Kematian Winarsih sungguh sangat tragis, siapa sebenarnya dalang di balik pembunuhan wanita itu?
Gas baca!
Jangan lupa follow Mak Othor, biar tak ketinggalan updatenya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cucu@suliani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MKW Bab 8
Tok! Tok! Tok!
Terdengar suara ketukan pintu, Bagas sudah bersiap untuk pergi. Pria itu tersenyum lalu melangkahkan kakinya menuju pintu utama, dia membuka pintu dan senyumnya semakin mengembang ketika melihat siapa yang datang.
Pria itu terlihat begitu senang, sudah seperti melihat kekasihnya yang datang. Padahal, yang datang adalah karyawan satu-satunya yang ada di warung sembako miliknya.
"Masuk, Wati."
"Iya, Pak."
Bagas melangkahkan kakinya terlebih dahulu untuk masuk ke dalam kamarnya, Wati mengikuti langkah pria itu dari belakang. Namun, saat Bagas sudah masuk ke dalam kamarnya, Wati malah terdiam di ambang pintu.
"Kok gak masuk?" tanya Bagas heran.
Wati merasa kalau dirinya tidak pantas masuk ke dalam kamar seorang pria, walaupun tujuannya memang untuk mengasuh putri dari pria itu, bukan berarti dia harus asal masuk saja ke dalam kamar Bagas.
"Gak pantes kalau saya masuk ke dalam kamar Bapak, apalagi mengurus Neng Cantik untuk beberapa waktu yang lama di dalam kamar Bapak. Takut ada fitnah nanti," jawab Wati.
Beberapa saat yang lalu Bagas menelpon Wati untuk datang ke rumahnya, awalnya Wati tidak mau karena waktu sudah malam. Namun, setelah Bagas berkata dia akan pergi dan tidak ada yang menjaga putrinya, Wati langsung berkata bersedia dan segera pergi menuju rumah Bagas.
Dia bahkan sampai meminjam motor tua milik ayahnya untuk pergi ke sana, padahal biasanya Wati kalau pergi ke mana-mana akan diantarkan oleh ayahnya. Namun, kali ini dia mengendarai motor tua itu sendiri untuk pergi ke rumah Bagas.
"Oke, kalau gitu saya bawa anak saya ke ruang keluarga. Biar dia tidur di sana, kamu tolong bawakan kasur baby-nya."
Bagas menggendong putri cantiknya, lalu dia menunjuk di mana ada kasur kecil milik Cantik yang ada di pojok dekat lemari. Wati mengambil kasur itu dan segera mengekori langkah Bagas menuju ruang keluarga.
"Nah, iya. Letakan kasurnya di situ," ujar Bagas ketika melihat Wati menggelar kasur milik putrinya di depan meja TV.
Setelah Wati selesai menggelar kasurnya, Bagas menidurkan putri cantiknya. Dia tatap dan dia nggak usah pipi cabinya, berat sekali untuk meninggalkan anak itu. Namun, dia benar-benar harus segera bertemu dengan pak ustadz.
"Saya mau ke mushola dulu, mau ketemu sama pak ustadz, saya titip anak saya. Kamu di sini jaga anak saya sama bi Tuti, sebentar. Saya panggilkan dulu orangnya," ujar Bagas.
Bagas melangkahkan kakinya menuju dapur, di sana dia bisa melihat adanya bi Tuti yang sedang merapikan piring yang baru saja dia cuci.
"Eh? Pak Bagas, ada apa ya?" tanya Bi Tuti kaget karena pria itu menghampiri dirinya di dapur.
"Anu, Bi. Saya mau keluar sebentar, Cantik saya titip sama Wati. Bibi tolong temani dia, tolong buatkan minuman dan juga makanan agar Wati betah menunggu anak saya."
"Wati? Wati yang bekerja di toko sembako Bapak?"
"Iya, anak saya tau sendiri gak mau sama Bibi. Tadi pas di warung Cantik anteng baget sama Wati, jadi saya minta dia untuk jaga Cantik."
"Oke, Bapak kalau mau pergi ya pergi aja. Biar saya yang temani Wati menjaga neng Cantik," ujar Bi Tuti.
Sebenarnya anak itu sedang tidur dengan pulas, hanya saja Bagas takut kalau anak itu akan bangun. Lalu, anak itu menangis dan tidak bisa diam kalau hanya ditinggal dengan bi Tuti.
"Makasih ya, Bi. Saya pergi dulu," ujar Bagas.
Bagas nampak pergi dari rumah menuju mushola, karena biasanya jam segini pa ustadz ada di mushola untuk mengaji atau berdzikir. Selepas kepergian Bagas, bi Tuti dengan cepat membuatkan teh hangat dan juga menyiapkan camilan untuk Wati.
Selepas membuatkan teh dan juga camilan untuk Wati, bi Tuti melangkahkan kakinya menuju ruang keluarga. Dia tertegun saat melihat Wati yang sedang duduk di lantai sambil menatap wajah Cantik dengan penuh kasih.
Tak lama kemudian bi Tuti menyimpan nampan berisikan makanan dan juga minuman di atas meja, lalu dia ikut duduk di samping Wati dan mengusap lengan wanita itu dengan begitu lembut.
"Diminum dulu tehnya, Bibi sudah buatkan teh sama camilan."
"Eh? Bibi---"
Wati menjeda ucapkannya, Ini pertama kalinya Wati bertemu dengan bi Tuti. Jadi wanita itu takut salah dalam penyebutan nama, walaupun memang Bagas sudah mengatakan dia akan bersama dengan bi Tuti di sana.
"Bi Tuti, kamu cantik. Apa kabar?" tanya Bi Tuti sambil menatap Wati dengan dalam.
"Baik, Bi. Saya baik, Bibi apa kabar?"
"Seperti ini saja, bagaimana kehidupan kamu dengan kedua orang tua kamu?"
"Baik, saya selalu merasa sangat baik dan juga bahagia. Kedua orang tua saya merupakan penyemangat hidup untuk saya, mereka kedua orang tua yang luar biasa karena begitu mencintai dan mengasihi saya."
Ada senyum di bibir bi Tuti ketika Wati mengatakan hal itu, tapi ada gurat kesedihan pada sorot mata wanita itu saat menatap wajah Wati.
"Syukurlah kalau keadaan kamu selalu baik, makan dulu camilannya. Atau minum, Bibi sudah bawakan goreng ubi kesukaan kamu."
Wati mengerutkan keningnya dengan dalam, dia memang menyukai yang namanya gorengan ubi. Namun, ini adalah pertemuan pertamanya dengan bi Tuti. Wati merasa heran kenapa bi Tuti bisa mengetahui camilan kesukaannya yang satu itu.
"Kok Bibi bisa tahu kalau saya sangat menyukai gorengan ubi? Padahal, ini adalah pertemuan pertama kita loh!"
Bi Tuti nampak gugup mendengar pertanyaan dari Wati, wanita itu beberapa kali mengusap tengkuk lehernya yang tiba-tiba saja terasa dingin.
wis kapok mu kapan bjo gaib mu wis modyarrr
hadiahnua bisa diambil dirumah kk othor ya...😂😂😂
Bu Tuti syok berat ini.. udah beli segala macam perlengkapan pemujaan lagi.. /Facepalm//Facepalm/
secara suami gaib nya musnah tp apakh nnti akan menuntut blas yg lebih kejam lagi ga yaaa /Smug//Smug//Smug//Smug/
trus kalau bi Tuti pulang nanti bagaimana ya....
Bagas kok masih bisa menahan emosinya saat melihat bi Tuti... keren banget kamu bagas
setanya marah yaaa tp.klo marah masa iya g bisa sih dinlwan dgn doa
minta sm yg esa gtu 🤔
dan si tuti dpt karmanya
undg pak uztad ngajiin biar keluar tuhh mahkluk gaib biar aman rumah
Halah... paling geh nanti Bagas juga suka sendiri sama Wati. 🤭