Suamiku Ternyata Seorang Bos

seharian mereka berada di kamarnya hanya untuk belajar dan berbincang sampai waktu makan malam tiba,mereka memutuskan untuk turun untuk melakukan makan malam...

Tak tak tak...

suara heels Maura terdengar begitu nyaring saat mendekati ruang makan,

Maura berjalan bersama Dave saling beriringan. Maura duduk di samping papa palsu nya itu, dan bersebrangan dengan mama palsunya juga adik kesayangannya yang juga palsu itu.semuanya menatap dengan wajah penuh ke pura-puraan seperti biasanya.

Bedanya saat ini terlihat tatapan mengejek dari semuanya ke arah suaminya.

Nina yang berada di samping mamanya tersenyum menyambut kedatangan kakak tercintanya.

Dia menatap tidak suka kepada kakaknya yang terlihat sangat cantik, kalau tidak memakai makeup tebalnya.apalagi pakaian yang di kenakan kali ini sangat tertutup. Sungguh bikin iri saja, tetapi ia harus tetap berpura-pura biasa saja.

" kak aku menunggumu dari siang , tapi kakak tidak keluar juga!" tatapannya sejenak berpindah ke arah samping kakaknya sekilas, di mana laki-laki berjambang lebat, tak lupa kumis, juga rambut gondrong nya, euh banget, penampilan yang sangat menjijikan. Menurutnya. Karena dia suka laki-laki yang rapi seperti Tomi.

" apa benar kakak sudah menikah...?" tanya Nina pura-pura terkejut, padahal mamanya itu sudah menceritakan perihal pernikahan kakaknya itu.

Maura mengangguk tanpa menjawab, biasanya saat berkumpul seperti ini Maura akan heboh, dia akan menceritakan tentang keseruannya saat di kampus, tentang dirinya yang suka membully orang , tetapi malah dapat dukungan dari orang tuanya.sungguh orang tua yang aneh bukan dan ternyata karena dia bukan anak kandungnya. Maura tersenyum miris kalau mengingat kebodohan dirinya.

" Bagaimana dengan kak Tomi, kasihan dia... pasti sangat sedih mendengar kakak sudah menikah" kata Nina pura-pura sedih padahal dalam hatinya dia begitu bahagia, karena kekasih gelapnya itu tidak jadi menikah dengan kakaknya ini.

"tapi sayangnya aku sudah menikah , Aku ingin meminta satu permintaan kepadamu, apakah kamu akan mengabulkan permintaanku ...adikku sayang..?" tanya Maura dengan suara lembutnya, wajahnya penuh harap .

Deg....

Nina mulai gelisah dengan pertanyaan kakaknya itu, sebenarnya apa yang akan kakaknya minta darinya. sementara Nyonya Sherly dan Tuan yoga hanya menyimak obrolan putrinya.dave diam saja melihat percakapan itu.

"kakak ingin meminta apa dariku... jangan yang aneh-aneh ya kak, kan kakak lebih kaya dariku..."kata Nina pura-pura merendah, tetapi wajahnya menunjukkan ketegangan.

"maukah kamu... menggantikan aku untuk menikah dengan Tomi...?" kata Maura pelan, yang pura-pura sedih, Nyonya Sherly dan Tuan yoga saling lirik dan menyunggingkan senyumnya sedikit.

Nina merubah ekspresinya agar terlihat tidak senang"tapi kenapa kakak malah memintaku untuk menikah dengannya,...? sementara Kakak sangat mencintainya... Kenapa juga tiba-tiba saja Kakak menikah dengan laki-laki di samping kakak...?"tanya Nina dibuat sedih.

"sebenarnya kakak menikah dengannya karena semalam kita digerebek oleh warga, semalam Kakak terjebak hujan, dan saat itu kakak dalam keadaan mabuk, dan tidak sengaja laki-laki di samping Kakak ini menolong Kakak dan membawa Kakak ke sebuah pondok, dan terjadilah sesuatu yang seharusnya tidak terjadi di antara kami, lagi pula dari pada kami di arak ke kantor polisi lebih baik, kami menikah saja, apalagi kami melakukannya berkali-kali,! kalau sampai aku hamil bagaimana?, tidak mungkin kan Tomi mau menerima aku yang sudah tidak suci lagi!" kata Maura tertunduk pura-pura sedih... raut wajahnya dibuat sedih dan mulai terisak.

Nyonya Sherly menaikkan sudut bibirnya sedikit betapa bodohnya anak angkatnya ini"padahal dia punya uang banyak, tinggal bungkam saja semuanya pakai uang, Sudah kelar, urusannya selesai"gumam Nyonya Sherly dalam hati," Untung dia bodoh" selanjutnya tertawa di dalam hati...

begitupun dengan Tuan yoga yang melirik istrinya, dan mengedipkan kedua matanya karena mereka satu pemikiran. sebenarnya perilaku mereka tidak lepas dari tatapan tajam Dave , tetapi mereka tidak menyadari karena saking asyiknya dengan pemikirannya masing-masing.

Nina menatap kasihan kepada kakaknya"apakah kakak tidak apa-apa...?, Kenapa Kakak tidak menghubungi kami...? kata Nina yang pura-pura kasihan dan diangguki oleh kedua orang tuanya.

"itu masalahnya, ponselku kehabisan daya dan kalian tahu sendiri semalam mati lampu, dan dia sendiri juga ponselnya ketinggalan di tempat kerjanya" ucapnya pelan dan air matanya keluar sedikit.

"tolong ya adikku sayang, mama sama papa sudah terlanjur menyebar undangannya, Kalau tidak ada pernikahan pasti keluarga kita akan sangat malu" kata Maura sedih, ia menghapus air matanya yang membasahi pipinya

Nina menatap kedua orang tuanya bergantian "aku terserah Mama papa saja, apapun keputusan mereka... aku akan mengikutinya" kata Nina lembut , dan menggenggam kedua tangan kakaknya yang berada di atas meja untuk memberi kekuatan kepada kakaknya itu.

"benar Nina, kakakmu itu sudah benar, dia rela menikah dengan laki-laki yang baru dikenalnya, rela mengorbankan perasaannya demi harga dirinya, lebih baik kamu menggantikan kakakmu untuk menikah dengan Tomi, walaupun kamu tidak mencintainya, setidaknya berkorban lah untuk kami yang sudah membesarkan mu dengan penuh kasih sayang, kamu tidak mau kan orang tuamu menanggung malu"Nyonya Sherly menggenggam tangan putrinya itu, yang sudah terlepas dari kakaknya, meminta belas kasihan kepada putrinya , agar mau menggantikan kakaknya menikah dengan tunangannya.

 sesekali Nyonya Sherly juga tuan yoga menatap tidak suka kepada suami Maura yang seperti berandalan tetapi mereka tidak mau berkomentar apapun, padahal dalam hatinya sangat jijik bisa makan satu meja dengan orang miskin.

Nina tertunduk lesu"baiklah... Aku mau menggantikan kakak, asal mama juga papa tidak malu, kasihan kakak juga, dia sudah rela berkorban banyak karena masalah ini".

lalu wajahnya mendongak menatap laki-laki di depannya ini"kakak tidak mengenalkan suami kakak itu kepada kami...?"tanya Nina, tatapannya mengejek suami kakaknya ini yang menurutnya sangat buruk, sangat cocok sekali dengan kakaknya yang bodoh itu.

"namanya Dave, kamu bisa memanggilnya kakak ipar" kata Maura memperkenalkan suaminya kepada adiknya itu.

"namanya bagus sekali...!" kata Nina pura-pura senang."tidak sesuai dengan penampilannya" lanjutnya dalam hati.

"salam kenal kakak ipar...!"kata Nina pura-pura senang.

Dave hanya mengangguk.

"sudah sudah, nanti makanannya keburu dingin, Ayo kita makan malam" kata tuan yoga menengahi percakapan mereka.

Maura mengambilkan makanan untuk suaminya, karena dari tadi Dave hanya diam saja, seperti menatap bingung makanan yang ada di meja.

"ayo di makan, " kata maura lembut.

Dave mengangguk lalu memasukkan satu sendok nasi beserta lauknya kedalam mulutnya. Mengunyah dengan pelan , meski semua mata melirik dirinya tidak suka.tetapi dia berusaha tetap cuek,

Sampai beberapa saat kemudian mereka menyelesaikan makanannya tanpa bersuara.

dan mereka berpindah ke ruang keluarga.

Ting tong...

Suara bel berbunyi, padahal mereka baru saja akan mendudukkan diri di sofa untuk membicarakan masalah pernikahan...

Semua mata saling tatap, dan bertanya-tanya , siapakah yang malam-malam begini bertamu ke rumah mereka.