Laura, gadis miskin yang berstatus mahasiswi. dia baru berusia 20 tahun, namun harus memikirkan bagaimana cara dia mendapatkan uang untuk biaya kuliah dan juga kehidupan nya.
Laura mencari kerja kesana kemari namun tidak ada yang menerimanya. tidak ingin menyerah begitu saja, dia mencoba mencari lowongan kerja melalui internet.
saat melihat ada yang membutuhkan pekerjaan sebagai Baby Sister tanpa syarat pendidikan yang baik. Laura ingin melamar. namun usianya tidak cukup. apa yang harus dia lakukan? haruskah dia berhenti berkuliah dan mati kelaparan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clarissa19, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
08_ semakin aneh
Mereka kembali ke mobil. Laura melihat ke keluar jendela menatap pada pria tadi ya masih ada di dalam toko.
Grayson menjalankan mobilnya menuju ke pantai. Ella duduk di pangkuan Laura memakan ice cream nya dengan gembira.
Laura menatap Ella, dia merasa aneh kenapa Ella sama sekali tidak menanyakan ibunya? Seolah olah Ella sudah terbiasa liburan tanpa ibu.
tidak lama mereka pun tiba di pantai. Grayson mengendong putri nya sedangkan Laura berjalan di samping Grayson. Jika di lihat oleh orang asing yang tidak tahu status mereka. pasti mereka mengira jika Laura adalah istri nya Grayson.
" Ella, ayo turun. kita harus main air" ujar Laura kini mereka sudah tiba di tepi pantai.
Angin pantai berhembus menerpa orang orang yang ada di sana. Rambut panjang Laura yang di gerai bergerak susah di atur karena angin nya lumayan kuat.
Dress selutut yang Laura Pakai pun ikut bergerak membuat Laura sedikit susah menahan dress-nya agar tidak bergerak bebas.
" ayok!" ujar Ella girang lalu meminta di turunkan.
Laura dan Ella pun berlari menuju air pantai. Ombak menyambut mereka menerpa membasahi kaki keduanya.
Laura menggenggam tangan mungil Ella agai Ella tidak terjatuh saat ombak menghantam kaki mungil Ella.
Kedua bermain sambil tertawa. Ella sesekali terjatuh namun Laura dengan sigap membangun Ella agar tidak tenggelam.
Grayson hanya berdiri di atas pasir menatap keduanya dalam diam. dia tersenyum tipis saat melihat Ella yang biasanya murung kini tertawa lepas.
" sederhana, namun Anjeli tidak bisa" gumam Grayson.
Grayson ikut bergabung dengan mereka. pria itu mengambil Ella meletakkan di atas pundaknya. lalu berlari menjauh dari Laura.
Laura mengejar Grayson yang membawa lari Ella sambil tertawa. tawa Ella yang paling keras terdengar. tawa khas anak kecil 3 tahun membuat Grayson semakin bersemangat.
" kalian curang, tuan larinya terlalu cepat" teriak Laura yang masih mengejar.
" aww" ringis Laura sontak terjatuh saat kakinya menginjak sesuatu dan rasanya sangat perih.
" Daddy berhenti, kak Laura terjatuh" ujar Ella.
Grayson segera berhenti dan berbalik. dia melihat pada Laura yang kini terduduk di depo pantai dengan ombak terus menghantam punggungnya.
Grayson segera menghampiri lalu berjongkok dan menurunkan Ella. dia melihat telapak kaki Laura yang mengeluarkan banyak darah. Laura baru saja menginjak cangkang kerang dan melukai kakinya.
" Daddy, kak Laura terluka. bawa kak Laura kerumah sakit" ujar Ella yang kini menangis sesenggukan.
Padahal yang terluka Laura, namun malah Ella yang menangis. Memang hati anak kecil itu sangat lembut. dapat merasakan sakit dari orang yang dia sayang.
" kakak tidak papa, tidak usah nangis" ujar Laura menenangkan Ella.
Grayson memeriksa luka di kaki Laura lumayan dalam. Bahkan cangkang kerang nya masih tertancap di sana.
" tunggu Disini" ujar Grayson lalu menggendong Ella membawa putrinya ke mobil.
" Daddy mau kemana? Kita harus membawa kak Laura ke rumah sakit" ujar Ella yang tangis nya semakin pecah karena Grayson meninggalkan Laura yang sedang terluka.
Grayson membuka pintu mobil bagian belakang lalu memasukan Ella dan mendudukkan putrinya di sana. dia mengusap lembut rambut putri nya.
" tunggu disini, Daddy akan kembali" ujar Grayson " jangan menangis, kita akan membawa kak Laura kerumah sakit" ujar Grayson.
Ella mengangguk patuh. dia duduk diam dan berhenti menangis. Grayson pun menutup pintu mobil lalu berlari ke arah Laura yang masih duduk di posisi tadi.
Grayson dapat melihat mata Laura yang basah seperti ingin menangis namun di tahan. Laura juga menggigit bibirnya menahan rasa sakit pada telapak kakinya.
" maaf" ujar Grayson lalu tanpa permisi dia segera menggendong Laura ala bridal.
Laura terkejut, dia refleks mengalungkan tangannya di leher Grayson. Grayson pun segera berjalan menuju mobil. namun saat mereka hendak masuk. Sebuah pemandangan membuat Grayson berhenti.
Dimana sebuah keluarga baru saja turun dari mobil mereka. Laura terkejut melihat siapa wanita itu. wanita itu adalah Anjeli. Istrinya Grayson.
Anjeli terlihat sangat romantis dengan pria di sedekat nya. Mereka menggandeng tangan seorang anak kecil berusia sekitar 5 tahun lalu berjalan ke arah pantai. Terlihat seperti keluarga harmonis.
Grayson membuka pintu mobil lalu memasukan Laura dengan hati dan mendudukkan Laura di kursi penumpang bagian depan.
Grayson menutup pintu lalu segera masuk ke balik kemudi. dia mengemudi mobil dengan kecepatan lumayan tinggi meninggalkan area pantai.
" anda tidak papa tuan?" tanya Laura merasa aneh dengan reaksi Grayson yang terlihat biasa Saja. Bahkan Grayson seperti tidak melihat kejadian tadi.
" kamu tidak salah bertanya? Yang sedang terluka itu kamu,bukan saya" ujar Grayson melirik Laura sekilas.
" saya tahu, tapi biasanya luka batin lebih parah dari pada luka fisik " ujar Laura.
Grayson tidak menjawab, dia memilih fokus mengemudi. Laura pun tidak mengeluarkan suara lagi. Dia menatap jalanan di luar sambil menahan sakit pada kakinya.
" keluarga ini terlalu aneh, bahkan lebih aneh dari pada keluarga ku" batin Laura.
Tidak lama mereka tiba di rumah sakit. Grayson menggendong Laura keluar dari mobil lalu mendudukkan Laura pada kursi roda yang di bawakan oleh suster.
Setelah itu Grayson kembali dan mengambil Ella. Grayson mengikuti suster yang membawa Laura sambil mengendong Ella.
" Daddy, apa kak Laura baik baik saja?" tanya Ella.
" tentu saja, kak Laura akan baik baik saja " ujar Grayson.
Mereka tiba di ruangan IGD. Laura di pindahkan ke atas ranjang rumah sakit. Dokter dan Suster segera mengobati luka Laura. Mereka mengeluarkan cangkang itu tanpa menyuntikkan bius karena Laura takut di suntik.
" shhh" desis Laura menahan sakit.
Laura meremas selimut rumah sakit. Dia juga mengigit bibirnya sendiri menahan rasa perih dan sakit yang berhasil membuat air matanya jatuh.
tiba tiba, Grayson menggenggam tangan Laura. Dia seolah ingin mengurangi rasa sakit yang Laura rasakan. Membiarkan Laura menggenggam kuat tangan nya.
" jangan gigit bibir mu, nanti bibir mu harus ikut di jahit" ujar Grayson menatap Laura yang saat ini terlihat sangat berbeda dari biasanya.
sontak Laura Lansung berhenti mengigit bibirnya. Dia menatap Grayson " tapi ini sakit" ujar Laura menatap Grayson dengan mata berkaca-kaca kaca.
" gigit saja tangan ku " ujar Grayson tanpa ragu.
Laura mengeleng. mana berani dia mengigit tangan tuan nya. yang ada dia bakal di Pecat.
Cukup lama. akhirnya selesai juga. Laura bernafas lega kala kakinya sudah di perban.
" maaf, saya merepotkan anda tuan" ujar Laura merasa bersalah karena telah merusak acara liburan keluarga Grayson dan Ella.
" aku harap ini terakhir kalinya aku berkata maaf" ujar Grayson lalu berjalan menghampiri dokter.
Grayson membayar biayanya dan juga menembus obat untuk Laura. Setelah setelah selesai dia mendorong kursi roda milik Laura meninggalkan ruangan itu. kini Ella di duduki di atas pangkuan Laura yang duduk di atas kursi roda.
