.....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zhy-Chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 15
Pada suatu malam, saat ibu sudah tidur tepatnya pukul 22.30 Malam, aku duduk sendirian di ruang tamu membaca novel. Saat aku membaca novel, aku melihat ayah mertuaku pergi ke kamar mandi, tidak berselang lama ayah datang menghampiriku.
"Lagi baca novel Nak?" tanya ayah sembari duduk di sampingku.
"Iya, Yah," ujar ku menganggukkan kepalaku.
"Jangan malam-malam tidurnya, jaga kesehatannya supaya bayimu sehat," ujar ayah berpesan kepadaku.
"Sebentar lagi, Yah, masih tanggung," ucapku.
"Ya sudah ayah tidur dulu ya, Nak" kata ayah beranjak dari tempat duduknya.
"Iya, Yah," jawabku melihat ke arah ayah yang berlalu pergi dari hadapanku.
Ayah mertuaku sepertinya sudah benar-benar bertaubat.
...🍄🍄🍄...
Dua bulan berlalu.
Sampai suatu pagi aku menerima telepon dari suamiku.
Suamiku : Halo Dik.
Aku: Iya Mas.
Suamiku : Dik, bulan depan aku pulang.
Aku: Syukurlah Mas, aku sudah kangen.
Suamiku : Aku juga kangen Dik, sampaikan ke ibu dan ayah ya,
Aku: Iya Mas.
Aku jadi tidak sabar ingin bertemu suamiku, selama di luar kota aku dan suami berkomunikasi hanya lewat telpon, kebiasaan-kebiasaannya membuatku rindu.
Walaupun dia sering membuatku jengkel, tapi setelah dua bulan tidak bertemu rasanya rindu juga. Ada kalanya hatiku lemah dan merasa ada yang kurang ketika suami tidak ada di sisi.
Setelah menerima telepon dari suamiku, aku pun menyiapkan sarapan untuk ayah dan ibu mertuaku. Saat kami bertiga sarapan, aku memberitahukan kepada kedua mertuaku bahwa suami ku akan pulang bulan depan.
"Bu, mas Sugeng tadi telepon katanya bulan depan mau pulang," kataku kepada kedua mertuaku.
"Oh iya syukurlah, Nak," ujar ibu mertuaku senang.
"Sudah tidak sabar pengin ketemu ya," sahut ayah melihat ke arahku.
"Iya, Yah," jawabku tersenyum.
"Yang penting kamu jangan banyak pikiran, jaga kandungan mu," pesan ayah kepadaku.
"Iya, Yah, Tuti akan coba untuk tidak banyak pikiran," jawabku menatap wajah ayah mertuaku.
"Memang nya nak Tuti mikirin apa?" tanya ibuku penasaran.
"Mikirin Sugeng, Bun," ucap ayah dengan tegas.
"Oh....Bunda pikir mikirin apa," kata ibu mertuaku dengan lirih.
Selesai sarapan pagi, Kami pun kembali beraktifitas seperti biasanya. Saat aku beres-beres di dapur, ibu menghampiriku.
"Nak, Tuti," panggil ibu mertuaku.
"Iya, Bu," jawabku melihat ke arah ibu mertuaku.
"Nak, tolong jaga toko dulu ya, Ibu mau ke pasar," pinta beliau kepada ku.
"Ayah kemana Bu?" tanya ku penasaran.
"Ayah mu sibuk merawat bunganya di halaman belakang Nak," jawab ibu mertuaku.
Setelah ibu mertuaku pergi, aku pun menjaga toko.
Kini tinggal aku berdua dengan ayah mertua ku di rumah. Saat aku menjaga toko, kemudian ayah datang menghampiriku.
"Nak Tuti, ibumu kemana?" tanya ayah berdiri di sampingku.
"Ke pasar, Yah, baru saja berangkat," jawabku melihat ke arah ayah mertuaku.
"Kenapa nggak pamitan sama ayah!" seru ayah mertuaku.
"Ayah tadi sibuk," ucapku melihat ke arah ayah.
"Oh ya sudah," kata ayah dan berlalu pergi ke dalam rumah.
Tidak beberapa lama kemudian, ayah memanggilku.
"Nak, Tut....." Ayah memanggilku dari dalam rumah. Aku pun bergegas ke dalam rumah untuk menghampiri ayah mertuaku.
"Iya, Yah," ucapku.
Pada saat itu ayah berada di dalam kamar mandi.
"Nak Tuti, minta tolong ambilkan handuk ya," pinta ayah dari balik pintu kamar mandi.