NovelToon NovelToon
Siapa Aku ? Fresha/ Sha Legenda Sang Idola

Siapa Aku ? Fresha/ Sha Legenda Sang Idola

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Reinkarnasi / Sistem
Popularitas:743
Nilai: 5
Nama Author: Lingga Mn

Fresha seorang gadis lugu, kurang percaya diri yang viral mirip Sha Artis legend yang telah meninggal 20 tahun.
Setelah kacamata Fresha terlepas maka tanpa sadar Fresha jadi Sha, yang percayadiri , aura bintang dia mulai muncul.
Fresha bisa tahu masa lalu Sha Sangat Legenda.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lingga Mn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dia Fresha atau Sha?

Gea jadi teringat pada Sha, adiknya yang juga sangat suka bermain dengan anak-anak tetangga. Meskipun Sha adalah seorang artis besar, setiap kali memiliki waktu luang dan berada di desa, ia selalu menyempatkan diri untuk bermain dengan anak-anak, seperti bermain layangan atau terkadang bermain sepak bola. Sha selalu tampak bersemangat saat bermain, meskipun dunia keartisan telah menguras banyak tenaganya.

Gea menghampiri Fresha.

''Makan dulu, Fresha,''ajak Gea.

''Ya, Kak Gea. Tapi, boleh nggak makan bareng anak-anak di teras?'' ucap Fresha tanpa sadar.

Gea merasa seolah dipanggil oleh Sha. Ia kembali tersadar bahwa di hadapannya adalah Fresha. Gea semakin bingung karena bermain dan makan bersama di teras juga merupakan kebiasaan dari Sha.

Fresha dan Gea sedang makan di teras bersama beberapa anak-anak.

''Kak Gea, gimana kabarnya Bunda Fatma?'' tanya Fresha sambil tersenyum manis.

''Dia masih tertidur, mungkin sebentar lagi bangun,'' jawab Gea.

''Siapa yang menjaganya?'' tanya Fresha lagi.

''Ada anakku. Oh ya, aku senang kamu memanggilku Kakak. Kalau Tante, kesannya tua,'' kata Gea sambil tersenyum.

''Iya, Tante... hehehe, bercanda, ya, Kak,'' canda Fresha.

''Jujur, aku merasa memanggil Kak Gea lebih familiar,'' jawab Fresha jujur dari dalam hati.

Mereka pun bercanda ria bersama anak-anak tetangga itu.

Tiba-tiba, terdengar suara seorang perempuan, 'Ma, Nenek bangun!'

Fresha dan Gea menoleh ke arah sumber suara. Betapa terkejutnya Fresha, ternyata itu adalah Zheshe yang berdiri di depan pintu.

"Oh, Zhe, temani Fresha makan dulu, ya. Mama mau lihat Nenekmu,'' perintah Gea.

Gea pun masuk ke dalam rumah. Zheshe duduk di kursi depan, sedangkan Fresha tetap duduk di lantai bersama anak-anak.

''Kapan datang, Fre?'' tanya Zheshe dengan gaya sinis nya.

''Tadi jam sembilan, kenapa?'' jawab Fresha dengan nada sinis juga.

''Lo harus ingat, lo cuma mirip, bukan Tante Sha gue. Jangan harap bisa jadi penggantinya,'' kata Zheshe sambil menatap Fresha dengan tatapan meremehkan.

''Manusia tidak ada yang bisa menggantikan, tapi penerus itu ada. Aku percaya takdir,'' jawab Fresha dengan tegas sambil menatap Zheshe dengan tatapan meyakinkan.

''Oh ya, Fresha, gue disuruh Mama minta maaf, jadi maaf ya,'' kata Zheshe, lalu langsung masuk ke dalam rumah.

Fresha hanya tersenyum, lalu berkata dalam hati, 'Zheshe, lo emang teman gue yang paling gengsian!'

Anak-anak tetangga itu pun pamit. Fresha kemudian duduk di kursi depan teras.

'Kenapa aku merasa familiar dengan Desa C ini, seperti masa kecilku ada di sini,' gumam Fresha dalam hati.

Tiba-tiba, Fresha melihat Bibi Klara datang bersama dua orang wanita.

''Bibi, gimana keadaan rumah Bibi?'' tanya Fresha sambil tersenyum ramah.

''Baik, Non Fresha. Ini Non Sela dan Meri, keluarga saya yang ingin berkenalan dengan Non Fresha,'' kata Bibi Klara memperkenalkan kedua wanita tersebut.

Fresha menyalami mereka berdua.

''Dia benar-benar mirip Sha,'' kata Sela dengan nada takjub.

''Bo-boleh peluk dan foto?'' tanya Meri dengan gugup.

Fresha menganggukkan kepala. Meri pun langsung memeluk Fresha dengan erat, air matanya tumpah karena rasa rindu yang selama ini terpendam.

Fresha mengelus-elus punggung Meri dengan lembut.

''Jangan nangis, nanti cantiknya hilang. Ayo, kita foto,' kata Fresha dengan ramah."

"Mereka pun mengobrol dari A sampai Z. Tiba-tiba, terdengar suara Gea memanggil.

''Fresha, Bunda Fatma mau ketemu kamu,'' panggil Gea.

Fresha pun berpamitan dan masuk ke dalam rumah. Ia langsung menuju ke kamar dan melihat Bunda Fatma terbaring lemah di tempat tidur.

'Fresha, sini Nak,' panggil Bunda Fatma dengan suara lirih.

Fresha menghampiri dan duduk di samping tempat tidur Bunda Fatma.

'Apa kabar, Bunda?' tanya Fresha dengan lembut.

'Fresha, jangan panggil Bunda, tapi panggil Moms,' pinta Bunda Fatma.

'Baik, Moms,' jawab Fresha sambil tersenyum.

Mereka saling bertatapan dan tersenyum, tanpa sadar air mata Fresha dan Bunda Fatma mulai jatuh membasahi pipi."

"Fresha, Moms ngantuk. Boleh nggak Moms tidur di pelukan Fresha?"' tanya Bunda Fatma dengan nada memohon.

Tanpa menjawab sepatah kata pun, Fresha segera merebahkan diri di samping Bunda Fatma dan memeluknya dengan erat."

Hari menjelang sore. Fresha, Gea, Bunda Fatma, dan yang lainnya berkumpul.

''Moms, maaf sore ini Fresha harus pulang, besok sekolah,'' pamit Fresha sambil memegang erat tangan Bunda Fatma.

''Nak, utamakan pendidikan. Moms selalu mendukung Fresha. Kalau ada waktu, datanglah ke sini,'' kata Moms sambil meneteskan air mata.

Mereka saling berpelukan dengan erat. Zheshe kemudian bergabung.

''Ma, aku hari ini juga kembali ke Kota J,'' kata Zheshe.

''Iya, nanti kalau naik bis, hati-hati ya,'' sahut Gea.

'Zheshe ikut aku aja,'' ajak Fresha.

''Ikut lo? Males ah,'' sahut Zheshe dengan nada sinis.

''Zhe, Zhe, tadi di kamar katanya mau ikut Fresha biar hemat biaya," celetuk Gea.

"Mana ada!" ucap Zheshe sambil langsung keluar rumah.

Zheshe duduk di kursi teras sambil mengangkat kaki kanannya. Fresha menghampirinya.

''Zheshe, mau anterin aku beli oleh-oleh buat Mama Lidia?'' pinta Fresha.

Zheshe melirik ke arah Fresha.

''Boleh, tapi traktir es krim,'' sahut Zheshe.

''Oke!'' kata Fresha sambil mengacungkan jempolnya ke atas.

Fresha berpamitan kepada Gea, lalu mereka pun pergi menggunakan sepeda motor milik Zheshe.

Tibalah mereka di pasar kecil di Desa C.

''Pasar ini memang kecil, tapi di sini lengkap. Di sana tempat jualan jajanan, di sana ada makanan, dan masih banyak lagi. Lo mau beli apa?'' jelas Zheshe.

''Kita beli jajanan khas untuk oleh-oleh, buat keluarga lo juga, Zhe,'' sahut Fresha.

Fresha dan Zheshe berjalan menuju ke penjual jajanan. Namun, setiap kali mereka melewati orang-orang, mereka tampak terkejut dan berbisik-bisik.

''Sha kembali,'' kata seseorang.

''Iya, bener dia Sha,'' timpal yang lain.

Lalu, ada juga yang memanggil nama Sha. Fresha yang hendak melangkah tiba-tiba terkejut karena ada seorang ibu-ibu yang memeluknya.

''Sha, saya boleh minta foto?'' pinta ibu-ibu itu.

''Boleh, Bu, tapi saya Fresha, bukan Sha,'' kata Fresha dengan lembut.

''Nggak penting, ayo foto!'' seru ibu-ibu itu dengan semangat.

Mereka pun berfoto bersama. Melihat kejadian itu, semakin banyak orang yang ingin meminta foto, memeluk, atau sekadar menyapa Fresha. Zheshe pun tersingkir karena banyaknya orang yang mengerumuni Fresha.

''Kalau begini terus, kita bisa terlambat pulang,'' gumam Zheshe dalam hati.

Karena tidak bisa menghalau kerumunan massa sebanyak ini, akhirnya Zheshe memanggil petugas keamanan pasar.

Zheshe dan Fresha terpaksa harus keluar dari pasar dengan dikawal oleh petugas keamanan. Sesampainya di area parkir pasar, setelah mereka naik ke atas sepeda motor dan pergi meninggalkan pasar, pengawalan pun dihentikan.

1
Johana Guarneros
❤️Karakter-karakter dalam cerita ini begitu hidup dan membuatku empati padanya.
Layla
Luar biasa!
Gái đảm
Terima kasih Thor, karena ceritamu aku jadi bisa mimpi indah malam ini!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!