Hi Kak .... Aku hadir lagi nih, jangan bosan ya untuk selalu ikuti cerita aku🥰🥰🥰🥰
Kehamilan di usia lanjut membuat Sonia harus angkat kaki dari rumah suaminya. 20 tahun dirinya mengarungi bahtera rumah tangga bersama Dion Wiratama akhirnya harus berujung pahit, gara-gara suatu malam yang Sonia pun tidak tahu menahu dan tidak ingat sama sekali, kapan dia berhubungan dengan seorang pria, sedangkan Dion sendiri sudah di vonis impoten karena sebuah kecelakaan tiga tahun yang lalu.
Apakah Sonia mampu membawa kehamilannya ini sendiri ataukah ada pengeran berkuda putih yang nantinya akan menerima Sonia??
Nantikan kisah selanjutnya hanya di Manga Toon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayumarhumah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pengakuan Kenzi
Kaki Kenzi mulai terhenti sejenak, hampir saja nyalinya dibuat melayang, akan tetapi kekhawatiran itu langsung terpatahkan dikarenakan pria mabok itu hanya menggertak saja setelah itu sisa tenaganya tidak mampu untuk menarik lebih kuat lagi kaki pemuda diatasnya tersebut.
"Dasar kau!" cibir lelaki itu dengan nada sedikit lemas, kemudian mulai melepas tarikan tangannya.
"Alhamdulillah,"'ujar Kenzi lalu mulai melangkah pergi.
Saat ini Kenzi mulai sedikit berlari agar bisa keluar dari tempat terkutuk ini, ketika Kenzi sudah berada di depan pintu tiba-tiba saja pintu terkunci, beruntung kuncinya masih nyantol di pintunya, sehingga dengan hati-hati Kenzi mulai memutarnya, hingga pada akhirnya pintu bisa di buka dengan sendirinya.
Kenzi pun mulai berlari bahkan dirinya sempat meninggalkan motor yang ada di sini karena dia tidak tahu dengan letak kuncinya, hanya saja dia membawa tas sekolah dan juga handphone yang tergeletak di kursi dekat sepeda tersebut.
"Yes akhirnya aku menemukan tas dan handphone ku," ucap Kenzi lalu mulai berjalan menuju pintu gerbang, dari sini Kenzi begitu kesusahan untuk membuka kunci pintu gerbang yang memang sudah di gembok, hingga membuat remaja itu memanjat pagar tersebut.
Tanpa membuang waktu akhirnya Kenzi pun berhasil keluar dari bangunan gelap tersebut, saat ini Kenzi berlari secepat mungkin sebelum anak buah dari Anya mengejarnya, hingga anak muda itu menemukan sebuah jalan raya, yang benar-benar membuat hatinya sedikit lega.
Kenzi mulai melambaikan tangan untuk mencegah mobil yang lewat, cara ini memang sedikit bahaya dan membuat orang lain marah, akan tetapi tidak ada cara lain untuk mengantarnya menuju jalan pulang karena mereka sudah membawanya di luar kota tempat tinggalnya.
"Stop ....," upaya Kenzi menghentikan sebuah mobil.
Satu kali dua kali mobil tidak ada yang mau mungkin mengiranya Kenzi merupakan seorang penjahat hingga pada akhirnya sebuah mobil Avanza keluaran lama mulai berhenti dihadapannya, kemungkinan orang tersebut iba melihat anak muda berseragam SMA dengan wajah yang sudah banyak memar di pipi.
"Nak, kamu mau apa menyetop mobil di jalanan?" tanya pria paruh baya tersebut.
"Pak, tolong antarkan aku pulang," ucap Kenzi.
"Memangnya rumah kamu dimana?" tanya pria itu.
"Rumahku di kota sebelah Pak, jujur saja dari kemarin sore aku di culik oleh orang dan baru bisa menyelamatkan diri malam ini juga," ucap Kenzi.
Pria paruh baya itu langsung mengajak Kenzi untuk masuk ke dalam mobilnya, saat ini Kenzi merasa beruntung karena di waktu larut seperti ini masih ada orang yang mau mengantarnya untuk pulang.
"Bapak, terima kasih banyak ya, cuma Bapak yang mau berhenti diantara banyaknya mobil yang berlalu larang," ujar Kenzi.
"Mungkin saja mereka merasa ketakutan Nak, karena sering adanya modus penipuan di negara ini, jadi mereka memilih untuk menyelamatkan diri masing-masing,' ujar pria paruh baya itu.
"Tapi kenapa Bapak tidak takut denganku?" tanya Kenzi penasaran.
"Bapak ini hidup di jalanan sudah bertahun-tahun, jadi Bapak tidak merasa takut, kalaupun kamu seorang penjahat Bapak juga bisa mengatasinya sendiri," sahut pria paruh baya itu dengan tenang.
"Oh begitu tapi tenang saja aku tidak penjahat kok, aku tinggal di kota sebelah dan ini alamatku," tunjuk Kenzi terhadap pria paruh baya itu.
"Baiklah Nak, Bapak akan antar sampai di depan rumah," ujar pria itu.
Sekitar dua jam man, akhirnya mobil tersebut melintas ke sebuah perumahan elite di kota ini, Kenzi benar-benar lega ternyata Bapak ini merupakan orang baik dan tulus, meskipun di perjalanan tadi dia sudah memiliki firasat yang tidak-tidak akan orang tersebut.
"Pak, itu rumahku nomor 04," ujar Kenzi.
"Iya Nak," sahut pria itu dan tidak lama kemudian mobil mulai berhenti di depan gerbang rumah Kenzi.
Kenzi segera turun dan memanggil satpam yang kebetulan sedang jaga, kemudian satpam tersebut mulai membukakan gerbang untuk Tuannya dalam keadaan muka sudah memar semuanya.
"Tuan Kenzi anda kenapa?" tanya satpam tersebut yang merasa khawatir.
"Pak, tolong ajak Bapak itu masuk dulu aku akan mengambil sesuatu di kamarku," ujar Kenzi yang langsung berlari ke kamarnya.
"Pak, ayo kita masuk," ajak satpam tersebut.
Sedangkan pria paruh baya itu merasa sungkan niatnya benar-benar ingin menolong anak muda tersebut, meskipun saat ini hidupnya dalam kesusahan mencari biaya anaknya yang mengalami penyakit usus lambung, padahal niat hati pria paruh baya itu ingin meminjam uang ke rumah saudara akan tetapi niatnya dia urungkan karena menemukan seorang anak yang sedang membutuhkan bantuannya.
"Pak ayo kita masuk dulu, mungkin Tuan Kenzi sedang mengganti pakaian dulu, karena beliau meminta mengajak anda untuk masuk," ucap satpam tersebut.
Kerena tidak merasa enakan akhirnya pria paruh baya itu mulai menuruti permintaan satpam tersebut.
Lima menit kemudian akhirnya Kenzi sudah keluar dari kamarnya dengan mengganti pakaiannya, sedangkan di ruang keluarga Dion masih menunggu anaknya itu pulang, karena secara langsung dia sempat mendengar pertikaian antara ibu dan istrinya tadi di telepon.
"Itu Kenzi sudah pulang berarti apa yang dikatakan Mama benar, kalau itu hanya akal-akalan Sonia Saha untuk bisa berhubungan denganku, sorry saja Son, aku tidak bisa lagi menerima mu kembali, karena biar bagaimanapun kau sudah mengkhianati hubungan kita," gumam Dion. Yang masih belum tahu kejadian yang dialami oleh anaknya.
Sedangkan saat ini Kenzi mulai menemui pria yang tadi menolongnya di ruang tamu, saat ini Kenzi mulai menyuguhi berbagai makanan untuk di makan pria tersebut karena sudah dengan tulus mengantarnya sampai rumah.
"Pak, ayo dimakan," ucap Kenzi.
"Iya Nak," sahut pria itu.
"Oh ya Pak, kalau boleh tahu siapa nama Bapak?" tanya Kenzi.
"Nama Bapak, Umar Nak," sahut pria itu.
"Saya Kenzi, Pak. Kalau begitu Pak Umar makan dulu kue nya," ujar Kenzi.
"Iya Nak ini sudah Bapak makan, maaf ya Bapak tidak bisa lama-lama, karena Bapak harus menempuh perjalanan jauh," ucap Umar.
"Kemana Pak?" tanya Kenzi.
"Ke rumah saudara kurang dua kota lagi harus Bapak lewati," sahut Umar.
"Kalau boleh tahu ada acara apa?" tanya Kenzi langi.
"Heeeemb." Umar mulai bingung harus menjawab apa karena tidak mungkin dia berterus terang.
"Katakan saja Pak," ucap Kenzi.
"Ada perlu sama saudara," tutur Umar.
"Oh begitu, ya sudah karena Bapak sudah baik dengan saya, ini ada sedikit rejeki untuk Bapak," ucap Kenzi.
"Apa itu Nak, gak usah," tolak Pak Umar.
"Sudah bawa saja ini rejeki Bapak karena sudah menolong saya, dari banyaknya mobil yang aku setop hanya Bapak yang mau berhenti," ujar Kenzi sambil memberikan uang yang terbungkus amplop tersebut ke tangan Umar.
Entah mimpi apa semalam, Pak Umar yang kebingungan mencari jalan rejeki untuk anaknya yang mau di operasi karena sebuah penyakit, tiba-tiba saja Allah memberinya jalan yang mudah dengan menolong seorang remaja di tengah jalan.
Ketika sudah memasuki mobilnya kembali Pak Amar pun mencoba untuk membuka amplop tersebut dan nominalnya begitu besar sehingga beliau tidak perlu lagi melanjutkan perjalanan ke rumah saudaranya.
********
Di kediaman Dion saat ini pria itu mulai mengintrogasi anak pertamanya itu, Dion nampak terkejut dengan wajah sang anak yang penuh dengan luka lebam di pipinya.
"Dari mana saja sampai larut begini kau baru pulang?" tanya suara datar itu.
"Aku habis menyelamatkan diri, dari kemarin sore aku menghilang karena di culik oleh orang suruhan sekertaris Papa," celetuk anaknya itu.
"Jangan ngaco kamu," bantah Dion.
"Aku tidak ngaco, ini buktinya pipi ini menjadi saksi, bahkan sampai sekarang perutku masih terasa sakit akibat tendangan dari pria itu, dan pria itu juga mengatakan kalau Mama sudah keluar dari rumah ini karena Papa mengetahui kehamilan Mama," ujar Kenzi dengan tenang.
Seketika Dion merasa tercengang, kenapa Kenzi bisa mengetahui semuanya, sedangkan sikap Anya di dalam kantor biasa saja tidak menunjukkan apa-apa dan hal ini semakin membuat Dion tidak percaya dan malah mengira kalau anaknya itu sedang bersengkongkol dengan ibunya.
"Kamu jangan menuduh orang sembarangan dari tadi Anya sedang sibuk bekerja, atau jangan-jangan ini rencana busuk antara kau dan mamamu untuk mengkambing hitamkan perempuan lain, jelas-jelas yang busuk itu mamamu," cetus Dion.
"Stop, anda menghina mamaku, dia itu perempuan yang begitu tulus, yang sudah mengabdikan diri kepada anda pria yang tidak pandai bersyukur dan pengkhianat, asal anda tahu anak yang dikandung oleh mamaku merupakan darah daging anda sendiri!" cetus Kenzi yang membuat Dion tercengang seketika.
Bersambung ....
semangat thor...