Karina adalah gadis sederhana yang di besarkan di keluarga yang hangat, namun sesuatu terjadi padanya ketika ia sedang bekerja, kejadian itu tak sengaja mempertemukannya dengan seseorang yang membuatnya terpana, dan jatuh hati. Apakah perjuangan cinta Karina akan berhasil?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Purpledee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 8. Ingatan
Di kemudian paginya, keluarga Karina terlihat menunggu Karina keluar dari Ruangan Vip menuju Ruangan operasi. Tak lama Karina pun keluar dengan Hospital bed ( Tempat tidur pasien ) yang di dorong oleh beberapa perawat.
"Karin," Ujar kedua orang tua Karina
"Ibu, Ayah, Jun, doa kan aku semoga semuanya berjalan dengan lancar." Ujar Karina sambil tersenyum pahit.
"Kami akan menunggumu disini."Ujar ibunya
"Iya, kau jangan takut, kami semua disini." Gumam ayahnya.
"Nuna, kau pasti bisa." Ujar Jun.
"Kami harus segara membawanya keruang Operasi." Ujar Kian
"Kak, lakukan yang terbaik." Ujar Theo.
"Mn." Ujar kian.
Hospital Bed pun mulai didorong oleh Kian dan beberapa perawat.
#Ruangan Operasi
Setelah pembiusan berlangsung, Karina belum Juga tertidur. Ia hanya menatap Lampu Operasi yang berada diatasnya, Karina mulai berhalusinasi dan ia terlihat meneteskan Air matanya.
"Karina kau bisa mendengarku?" Tanya Kian
"Gun ho? Maafkan aku" Ujar Karina sambil menatap Kian, Air mata menetes dari ujung matanya.
"Biusnya sudah mulai bereaksi, Kita tunggu sebentar lagi." Ujar Kian
Kian Mulai mendekatkan Wajahnya dan menghapus Air mata Karina dengan lembut.
"Kau tidak perlu takut, Kau hanya perlu menutup matamu." Ujar Kian seraya mengelus lembut Kening Karina sambil Tersenyum. Dan perlahan Karina pun menutup Matanya.
"Kita mulai." Ujar Kian Para suster pun mulai bersiap untuk melakukan Operasi.
...○...
3 Jam kemudian
Operasi pun selesai dan Kini Karina dipindahkan Keruangannya, dan menunggu ia siuman.
Kian Menghampiri keluarga Karina sambil tersenyum."Bagaimana keadaannya?" Tanya ayah Karina.
"Operasinya berjalan lancar, Kita hanya perlu menunggu ia Siuman saja." Ujar Kian
"Syukurlah." Ujar Theo lega
"Terima kasih." Ujar ibu Karina.
"Baiklah, kalau bergitu saya permisi." Ujar Kian
"Permisi." Ujar Theo lalu mengikuti Kian.
"Hyung...kau memang yang terbaik" Ujar Theo
"Kau sudah makan?"Tanya Theo
"Belum." ujar Kian.
"Ayo kita makan bersama, Ibu Karina memberikanku makanan." Ujar Theo
"Mereka sangat baik." Ujar Kian
...○...
Sore pun Tiba, Karina mulai siuman. Perlahan ia membuka matanya dan menatap langit-langit dengan sendu.
"Ibu," Panggil Karina dengan Suaranya yang parau.
"Karin, Kau sudah sadar. Ibu akan panggil dokter—“
"Ibu," Panggil Karina sambil memegang tangan ibunya itu.
"Iya nak?"
"Minum bu, Aku haus" pinta Karina.
ibunya pun memberinya minum. "Dimana Ayah dan Jun?" Tanya Karina.
Tiba-tiba ibu Karina terkejut dan terlihat gugup.
"Jun dan Ayahmu sedang membeli makan untuk Ibu, Ibu sangat lapar." Ujar Ibunya
"Benarkah?" Tanya Karina.
"Tidurlah, kau masih membutuhkan Istirahat." Ujar ibunya
"Ibu pulanglah. Ibu pasti lelah" Ujar Karina dengan suaranya yang parau.
"Tidak, Ibu akan disini." ujar ibunya sambil mengelus lembut pipi anaknya itu.
"Ibu?"
"Iya?"
"Aku bertemu dengan Gun ho. Dia memelukku dengan hangat, dia sangat merindukan aku bu." Ujar Karina.
"Karin, Kau harus cepat sembuh, Setelah itu kita akan berdoa bersama untuk Gun ho, ya?" Ujar Ibunya.
"Iya," ujar Karina sambil Tersenyum
...○...
Hwanggi Grop
Seorang Wanita berkacamata Hitam berjalan melenggang di koridor Hwanggi Grop. Wanita itu menuju resepsionis.
"Permisi" Ujar wanita itu
"Ada yang bisa saya bantu Nona?" Tanya respsionis itu.
"Saya ingin bertemu—“
"Min Yu bi..." Panggil Hong bin.
"Oh? itu dia." Ujar wanita bernama Yu bi itu
#Ruang Sekertaris Hong
"Kenapa kau kemari?" tanya Hong bin
"Aku sudah mengoperasi hidungku yang patah, bagaimana? sekarang Lebih baik bukan?" Tanya Yubi.
"wanita Sialan! "
"Kenapa? Kau ingin memukulku lagi? Bagian mana yang ingin kau patahkan?" Tantang Yubi.
"Tutup mulut mu!" Ujar Hong Bin dengan penuh penekanan
"Lusa persidangan perceraian kita, kau harus datang." ujar Yubi.
"Tidak, Aku tidak akan pernah bercerai denganmu!" Kecamnya Hong bin
"Dasar tidak tau malu. Aku tau kau masih menjalani hubungan dengan Nenek sihir itu, Dan kau tidak ingin bercerai? Apa kau sudah kehilangan otakmu?"
"Yubi, Maafkan aku. Aku berjanji tidak akan pernah memukulimu lagi ak—“ Ujar Hong bin seraya berlutut.
"Ini Janjimu yang ke-6, Tapi tidak ada satu pun yang kau tepati." Ujar Yu bi.
Yu bi pun beranjak.
"Aku kesini hanya untuk mengingatkanmu untuk persidangan Lusa, Jangan Sampai kau tidak datang." Ujar Yu bi lalu pergi.
"Y-yu bi..."
Tapi Yubi tetap pergi.
"Lihat saja Nanti!" gumam Hong bin seraya mengepalkan tangannya.
...○...
#Universitas
Theo terlihat tengah bersantai dibawah pohon, menikmati indahnya Sore, Seraya berbincang dengan seseorang ditelpon.
"Benarkah Kak? Aku akan pergi menemuinya nanti malam. Aku masih di Kampus." Ujar Theo
"baiklah. Oh ya, Sebelum kau datang kerumah sakit, Bisa kau mengambilkan beberpa berkas dikantor, tentang laporan minggu kemarin? aku ingin mengeceknya kembali" Ujar Kian dalam Telpon.
"Baiklah. Sampai jumpa di Rumah sakit Kak." Ujar Theo lalu menutup telponnya.
Theo pun beranjak Dan pergi.
...○...
Pukul 20.30
Malam pun Tiba, Theo baru saja keluar dari kantor untuk mengambil beberapa berkas permintaan kakaknya itu.
Lalu setelah itu ia kembali menaiki sepeda motornya.
#-Jalan, Lampu Merah
Saat sedang berhenti, menunggu lampu merah berubah Tak sengaja Ia melihat Seorang Lelaki yang sedang bertengkar dengan pasangannya, Tapi saat Theo lebih memperhatikannya lagi. Ia baru tersadar Jika lelaki itu Adalah Sekertaris Hong.
"Sekertaris Hong?" Gumam Theo
Dan Tiba-tiba saja Theo menyaksikan hal Yang belum pernah ia Lihat semasa hidupnya. Ia melihat sekertaris Hong bin menampar Wanita itu dan menendangnya beberapa kali, Lalu pergi.
"A-apa yang dia Lakukan?" Gumam Theo terkejut.
Setelah Lampu merah berubah dengan cepat Theo meminggirkan Motornya dan menghampiri wanita itu.
"Nona anda baik-baik saja?" Tanya Theo
"Siapa kau?" Tanya Yu bi seraya beranjak
"Le-lelaki yang tadi itu adalah sekertaris dikantor ku" Ujar Theo
"Benarkah? Jadi Kau Hwang Kian?" tanya Yubi
"Bukan, Aku adiknya." Ujar Theo
Dengan cepat Yubi mengeluarkan sebuah amplop dari tasnya dan ia berikan pada Theo.
"Kalau begitu berikan ini pada kakakmu. Berjanjilah kau akan memberikannya" Ujar Yubi
"Ya? B-baiklah, Aku berjanji" Ujar Theo
Yubi pun bergegas dan masuk kedalam mobil dan pergi.
"Amplop apa ini? punya hubungan apa dia dengan Kak Kian?"Gumam Theo
...○...
To Be Countinue...
...👇...
*Sekertaris Hong a.k.a Hong bin
*Yubi
