Elise, seorang gadis keturunan bangsawan kaya, hidupnya terikat pada aturan keluarga. Untuk mendapatkan harta warisan, ia diwajibkan menikah dan segera melahirkan keturunan. Namun Elise menolak. Baginya, pernikahan hanyalah belenggu, dan ia ingin memiliki seorang anak tanpa harus menyerahkan diri pada suami yang dipaksakan.
Keputusan nekat membawanya ke luar negeri, ke sebuah laboratorium ternama yang menawarkan program bayi tabung. Ia pikir segalanya akan berjalan sesuai rencana—hingga sebuah kesalahan fatal terjadi. Benih yang dimasukkan ke rahimnya ternyata bukan milik donor anonim, melainkan milik Diego Frederick, mafia paling berkuasa dan kejam di Italia.
Ketika Diego mengetahui benihnya dicuri dan kini tengah berkembang dalam tubuh seorang wanita misterius, murka pun meledak. Baginya, tak ada yang boleh menyentuh atau memiliki warisannya.
Sementara Elise berusaha melarikan diri, Diego justru bersumpah akan menemukan wanita itu, dengan segala cara.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Senja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 27
Di kafe kecil pinggir kota, suasana yang semula tenang mendadak mencekam.
Suara dentingan cangkir berhenti.
Semua mata menatap ke satu arah, ke meja sudut tempat seorang pria berjas hitam menodongkan pistol ke dahi seorang dokter paruh baya.
“Aku tanya sekali lagi, Dokter! Katakan, siapa wanita yang bersamamu tadi? Dan di mana dia sekarang!”
Dokter Morelli berusaha tersenyum, meski peluh dingin mengalir di pelipisnya.
“Dia sudah pergi. Dia hanya pasien lama, Sir. Datang untuk menanyakan tentang program bayi tabung. Tidak ada urusan pribadi—”
Klik!
Suara pelatuk ditarik.
Jimmy yang berdiri di sisi kanan Diego sampai menahan napas. Ia sudah sering melihat Diego marah, tapi kali ini sorot matanya benar-benar gelap.
“Program bayi tabung, huh?” Diego mencondongkan tubuhnya. “Lucu sekali, Dokter. Aku tidak ingat pernah memberi izin siapa pun untuk menggunakan benihku.”
Wajah Morelli memucat. “S–saya tidak tahu apa yang anda maksud, Sir.”
Diego menekan ujung pistolnya lebih dalam ke kening pria itu, hingga kulitnya memerah.
“Jangan main-main denganku. Aku tahu ada sesuatu yang kau sembunyikan. Mau sampai kau akan terus berbohong!”
Jimmy melangkah mendekat. Ia berusaha menengahi. “Sir, mungkin kita bisa membicarakan ini di tempat lain dan–”
“Diam, Jim!” Tatapan Diego menajam. “Kau tahu aku benci pembohong. Dan orang ini, kembali berbohong di depan mataku,” ujarnya sambil menatap dokter yang kini gemetaran.
Dokter Morelli menelan ludah. Inilah alasan kenapa dirinya enggan menemui Elise. Tapi, karena kasihan dokter Morelli terpaksa menyetujui kemauan Elise.
“Saya hanya menjalankan tugas saya. Tidak ada yang istimewa dengan pasien itu, saya bersumpah!”
“Nama pasien itu siapa?” potong Diego cepat.
Dokter Morelli diam.
“Katakan, atau kuledakkan kepalamu sekarang juga!” Diego mengancam.
“Namanya, E–elise,” jawab Morelli spontan, lalu menutup mulutnya.
Mata Diego membulat, kemudian berubah dingin. Ia tersenyum miring, senyum yang membuat Jimmy merinding.
“Bagus. Jadi kau tahu siapa yang kumaksud.” seringai tipis terukir dari bibir Diego.
Morelli terdiam. Ia sadar, satu kata tadi bisa membunuhnya.
“Apa dia memiliki tompel di pipi kanannya?” tanya Diego. Ia mencurigai Elise yang bertompel itu sama seperti Elise yang membawa kabur benihnya.
“Tidak. Gadis bernama Elise itu sangat cantik, Sir. Kulitnya bersih bak seorang putri bangsawan,” jawab dokter Morelli dengan terbata.
“Ternyata mereka bukan orang yang sama,” gumam Diego lalu menurunkan pistolnya. Ia berdiri, merapikan jasnya, lalu menatap dua orang anak buahnya di pintu. “Ikuti wanita tadi!”
Dua pria berjas hitam itu langsung keluar.
Sementara itu, doker Morelli menarik napas lega, mengira ancaman berakhir. Tapi Diego berbalik lagi dan menatapnya tajam.
“Dan kau, Dokter, kalau sampai aku tahu kau berbohong, aku akan pastikan kau menyesal terlahir ke dunia ini.” Diego menepuk pipi Morelli dengan senjatanya dua kali lalu melangkah pergi, disusul Jimmy.
Begitu mereka keluar dari kafe, Jimmy menatap bosnya dengan canggung.
“Sir, apa kita benar-benar akan membiarkan dokter itu hidup?”
Diego berhenti, menyalakan rokoknya. Asap putih melingkar di udara.
“Tentu saja tidak. Enam tahun bungkam bukan waktu yang lama,” ucap Diego menatap ke arah anak buah yang menunggu di mobil hitam. “Berikan pelajaran kecil. Jangan bunuh dia. Aku ingin dia memohon kematian padaku!”
Jimmy bergidik ngeri. Diego sudah kembali ke mode kejam dan nasib Morelli tengah berada di ujung tanduk.
“Seperti yang anda mau, Sir,” ucap Jimmy.
***
Jimmy memperhatikan Diego yang duduk gelisah di kursi kerjanya. Sejak tadi pria itu tak henti-henti menatap layar komputer kosong, wajahnya tampak lelah dan penuh pikiran.
Jujur saja, Jimmy kasihan juga pada bosnya itu. Enam tahun menunggu kebenaran soal benih yang hilang, namun tetap tidak ada hasil. Semua usaha Diego selalu berakhir buntu.
Andai saja Diego bisa bersentuhan dengan wanita lain tanpa menimbulkan reaksi alergi, mungkin masalah ini sudah selesai sejak lama. Ia tinggal memilih satu wanita untuk menerima benihnya.
Tapi sayangnya, saat ini hanya Elise satu-satunya wanita yang bisa disentuh tanpa membuat tubuhnya bereaksi.
“Sir, bagaimana kalau anda melupakan saja soal benih itu? Ada Elise, bukan? Hanya dia yang bisa Anda sentuh. Kenapa tidak mencoba menanam benih itu secara alami?” ucap Jimmy dengan hati-hati
Diego mengangkat alis, menatap tajam. “Maksudmu?”
“Menikahinya, lalu... ya, melakukan hubungan suami istri,” jawab Jimmy nekat. “Kemarin anda sudah dapat kissing-nya, kan? Apa salahnya kalau sekarang dapat seluruhnya.”
Bugh!
Sebuah buku tebal mendarat di belakang kepalanya. Jimmy meringis sambil mengusap tempat yang nyeri.
“Kenapa melempar saya, Sir? Saya kan cuma kasih saran yang enak!” protesnya kesal.
Diego mendengus. “Aku ini pria baik-baik! Kalau aku menikahinya saat dia masih punya suami, artinya aku perusak rumah tangga!” katanya ketus.
“Aku akan memiliki Elise seutuhnya setelah dia menceraikan suaminya. Dengan cara yang benar. Dan soal enak enak. Aku sudah pernah melakukannya dengan tangan jadi jangan mengguruiku,” lanjut Diego.
Jimmy hanya menghela napas dan menahan tawa.
“Padahal orang bilang lebih enak langsung daripada pakai tangan,” gumamnya.
“APA KAU BILANG?!” teriak Diego spontan.
Jimmy langsung berdiri tegak. “Tidak, Sir! Saya bilang tangan kanan lebih cepat kalau mengetik laporan!”
lanjut thor💪💪semngt
Kamu akan diratukan oleh seorang mafia kejam kerana telah melahirkan benihnya yg premium langsung penerusnya..