NovelToon NovelToon
Hamil Anak CEO

Hamil Anak CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / CEO / Hamil di luar nikah / Duda / Romansa
Popularitas:4.5k
Nilai: 5
Nama Author: Hanela cantik

Dara yang baru saja berumur 25 tahun mendapati dirinya tengah hamil. Hidup sebatang kara di kota orang bukanlah hal yang mudah. Saat itu Dara yang berniat untuk membantu teman kerjanya mengantarkan pesanan malah terjebak bersama pria mabuk yang tidak dia ketahui asal usulnya.

"ya Tuhan, apa yang telah kau lakukan Dara."

setelah malam itu Dara memutuskan untuk pergi sebelum pria yang bersamanya itu terbangun, dia bergegas pergi dari sana sebelum masalahnya semakin memburuk.
Tapi hari-hari tidak pernah berjalan seperti biasanya setelah malam itu, apalagi saat mengetahui jika dia tengah mengandung. apakah dia harus meminta pertanggungjawaban pada lelaki itu atau membesarkan anak itu sendirinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hanela cantik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

8

Sesuai dengan keinginan mamanya tadi siang. Malam ini Arkan tengah menuju rumah orang tuanya, sebelumnya dia telah mengabari sang putra agar tidak menunggunya pulang. sejak tiga tahun lalu Arkan memutuskan untuk tinggal di apartemen sendiri. Dia tidak ingin menggangu orang tuanya lagi dan untuk menjaga privasi nya katanya.

Berbeda dengan suasana di ruang makan kediaman keluarga Mahendra. Disana telah ada Ratna ibunya Arkan dan Damar Mahendra ayahnya tidak bisa ikut hadir karena asih diluar kota.

Dan juga disana ada Nadine Smit. Orang yang ingin Ratna kenalkan dengan Arkan. Nadine tampak memukau dengan dress cream mencolok yang menampilkan bahu mulusnya.

"Makasih ya udah mau datang ke rumah Tante" ucap Ratna kepada Nadine yang duduk didepannya. “Mama senang sekali kamu bisa menyempatkan waktu malam ini.”

Nadine tersenyum sopan. “Saya juga senang, Tante. Sudah lama sekali nggak main ke rumah ini. Tante makin awet muda, ya.”

Ratna terkekeh kecil, senang mendengar pujian itu. “Aduh, kamu ini pintar sekali merayu. Kalau Arkan dengar, pasti tambah suka.”

Nadine tertawa ringan, pipinya sedikit memerah. “Ah, Tante…”

“Ngomong-ngomong,” lanjut Ratna dengan nada lembut tapi terukur, “Arkan itu sebenarnya pria yang baik, cuma… ya, setelah istrinya meninggal, dia jadi agak tertutup. Tapi kalau kamu sabar dan tulus, Mama yakin dia bisa luluh.”

Nadine menunduk, mencoba menyembunyikan ekspresinya. “Saya mengerti, Tante. Tante tenang aja saya pastikan Arkan mau menerima saya. Tante ngga usah khawatir."

“Betul sekali,” Ratna mengangguk mantap. “Mama cuma ingin dia punya pendamping yang bisa jagain Rafa dan dirinya. Kamu kan anak baik, lembut juga. Mama yakin kamu bisa jadi ibu yang hebat.”

Nadine yang mendengar itu hanya tersenyum singkat.

Ratna menoleh ke arah pintu dan tersenyum lega. “Nah, itu pasti Arkan datang.”

Beberapa detik kemudian, Arkan muncul menampilkan wajah lelahnya.

“Maaf, Ma, agak telat,” ujarnya singkat sambil menyalami ibunya.

Ratna tersenyum puas. “Nggak apa-apa, Nak. Mama tahu kamu sibuk. Sini, duduk. Mama mau kenalin seseorang.”

Arkan menoleh sekilas.Nadine yang tersenyum lembut padanya.

“Halo, Kak Arkan,” sapa Nadine sopan. “Lama nggak ketemu. Gimana kabarnya?”

Arkan hanya mengangguk tipis. “Baik"

Ratna yang melihat itu langsung menegor sang putra " kamu gimana sih Arkan, Nadine udah bela-belain nungguin kamu, masa kamu gitu aja sih jawabnya"

" ehhh. Ngga papa kok Tante. Pasti kak Arkan capek habis kerja"

Ratna menatap keduanya dengan pandangan penuh harap. “Ayo, duduk bareng. Makan malam sudah siap.”

Selama makan, suasana berjalan cukup tenang. Nadine berusaha mencairkan suasana dengan obrolan ringan Tapi Arkan lebih banyak diam, sesekali hanya menimpali dengan jawaban pendek.

 Tak lama kemudian mereka selesai makan dan sisa makanan itu di bereskan oleh pembantu yang bekerja disana.

" Nanti kita belanja bareng ya, udah lama Tante ngga belanja"

" pasti Tante. Nanti Tante kabari aku aja aku siap kok kapan saja" ucap Nadine sambil tersenyum manis.

Nadine menoleh ke Arkan yang sibuk dengan ponselnya " kak Arkan mau ikut ngga, sekalian nanti jalan-jalan, ya ngga Tante"

" nah betul tuh. Biar kalian makin dekat" Terlihat Nadine tersenyum puas mendengar itu.

" Ma, ada sesuatu yang mau aku sampaikan"

Ratna yang mendengar itu terlihat penasaran begitu juga dengan Nadine " ada apa. Kyaknya serius deh"

"Aku akan menikah waktu dekat"

" wahh bagus dong, Nadine juga udah siap ketahap yang lebih serius"

" Bukan dengan dia"

Apa maksudmu, Arkan?” suara Ratna bergeta.

“Menikah? Dengan siapa?”

Nadine yang duduk di sebelahnya pun menatap Arkan tak percaya. Senyum yang tadi menghiasi wajahnya perlahan memudar.

Ratna langsung menepuk meja dengan gemas. “Kamu sadar nggak kamu ngomong apa, Arkan?"

" Justru karena sadar ma, makanya aku ingin menikahinya"

"jangan bilang kamu telah-" tanya Nadine ya g sedari tadi menyimak percakapan mereka.

Arkan memejamkan matanya sejenak, lalu dengan suara rendah tapi tegas dia berkata,

“iya. Dia hamil. Dia tengah mengandung anakku.”

Ratna terdiam. Napasnya tersengal pelan, matanya membulat tak percaya mendengar pengakuan itu. Nadine yang mendengar itu menatap Arkan dengan mata berkaca-kaca.

“Kak Arkan... kamu serius?” suaranya bergetar

" saya tidak pernah main-main dengan ucapan saya"

Nadine menggeleng pelan, suaranya parau menahan emosi. “Terus aku, Kak? Semua ini—” dia berhenti sejenak, mencoba menahan air matanya agar tidak jatuh. “Aku kira... kita punya kesempatan. Tante bilang—”

“Nadine,” potong Arkan pelan, " sejak awal saya tidak pernah setuju dengan perjodohan ini. Saya hanya menghargai mama saja. Jadi stop untuk ikut campur "

Ratna berdiri dari kursinya, wajahnya memerah karena emosi. “Arkan! Kamu tahu apa yang kamu lakukan itu bisa bikin Mama malu? Mama sudah susah payah atur semuanya supaya kamu punya hidup baru yang layak. Nadine di sini juga sudah berusaha untuk kamu, tapi kamu malah—”

Arkan menatap ibunya dengan tatapan tegas yang jarang sekali ditunjukkannya. “Ma, aku nggak minta Mama setuju sekarang. Tapi ini keputusan yang udah aku pikirin matang-matang. Aku nggak mau anakku lahir tanpa ayah. Dan anak itu... dia butuh aku.”

Setelah mengucapkan itu Arkan lngsung meninggalkan rumah itu tanpa mengucapkan sepatah katapun.

Ratna menoleh ke Nadine dengan ekspresi bersalah. “Nadine, maafkan Tante, Nak... Tante juga nggak nyangka Arkan akan begini.”

.......

Disisi lain Arkan tengah mengendarai mobilnya menuju rumah sakit. Dia ingin mengetahui kondisi perempuan itu.

Begitu tiba di rumah sakit, Arkan segera memarkir mobil dan melangkah cepat ke dalam lobi. Ia menuju kamar yang di tempati dara sebelumnya. Tapi ketika membuka pintu itu tidak ada siapapun kosong. Seketika Arkan panik.

" Kemana wanita itu jangan bilang dia kabur' batinnya

“Permisi, saya mau tanya. Pasien atas nama Dara Pratama yang dirawat di ruang 305" tanya arakan pada petugas disana.

Perawat di balik meja menatap layar komputer sebentar sebelum menjawab sopan,

“Maaf, Pak. Pasien atas nama itu sudah pulang tadi pagi”

Arkan spontan terdiam. “Sudah... pulang?” tanyanya memastikan.

Tanpa banyak pikir, Arkan mengucapkan terima kasih singkat lalu bergegas keluar. Tangannya dengan cepat merogoh saku, mengeluarkan ponselnya dan membuka daftar kontak. Tapi dia baru tersadar jika dia belum menyimpan kontak wanita itu.

Arkan langsung bergegas memasuki mobilnya. Tujuannya kali ini adalah rumah dara. Pasti wanita itu ada disana.

1
Holma Pakpahan
lanjut,Dara tetaplah menjadi ibu yg baik.
knovitriana
update
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!