Misteri Kematian Winarsih

Misteri Kematian Winarsih

MKW Bab 1

"Dek, usia kehamilan kamu tuh udah tiga puluh enam minggu. Kata dokter kemungkinan minggu ini kamu akan melahirkan, kamu gak usah ikut Mas jualan lagi. Di rumah aja, takut kandungan kamu kenapa-kenapa."

Bagas sedang berbicara dengan istrinya, Winarsih. Bagas merupakan seorang agen sembako di pasar, Winarsih selalu membantu suaminya itu dari pagi sampai sore hari tiba.

Ada tiga orang pelayan yang membantu Bagas dan juga Winarsih dalam berjualan, satu orang perempuan dan dua orang laki-laki. Ada Wati yang usianya sama seperti Winarsih, wanita itu belum menikah dan begitu cekatan dalam melayani pembeli ataupun dalam menimbang bahan sembako yang akan dibungkus seperti gula.

Ada juga Basri dan juga Bagus, keduanya begitu catatan dalam bekerja. Mereka juga akan bergantian mengantarkan pesanan pembeli, Bagas dan juga Winarsih mempekerjakan orang-orang yang begitu lihai dan pandai dalam bekerja.

"Tapi Adek nggak mau jauh-jauh dari Mas, dedek bayinya juga maunya terus barengan sama Mas."

Winarsih selalu cekatan dalam bekerja, tetapi ketika dekat dengan suaminya pasti dia akan bersikap manja. Wanita berparas cantik itu sangat suka dimanjakan oleh suaminya.

"Dek, demi anak kita loh. Kamu gak ingat kalau kemarin saja kamu hampir jatuh? Kamu perutnya udah gede, jalannya udah mulai agak sulit. Ingat keselamatan kamu dan juga dedek bayi."

Ya, kemarin Winarsih hampir saja jatuh karena ada minyak yang tumpah. Beruntung dia masih selamat dan tidak terjatuh karena berpegangan kepada Wati.

"Mas cuma khawatir kamu kenapa-kenapa, Mas khawatir kalau kamu kecapean. Di rumah aja ya?"

Selama ini Bagas memang terlihat begitu pengertiannya juga perhatian terhadap Winarsih, semua kebutuhan wanita itu juga selalu dicukupi. Sikapnya juga sangat manis dan juga romantis, Winarsih merasa kalau suaminya itu memang benar-benar peduli terhadap dirinya.

Makanya pria itu meminta dirinya untuk tinggal di rumah saja, agar dia dan juga bayinya tetap aman. Bagas bahkan mempekerjakan tenaga pembantu di rumah, wanita itu akan datang pagi-pagi sekali untuk membersihkan rumah.

Wanita itu juga akan mencuci dan dan membuatkan sarapan untuk mereka, setelah selesai wanita itu akan pulang. Sedangkan Bagas dan juga Winarsih akan pergi ke pasar untuk berjualan sembako.

"Iya, mulai besok aku di rumah aja."

"Istri pintar," ujar Bagas.

**

Keesokan harinya Winarsih menyempatkan waktu untuk memasak, dia menyiapkan sarapan dan juga menyiapkan bekal untuk suaminya tersebut.

"Hati-hati kerjanya, Win nunggu Mas di rumah."

Winarsih memeluk Bagas dengan penuh kasih sayang, walaupun perut besarnya menghalangi, tetapi tetap tidak menghalangi cintanya yang begitu besar kepada pria itu.

"Iya, Mas akan pulang cepat. Kamu di rumah santai-santai saja, Mas sayang banget sama Dek Win."

Bagas menyatukan bibirnya dengan bibir istrinya, cukup lama mereka beradu bibir. Hingga beberapa saat kemudian keduanya saling melepas pagutan.

"Matanya jangan nakal selama gak ada Adek," ujar Winarsih.

"Ya, Sayang." Bagas mengecup kening istrinya sebelum dia benar-benar pergi dari kediamannya.

Setelah kepergian suaminya, Winarsih menyiram tanaman yang ada di halaman. Bi Tuti menghampiri, wanita paruh baya itu tak mau melihat nyonya-nya kecapean.

"Biar Bibi saja, Nya."

"Gak usah, aku aja. Bibi rapi-rapi di rumah aja, lagian kata dokter juga aku harus sering gerak. Biar kelahirannya nanti lancar," ujar Winarsih.

"Ya udah, tapi Nyonya harus hati-hati. Suka banyak ulet," ujar Bibi.

Bibi Tuti ditugaskan untuk menjaga Winarsih sampai sore hari, karena Bagas tidak akan membiarkan istrinya itu sendirian di rumah. Jam kerja wanita itu kini bertambah, tetapi Bagas mengatakan akan menambahkan uang upah bi Tuti.

"Iya, Bibi. Makasih perhatiannya," ujar Winarsih.

Winarsih kembali menyiram tanaman, sedangkan bi Tuti melakukan tugasnya di dalam rumah. Selesai menyiram tanaman, Winarsih memutuskan untuk berjalan-jalan di kampung halamannya itu.

Banyak yang menegur Winarsih, karena tidak biasanya wanita itu masih berada di rumah. Winarsih tersenyum sambil menjelaskan kalau dia tak lagi menjaga warung sembakonya, tetapi akan ada di rumah untuk menjaga kehamilannya.

"Bosan juga ya, Bi. Biasanya aku dagang, bertemu banyak orang. Di rumah sepi, cuma kita berdua aja."

Waktu sudah sore, Winarsih merasa bosan sekali. Padahal, dia baru satu hari berada di rumah. Bi Tuti tersenyum ke arah majikannya itu, kelihatan sekali jika majikannya itu begitu bete.

"Dibiasakan saja, Nyonya. Demi kesehatan Nyonya dan juga dedek bayi," ujar Bi Tuti.

"Iya, ya udah sana Bibi pulang. Udah jam empat, mas Bagas dikit lagi juga pasti pulang."

"Siap, Nyonya. Saya pulang dulu," ujar Bi Tuti.

Selepas kepergian bi Tuti, Winarsih bersiap untuk menyambut suaminya yang akan pulang. Dia sudah mandi dan memakai dress yang cantik, tetapi tiba-tiba saja dia mendapatkan pesan kalau suaminya itu tak akan pulang malam ini.

"Dek, Mas mau kondangan dulu. Pulang agak malam, si Dedi nikahan. Gak enak kalau gak datang, Adek hati-hati di rumah."

"Yah, Adek kecewa. Padahal udah kangen berat, tapi ya udah. Jangan lama-lama, Adek tunggu Mas pulang."

"Ya, Sayang."

Wajah Winarsih cemberut setelah mendapatkan pesan dari Bagas, dia kecewa karena suaminya akan pulang malam.

"Terus aku ngapain coba? Bisanya cuma tiduran doang," ujar Winarsih.

Winarsih hanya merebahkan tubuh sambil menonton televisi, hingga malam hari tiba dia mendengar ada yang mengetuk pintu.

"Pasti mas Bagas pulang," ujar Winarsih dengan penuh semangat.

Wanita itu dengan penuh kehati-hatian turun dari tempat tidur, kemudian dia melangkahkan kakinya menuju pintu utama. Namun, saat dia membuka pintu tidak ada siapa pun di sana.

Tidak ada mobil milik Bagas, bahkan pintu gerbang rumahnya pun masih tertutup dengan rapat. Tidak ada tanda-tanda manusia yang datang ke sana.

"Apa aku salah dengar ya?" tanya Winarsih kepada dirinya sendiri.

Winarsih kecewa karena ternyata suaminya belum pulang, dia akhirnya masuk kembali ke dalam rumah dan menutup pintunya dengan rapat. Namun, lagi-lagi dia mendengar ada yang mengetuk pintu.

"Siapa sih? Masa iya ada orang iseng," ujar Winarsih.

Karena takut seperti tadi tidak ada orang, akhirnya Winarsih membuka sedikit hordeng rumahnya. Dia melihat ada sosok wanita yang berdiri tak jauh dari pintu rumah, wanita itu membelakangi rumahnya. Rambutnya panjang dengan baju putih yang dia pakai.

"Siapa ya?" tanya Winarsih.

Karena merasa penasaran akhirnya Winarsih membuka pintu rumahnya tersebut, tetapi setelah pintunya terbuka, lagi-lagi dia tidak melihat siapa pun.

"Kayaknya mata sama telinga aku ada masalah deh," ujar Winarsih sambil menutup dan mengunci pintunya.

Dia bahkan langsung masuk ke dalam kamar walaupun kembali mendengar ketukan pintu, karena setiap kali dia membuka pintu, tidak ada orang yang datang.

"Kayaknya besok aku benar-benar harus ke dokter, harus cek pendengaran dan juga mata aku."

Terpopuler

Comments

Yuli a

Yuli a

serem banget ini kayaknya... lagi hamil gede lagi...

salfok sama nama pemeran cowoknya semua berawal huruf b.... bagas, bagus, siapa tadi...Bayu Tah... 😂😂😂

2025-06-20

3

Yuli a

Yuli a

biasanya kalau suka pamer kemesraan atau pamer kebahagiaan bisa menimbulkan rasa iri dengki, dan membutakan mata hati seseorang... 😭

2025-06-20

2

❤️⃟Wᵃf ༄SN⍟𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌🦈

❤️⃟Wᵃf ༄SN⍟𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌🦈

haii kk thor aq mampir di sini

2025-07-03

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!