ini squelnya dokter tampan, sarangheo yang menceritakan kisahnya Alvian.
Alvian Pratama Atmaja dijodohkan oleh sang kakek dengan gadis bercadar yang bernama Nafisah Adelia putri. Alvian tidak mencintai Nafisah karena dia sudah mempunyai wanita dambaannya.
Alvian memberikan perjanjian perceraian setelah enam bulan mereka menikah.
Akankah Nafisah menyetujuinya atau Mala bertahan dengan suami dingin yang tidak mencintainya?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon umi ayi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
31
Alvian sangat terpukul akan kecelakaan yang menimpa istrinya, ia duduk dipinggir jurang menjerit memanggil istrinya Nafisah.
"Sayang, Nafisah." jeritnya sembari menangis.
"Pak tolong selamatkan istri saya,tolong pak", Alvian menangkupkan kedua tangannya meminta pertolongan dengan polisi.
"Tenang pak, tim basernas sedang mencari istri bapak, sebaiknya bapak tenang."
"Bagaimana saya bisa tenang." ucapnya meninggi.
"Al, sabar Al, tenangkan dirimu." Azka menimpali.
"Ka, lho liat? lho liat kan, istri gue, Nafisah kecelakaan, bagaimana gue bisa tenang sementara gue gak tau keadaannya sekarang. Apa menurut lho gue bisa tenang. ha?"
"Ia gue tau, sebaiknya kita serahkan saja sama tim polisi"
Alvian terduduk lemas menatap pinggir jurang, pandangannya kosong, tubuhnya gemetar menahan tangis.
"Al, sayang." mama rosa memeluk Alvian, mama rosa datang dengan papa langsung datang setelah mendapat kabar dari Azka. Mama rosa menangis tersedu sembari memeluk Alvian. keduanya tidak ada yang bicara melainkan menangis tersedu.
Sudah enam jam pencaharian namun mereka belum mendapatkan kabar.Hari sudah semakin gelap,namun tim pencarian belum kembali membuat Alvian dan keluarga merasa khawatir dan takut.
Mama rosa kembali memeluk Alvian untuk menenangkan putranya,paling tidak bisa mengurangi rasa takut Alvian,mama melonggarkan pelukannya saat tim basernas naik dan menghampiri para polisi.
Alvian memandangi polisi yang berbicara dengan tim basernas dengan mata berkaca, ada raut wajah polisi yang muram membuat hati Alvian teriris, ia tidak sanggup kalau mendapat kabar buruk.
"Bagaimana pak?" mama rosa bertanya pada salah satu polisi, Alvian hanya memandangi tidak sanggup untuk bicara.
"Maaf buk, pak.Tim kami belum bisa menemukan korban, dan pencarian terpaksa kami hentikan karena sudah terlalu gelap, besok akan kita lanjutkan pencarian."
Duar... bagai tersambar petir hati Alvian dan keluarganya mendengar Nafisah tidak bisa ditemukan.
"Bagaimana bisa dihentikan pak. Bagaimana istri saya disana jika pencarian dihentikan?" Alvian sangat marah mendengar nya sembari menarik kerah baju polisi itu.
"Turunkan tangan anda pak" Polisi itu juga tersulut emosi.
"Al, tenangkan dirimu,jika kau seperti ini mereka tidak akan mau membantu mencari istrimu."
Azka menarik Alvian menjauh.
"Pak, apa tidak bisa lanjut mencari menantu saya pak?" mama rosa memelas.
"Maaf buk, percuma kalau dilanjutkan, gelap begini ditambah cuaca buruk menghambat pencarian kita, dan pagi pagi besok kami akan segera melakukan pencarian lagi."
Tubuh mama rosa merosot,untung sang suami membantunya. "Ma, sabar." papa mengelus lengan mama rosa menenangkan. "Lebih baik kita pulang dulu, besok pagi pagi kita kesini lagi" sambung papa sembari memapah mama rosa.
Pandangan mereka teralihkan pada Azka yang membujuk Alvian untuk pulang,namun Alvian tidak ingin beranjak dari duduknya. Ia meracau membuat hati yang mendengarnya terasa sakit.
"Sayang, mas tidak akan pergi,mas akan menunggumu disini, percayalah mas akan menemukanmu, kamu jangan takut yah,kamu harus sabar,secepatnya mas akan menemukanmu." Ucapnya lirih.
"Al, sebaiknya kita pulang dulu, besok pagi pagi sekali kita kembali kesini lagi." Azka mengingatkan.
"Tidak Ka, gue gak akan pergi dari sini, kalau Nafisah meminta pertolongan bagaimana? gue gak bisa pergi." Alvian menolak meninggalkan tempat itu.
"Al." Mama bicara namun dipotong oleh Alvian.
"Tidak ma, biarkan Al menunggu istri Al disini."
"Sudah ma, biarkan saja Al, sebaiknya mama pulang, gak baik buat kesehatan mama." Papa menasehati.
"Ka, tolong jagain Alvian". Pinta papa pada Azka.
"Iya om".
Mama rosa dan papa kini sudah kembali kerumah mereka, namun dengan keadaan sedih.
"Ma, pa, bagaimana kak Nafisah sudah ketemu? bagaimana keadaannya? dimana dia sekarang?" Safira bertanya beruntun, terlihat kecemasan diwajahnya.
Mama rosa diam tidak menjawab pertanyaan Safira, melihat mama nya terdiam lesu Safira melirik arah papa nya, seakan tahu apa yang Safira inginkan,Papa menarik nafas dan menghembuskan kasar sembari duduk di kursi ruang tengah.
"Nafisah mengalami kecelakaan dan mobilnya memasuki jurang" papa menjeda ucapannya, mata Safira membola dan menutup mulutnya dengan jemari tangannya kaget mendengar ucapan papanya.
"Dan sampai saat ini Nafisah belum ditemukan, kita tidak tahu bagaimana keadaanya, apa dia selamat atau.." papa menggantung ucapannya tak sanggup meneruskan.
"Ya Allah, kak Naf!" Nafisah terduduk,tubuhnya lemas seketika dan air mata nya jatuh menetes mengaliri pipinya. "Trus bagaimana keadaan kak Al pa?". Ia tahu pasti Alvian sangat terpukul atas kejadian ini.
***
Alvian masih menangis memanggil Nafisah,Ia meracau entah apa yang ia bicarakan. Azka yang melihat nya ikut sedih juga terpukul akan kejadian yang menimpah nafisah.
Hingga waktu fajar sudah kembali, namun Alvian tetap tidak beranjak dari sana, dia terus memanggil nama Nafisah sampai suaranya serak. Kini tim basernas tiba kembali untuk mencari keberadaan Nafisah, mereka kembali menuruni jurang dengan alat mereka dan menyusuri sungai kemana ia mengalir, namun tetap tidak membuahkan hasil hingga pencaharian di hari yang ketiga.
"Malam sudah kembali larut, namun mereka tidak bisa menemukan Nafisah, hari ini adalah hari terakhir mereka melakukan pencaharian.
Polisi dan salah seorang tim basernas kembali menghampiri alvian.
"Pak, maaf.Tim kami tidak bisa menemukan istri bapak. Dengan berat hati kami menyampaikan bahwa kami menutup pencaharian." ucap pak polisi dengan berat hati.
Deg..
Alvian menggeleng kan kepalanya tidak terima,bagaimana bisa pencaharian dihentikan sebelum menemukan istrinya.
Bukan hanya Alvian yang shyok,seluruh keluarga yang ada disitu juga syok mendengarnya.
"Pak, to..tolong pak,te.temukan istri saya, dia pasti ketakutan disana!" ucapnya sendu.
"Pak Alvian, sudah tiga hari ini kami melakukan pencarian namun tidak menemukannya, Kecil kemungkinan bisa hidup setelah jatuh dari ketinggian ini pak, sekali lagi kami minta maaf, pencarian ini kami tutup,dan korban dinyatakan meninggal." ucap salah seorang polisi.
"TIDAK...tidak mungkin, istriku masih hidup, kalian gak punya hak menyatakan istriku meninggal!" Alvian berteriak tidak terima, mata memerah dan rahangnya mengeras menahan amarah sembari menarik kerah baju polisi itu.
"Al, sabar Al,tenangkan dirimu." Azka menarik Alvian yang hendak menghajar polisi itu.
"Kami tahu perasaan bapak, tapi maaf,dengan berat hati kami menyatakan pencarian ini kami tutup."
Seketika Alvian terduduk lesuh,kaki nya tidak bisa menopang tubuhnya, tubuh nya seperti tak bertulang hingga ia terkulai lemas.
"Al". dengan sigap Azka menyambut tubuh Alvian.
"Al" ucap mama rosa dan papa kompak menghampiri putra sulung mereka. Mama memeluk Alvian tersedu.
"Ma, istri Al mah", ucapnya lirih dan serak, air mata nya tak terbendung tumpah membasahi baju mama rosa.
"Sabar nak, ikhlaskan!" mama rosa memeluk erat sembari menggosok punggung Alvian dengan tangannya.
"Istri Al masih hidup mah, Nafisah masih hidup". Lirih nya.
.
.
Bersambung..
.
Jangan lupa tinggalkan jejak ya 🥰🥰