward justru balik bertanya.

Dan, wanita itu menanggapi pertanyaan Edward dengan senyuman malu-malu.

"Kamu lupa ya, kalau tadi malam kamu sendiri yang lepas semua pakaian aku?"

"A-apa?" Jelas, pria itu terlihat sangat terkejut. Reflek, Edward pun menyingkap selimut yang menutupi tubuhnya dan mendapati kenyataan bahwa dirinya pun dalam keadaan polos tanpa sehelai benang pun.

"Silva, semalam kita ngapain?" tanya Edward sambil mencengkram kuat bahu Silva tanpa sadar.

"Apa lagi, Ed? Semalam, kita melalui malam yang sangat panas. Kamu bahkan nggak mau lepasin aku meski aku sudah bilang kalau aku udah lemas banget," jawab Silva sambil tersenyum malu-malu.

"Kita berhubungan badan?" tanya Edward lagi.

"Ya. Apalagi?" sahut Silva membenarkan.

Tubuh Edward serasa membeku. Tatapannya seketika berubah menjadi kosong.

Apa yang sudah dia lakukan? Dia mencoba untuk mengingat dengan benar.

Dan, sekelebat ingatan tentang dia yang melihat Nana kemudian mencium perempuan itu dengan ganas dan tak sabaran mulai melintas dalam kepalanya.

"Jadi, yang semalam itu... kamu?"

"Tentu saja. Memangnya, mau siapa lagi, Ed?"

Masalah besar baru saja datang menghampiri Edward. Takdir seolah-olah sangat menginginkan dia dan Nana untuk berpisah.

"Ed, kamu berharap kalau yang semalam itu, Nana?" tanya Silva dengan hati-hati.

Edward sontak memalingkan wajahnya. Dia tak menjawab apapun namun ekspresi wajahnya sudah sangat mewakili jawaban dari pertanyaan Silva.

"Kamu benar-benar berharap kalau aku adalah Nana, Ed?" tanya Silva dengan senyuman miring.

"Tolong rahasiakan semua ini dan anggap saja tak pernah terjadi, Sil! Dan, jangan lupa minum obat pencegah kehamilan, ya! Aku masih belum siap punya anak."

"Apa kamu menyesal karena aku bukan Nana, Ed?"

"Sudahlah!" Edward menghela tangannya ke udara. "Nggak usah bahas dia lagi!"

"Kenapa, hm? Apa tebakan aku benar? Kamu sudah mulai jatuh cinta sama..."

"Cukup, Silva!" bentak Edward jengah. "Sudah kubilang kalau aku nggak mau bahas soal Nana lagi!" lanjutnya penuh amarah.

"Maaf!"

Edward pun turun dari tempat tidur untuk memunguti pakaiannya. Ia tak menghiraukan Silva yang hendak menangis.

Ia hanya fokus mengenakan kembali pakaiannya meski tidak serapi biasanya.

"Silva, aku sudah transfer uang untuk kamu. Anggap saja, itu kompensasi atas perbuatan aku tadi malam. Aku benar-benar minta maaf, Sil!"

Setelah mengucapkan apa yang dirasa perlu diucapkan, Edward pun bergegas meninggalkan kamar Silva untuk menuju ke kamarnya sendiri.

"Apa Edward baru saja menyamakan aku dengan pelacur?" lirih Silva sambil tersenyum miring.

Setelah mengecek ponselnya dan memastikan bahwa Edward benar-benar mengirim uang untuknya, Silva pun langsung membanting ponsel miliknya dengan keras diatas tempat tidur.

"Pria sialan!" umpatnya kesal.

Di kamar yang lain, Edward yang baru saja masuk langsung mengunci pintunya rapat-rapat. Setelah itu, dia duduk di tepi ranjang sambil menjambak rambutnya sendiri.

"Arggh!! Bodoh kamu, Ed!" geram Edward marah-marah.

"Kenapa aku bisa meniduri Silva? Kenapa aku membuat masalah untuk diriku sendiri? Kalau sampai Nana tahu, dia pasti nggak akan pernah maafin aku lagi," lanjutnya dengan perasaan resah luar biasa.

1
Mega Prasetya T.R.N
ohh pantes memang keluarganya erward kayak setan erward begitu apalagi ibu dan adiknya liciknya ngalahin silva
Mega Prasetya T.R.N
salahkan saja anakmu itu bu terlalau bodoh jadi laki-laki si erward ini, tapi aku yang kasihan ibu dan adiknya erward sihh
Mega Prasetya T.R.N
ternyata adiknya yang mbius nana aduhh adik macam apa begini kelakuannya
Mega Prasetya T.R.N
emang erward itu miskin sejak lama to
Mega Prasetya T.R.N
kayaknya mantan suami silva dendam kesumat deh
Mega Prasetya T.R.N
hello ngaca erward enggak ada kesempatan ke 1 atau kesempatan ke 2 lo udah nyakitin nana sebaiknya lo ceraikan nana langsung tanda tangani surat perceraian yang dikirimkan nana terus tanda tangani apa susahnya sih takut kalau uang pinjaman yang diberikan sama ayahnya nana senilai 3,5 juta dicabut lagi
Mega Prasetya T.R.N
apa mungkin erward sudah jatuh cinta ke nana ya tanpa disadarinya
Wahyu Agustin
teman Edward kan pria breksek semua cocok berteman sama jalang Silva
Wahyu Agustin
bojo gemblung karungin ontalna mng laut🤣
Mega Prasetya T.R.N
aku kira samuel itu baik lho nggak percaya kalau dia menggelapkan uang perusahaan milik kakaknya rossa, semoga aja andro nggak kayak samuel ya
Mega Prasetya T.R.N
siapa sih sebenarnya mantan suami silva itu kok agak ganas dan galak ya
Mega Prasetya T.R.N
bener tuh kata nana kalau nggak dikirimin pesan sama silva pasti erward tetap nemani nana dirumah sakit padahal nana saja sudah tidak peduli pada erward tapi erward kenapa kok takut kehilangan nana
Mega Prasetya T.R.N
kok bisa alergi ya nana sama makanan laut
Mega Prasetya T.R.N
pecat saja rossa itu si samuel enggak guna kan erward sama nana mau cerai jadi bisa dengan mudah pecat si samuel itu
Mega Prasetya T.R.N
emang mantan suami silva itu penjudi apa ya kok minta uang ke silva
Mega Prasetya T.R.N
minta diseleding samuel ini, mau balas dendam ke erward pasti takut dong karena erward sahabatnya jadi balas dendam ke nana, minta digaplok aja itu si menyebalkan samuel
Mega Prasetya T.R.N
udah terima aja erward kan lo yang ngamilin silva karena lo lebih sayang sama silva ketimbang sama nana lagian nana udah nggak peduli sama kamu lagi erward meskipun kamu nggehamilin silva
Mega Prasetya T.R.N
cewek jalang kayak silva disukain wong modelan kayak uler keket gitu aja kamu sukain samuel-samuel, hadehh
Mega Prasetya T.R.N
yang menyesal itu pasti si erward harus suruh kembalikan uang 3,5 juta loh, 3,5 juta itu berapa ya kalau dirupiahkan
Mega Prasetya T.R.N
kegeeran lo erward padahal mau nyerahin berkas perceraian tuh dikira mau kembali ke rumahmu apa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!