Mayor Buluk (Bujang Lapuk) Meet Janda Kembang

Entah kenapa Mayor Arsenio merasa senang ketika Kayla berkata demikian, ia pun berharap semoga Ainun mau menerima ajakannya, meskipun ia tahu bahwa Ainun tak memiliki rasa terhadapnya, tapi setidaknya ia bisa selalu melindunginya setiap saat, ia tak mau mengingkari janjinya.

Menjelang sore, Akhirnya Ainun siuman dan dokter sudah mengizinkan pasien untuk bisa di kunjungi oleh pihak dari keluarga maupun kerabat.

Komisaris Tama yang rencananya sore ini akan menemui Ainun, kini ia urungkan, apalagi setelah mendapatkan kabar bahwa Ainun kembali menjadi korban penculikan yang sepertinya dilakukan oleh pelaku yang sama.

Sampai akhirnya Sang Komisaris memutuskan untuk pergi ke Rumah Sakit dan menemui Mayor Arsenio untuk dimintai keterangan mengenai Kronologi kejadiannya.

Dan Mayor Arsenio pun menunggu kehadirannya, sedangkan untuk Kayla sendiri, saat ini ia berada di sebelah Ainun, untuk memastikan kondisinya baik-baik saja.

"Nun, tolong maafkan atas sikapku selama ini yang tidak terpuji, aku benar-benar menyesal!" Kayla sampai menundukkan kepalanya karena ia merasa malu terhadap Ainun

Sedangkan Ainun sendiri, ia malah tersenyum tipis sambil menatapnya dalam.

"Gak apa-apa Kay, aku bisa mengerti akan posisimu, kamu tenang saja, aku akan pergi jauh dari sini agar tidak menyusahkan kamu lagi, maaf kalau aku selama ini selalu merepotkan kamu!" jawabnya jujur.

Kayla yang mendengar hal itu, sontak ia malah semakin merasa bersalah.

"Jangan ngomong seperti itu Nun, aku tidak suka! Aku ikhlas jika seandainya Mayor Arsenio mau menikahi mu, kalian sangat cocok dan serasi, aku yakin bersama Mayor Arsenio kau akan selalu aman dari para penjahat yang mencoba ingin membunuhmu!" Kayla sampai berbicara serius terhadap Ainun.

Sedangkan Ainun sendiri, ia masih tak percaya atas perkataan dari Kayla.

"Kamu jangan ngomong seperti itu lagi Kay, aku tidak suka dan aku tidak mungkin menikah lagi!" jawabnya secara tegas.

Namun bukan Kayla namanya jika ia tak bisa membujuk rayu Ainun.

"Nun, menikah tidak dilandasi dengan cinta tak masalah yang terpenting untuk saat ini kau selalu dalam keadaan aman, apakah kau tidak sadar bahwa selama ini sudah dua kali Mayor Arsenio telah menolong mu?"

Ainun terdiam sejenak, ia kembali mengingat momen saat Mayor Arsen menolongnya dengan tulus dan ia telah menepati janji padanya.

"Nun, di zaman sekarang ini sudah sangat langka menemukan pria setulus Mayor Arsen, tolong di pikirkan kembali Nun, kalau kau sampai menolaknya lagi, seumur hidupku aku tak mau kenal denganmu lagi!" Kayla malah terkesan mengancam.

Sedangkan Mayor Arsen tak sengaja menguping percakapan mereka berdua dari balik pintu kamar pasien.

'Ada apa dengan wanita itu? Kenapa ia tiba-tiba mendesak Ainun untuk mau menerima lamaranku yang kemarin, akh...boleh juga nih Kayla membujuk Ainun dengan cara seperti itu!' ucapnya dalam hati.

Mayor Arsenio malah tersenyum-senyum seorang diri.

Kemudian suasana kamar pasien mendadak menjadi hening, Ainun seolah enggan untuk membalas perkataan dari Kayla.

'Kayla, ada apa dengan dirimu? Kenapa kau mendadak menjadi aneh seperti ini? ' batinnya heran.

Tak Lama Komisaris Tama datang, dan Mayor Arsen menyambutnya dengan hangat.

"Bagaimana kondisi pasien, Mayor Arsen?"

"Alhamdulillah, sudah membaik, Pak Komisaris!" jawabnya datar.

"Syukurlah kalau begitu, tapi apakah pasien sudah bisa dimintai keterangan?" tanyanya kembali.

"Tadi saya sudah konsultasi dengan Dokter, katanya sudah bisa, hanya saja jangan ada pertanyaan yang menekannya dan membuat emosinya tak stabil, Pak Komisaris harus bisa membedakan mana korban dalam keadaan kondisi sehat dan prima serta kondisi korban yang sedang sakit!" tuturnya.

Komisaris Tama pun sangat mengerti maksud dan tujuan dari perkataan dari Mayor Arsenio, karena bukan hanya Ainun saja yang pernah ia atasi dalam kondisi yang seperti ini, akan tetapi ada yang kondisinya jauh lebih parah.

Ainun hanya ingin masalah ini segera berakhir, ia sudah cukup lelah.

Kemudian Kayla keluar dari ruangan rawat inap pasien, setelah sebelumnya diberitahukan oleh Mayor Arsen bahwa Ainun akan dimintai keterangan soal peristiwa yang telah menimpanya sebanyak dua kali dalam kurun waktu kurang dari satu minggu.

Saat Mayor Arsen menemani Komisaris Tama memberikan beberapa pertanyaan kepada Ainun, ia tiada hentinya malah terus memandang ke arah Ainun, dan Ainun yang di perlakukan seperti itu, ia malah menjadi salah tingkah.

"Untuk sementara waktu, sebaiknya anda tidak boleh Kemana-mana seorang diri, mengingat dari pihak kepolisian belum berhasil menemukan siapa dalang dari semua kejadian ini, karena para pelaku saat di interogasi, tak mau mengatakan siapa yang memerintahkan mereka untuk melakukan hal ini kepadamu, dan untuk Mayor Arsen, saya mohon kerjasamanya kepada anda agar ikut melindungi Nona Ainun, sebelum kami menemukan siapa pelaku sebenarnya!" tuturnya.

"Tenang saja Komisaris, tanpa diminta pun, aku akan selalu melindunginya segenap jiwa dan ragaku, seperti aku melindungi ibu Pertiwi!" jawabnya mantap.

Ainun yang mendengar hal itu dari mulutnya, ia merasa lega dan tentunya tidak pernah menyangka.

Setelah kepergian Komisaris Tama, kini Mayor Arsenio duduk di sebelah Ainun, ia ingin memastikan kembali soal lamaran dirinya tempo hari.

Baik Mayor Arsenio dan juga Ainun, keduanya tampak gugup.

Sedangkan Kayla yang saat ini menunggu di luar, ia berharap Ainun mau kembali menerima ajakan menikah dari sang Mayor.

"Semoga perkataanku yang tadi bisa meluluhkan Ainun dan mau menerima lamaran dari Mayor Arsen!" monolognya sampai terlihat cemas.

Sebelum memulai percakapan kembali, Mayor Arsen sampai menghela napasnya, ia kembali mengumpulkan keberaniannya untuk bisa mengatakan itikad baiknya itu. Dan berharap semoga kali ini tidak ada penolakan lagi dari Ainun.

Sedangkan untuk Ainun sendiri, ia malah terlihat cemas dan juga gelisah, perasaannya kali ini benar-benar tidak karuan, ia bahkan enggan untuk menatap Mayor Arsenio dan lebih memilih menundukkan kepalanya.

"Nun, emmhhh....ada hal penting yang ingin aku katakan padamu!" ucapnya terlihat gugup.

Begitupun dengan Ainun, ia merasa aneh dengan situasinya kali ini, sangat jauh berbeda dengan kondisi yang sebelumnya.

Ainun sampai menghela napasnya, dadanya bergemuruh tidak karuan.

Sedangkan Mayor Arsen, detak jantungnya berdegup cukup cepat.

Lalu Mayor Arsenio memberanikan diri untuk menggenggam kedua tangan Ainun, ia bisa merasakan tangan Ainun yang dingin bagaikan es batu.

'Nun, apakah kau merasa gugup? Sama halnya dengan diriku ini?' tanyanya dalam hati.

Sedangkan Ainun sendiri, ia seolah membiarkan Mayor Arsen menggenggam kedua tangannya, bahkan keringat dingin telah bercucuran di sekujur tubuhnya.

"Apa yang ingin kamu katakan padaku, Mayor Arsenio?" tanyanya tak berani menatap.

Lagi-lagi Mayor Arsen menghela napasnya secara panjang, dan ia berusaha menghilangkan rasa gugupnya.

"Ainun, apakah kau mau menikah denganku? Ini kali kedua aku mengatakan niatku yang tulus karena aku ingin selalu melindungimu, aku tak ingin melihatmu kembali celaka, Ainun, tolong pikirkan kembali permintaan ku ini!" Mayor Arsen sampai menatap dalam Ainun.

Sedangkan Ainun, ia mulai memikirkan apa yang telah terjadi padanya selama ini, tak bisa di pungkiri bahwa dirinya tidak mungkin bisa mengatasi masalah ini seorang diri.

Dengan menyebut kata Bismillah, akhirnya Ainun menjawab pertanyaan yang sangat di harapkan oleh Sang Mayor, tentunya jawaban yang menggembirakan.

"Baiklah, Mayor Arsenio...aku terima lamaranmu dan aku mau menikah denganmu!" jawabnya mantap.

Mayor Arsen sampai terbelalak tak percaya atas jawaban dari Ainun, tubuhnya seolah telah membeku.

Bersambung...

🌸🌸🌸🌸🌸