Alika tak pernah membayangkan hidupnya bisa berubah secepat ini. Semua berawal dari satu permintaan sepele saudari tirinya, yang menyuruh Alika pergi ke sebuah hotel.
Karena sebuah kekeliruan, Alika justru masuk ke kamar hotel yang salah dan menghabiskan malam dengan Sagara, sang CEO dingin dan arogan yang selama ini hanya dikenalnya dari jauh.
Apa yang terjadi malam itu seharusnya dilupakan. Tapi takdir berkata lain.
Saat Alika mengetahui dirinya hamil. Ia dihadapkan pada pilihan yang sulit, menyembunyikan semuanya demi harga diri, atau menghadapi kenyataan dengan kepala tegak.
Namun, yang paling mengejutkan, justru adalah keputusan Sagara. Pria yang katanya selama ini tak tersentuh, datang kembali ke dalam hidupnya, menawarkan sesuatu yang lebih dari sekadar tanggung jawab.
Cinta perlahan tumbuh di antara keduanya. Tapi mampukah cinta bertahan saat masa lalu terus menghantui dan realita kehidupan tak berpihak?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Senja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 08 Keisha Ratu Drama
Jujur saja, Rangga merasa sedikit risih dengan sikap Keisha yang selalu menempel padanya seperti lem begini. Padahal, Keisha tahu kalau Rangga adalah kekasih adiknya.
“Minggir! Aku mau bicara dengan Alika,” ucap Rangga mencoba melepaskan diri dan menjauh dari Keisha.
“Kamu mau bicara apa sama dia, Mas? Aku boleh tahu nggak?” tanyanya dengan sedikit memaksa.
“Kepo kamu! Ini urusan aku sama Alika. Kamu nggak usah ikut campur,” ucap Rangga berhasil membuat gadis itu kesal. Kedua tangan Keisha terkepal di sisi tubuhnya.
“Jahat kamu Mas! Bagaimanapun juga, kita ini sudah berteman sejak kecil. Seharusnya, kamu nggak harus menyembunyikan apapun dariku. Kamu tahu kan perasaan aku sama kamu selama ini?” Keisha kembali mengungkapkan perasaanya pada Rangga.
“Sudahlah, jangan membahas hal itu,” elak Rangga. Ia bosan setiap hari Keisha selalu saja bicara soal perasaan yang sudah Rangga tolak berkali-kali karena lebih memilih Alika.
Dulu, Keisha menolak dirinya demi pria lain. Dan sekarang, saat Rangga sudah menemukan tambatan hatinya, Keisha terus saja mendekatinya.
Keisha berjinjit, mendekatkan bibirnya ke telinga Rangga. “Kamu yakin mau bicara dengan Alika setelah tahu apa yang dia lakukan, Mas?”
“Alika melakukan apa, katakan,” ucap Rangga penasaran. Ia tiba-tiba merasa ada sesuatu yang tidak beres.
Keisha tersenyum puas dalam hati, karena berhasil membuat Rangga mulai ragu pada Alika.
“Coba deh mas dekati dia dan lihat tanda merah keunguan yang ada di lehernya,” ucap Keisha. Tatapannya tertuju pada leher Alika. “Lalu tanyakan, darimana Alika mendapatkannya. Semalam, Alika juga nggak pulang ke rumah. Aku yakin kalau dia menghabiskan malam bersama seseorang di luar sana. Kamu yakin pacarmu itu masih setia, Mas?”
“Jangan ngaco kamu!”
“Aku serius Mas! Kamu bisa buktikan sendiri,” balas Keisha.
Rangga kesal mendengar ucapan Keisha. Ia ingin menepisnya tapi rasa penasaran mulai menghampiri.
“Kamu tahu kalau tuduhan ini salah jatuhnya fitnah?” ucap Rangga. “Siapa tahu itu hanya di gigit semut atau serangga biasa.”
“Digigit semut sebesar itu? Kamu ini bodoh atau gimana sih, Mas! Atau jangan-jangan selama ini kamu belum pernah menyentuh Alika, iya?”
Rangga tersentak.
Memang benar, selama berpacaran Rangga belum pernah menyentuh Alika karena gadis itu selalu menolaknya dengan alasan, Alika ingin memberikannya pada suaminya kelak. Dan tentu saja, Rangga setuju dengan hal itu.
“Percaya atau nggak, semua terserah kamu Mas. Tapi satu yang harus kamu ingat, bukti lebih kuat daripada kata-kata,” ucap Keisha.
Keraguan mulai merayap di benak Rangga. Meskipun hatinya berusaha menolak. Tatapan Rangga kembali tertuju pada Alika yang masih sibuk mengepel lantai.
“Alika,” panggil Rangga.
“Mas Rangga? Kamu disini?” tanya Alika.
“Aku mau bicara penting. Bisa?” ucap Rangga dengan menahan emosi. Ucapan Keisha benar, ada bekas keunguan di leher kekasihnya ini.
“Aku nggak bisa Mas. Gimana kalau nanti sepulang kerja? Soalnya aku sedang dihukum pak Ridwan dan–”
“Kamu bermalam dengan siapa semalam? Pantas saja nomormu nggak aktif. Jadi ini alasannya?” tanya Rangga tanpa basa basi. Ia menyentuh leher Alika.
Alika yang sadar langsung menutupinya. “Mas, dengarkan aku ini semua hanya kesalahpahaman.”
“Salah paham?” kata Rangga tak bisa menahan kekecewaannya lagi. “Menurutmu, apa yang sedang aku pikirkan saat melihat tanda ini? Kalau memang sudah tidak mencintaiku, seharusnya kamu katakan saja sejak awal Alika! Bukan dengan cara menyakitiku begini!”
Alika menggeleng dengan terisak. Tangannya yang gemetar mencoba meraih tangan Rangga.
“Aku pasti akan menjelaskan semua, Mas. Tapi bukan sekarang. Kumohon, percayalah padaku.”
“Lebih baik kita akhiri saja hubungan ini, Alika! Aku tidak mau sakit hati lagi untuk yang kedua kali,” ucap Rangga menarik tangannya menjauh. Lalu, meninggalkan Alika yang hancur begitu saja.
“Mas tunggu!” Alika mengejar Rangga tanpa peduli banyak pasang mata melihat ke arah mereka. “Aku dijebak, Mas.”
Rangga menghentikan langkahnya tanpa menoleh. “Dijebak?”
“Iya. Ada seseorang yang sengaja menjebakku dan aku yakin, kak Keisha ada hubungannya dengan semua ini,” ucap Alika.
Rangga terkekeh sinis.
“Setelah semua yang terjadi sekarang kamu menuduh kakakmu menjebakmu? Picik sekali kamu!”
“Aku serius, mas. Malam itu kak Keisha menyuruhku pergi ke hotel dan–”
“Hentikan omong kosong kamu Alika!” potong Rangga. “Selama aku mengenal Keisha dia bukan perempuan seperti itu. Justru kamulah yang murahan!” Rangga memakinya.
“Mas!”
“Berhenti memojokkan kakakmu atas kesalahan yang kamu buat,” ucap Rangga.
Alika menggigit bibirnya. Bagaimana ia bisa menjelaskan semua ini pada Rangga? tentang semalam dan juga pria asing itu? Semuanya begitu rumit dan Alika tidak yakin Rangga bisa mengerti.
“Tega kamu menuduh aku, Alika! Padahal kamu sendiri yang bilang mau pergi keluar karena ada janji. Ini buktinya,” sahut Keisha yang entah sudah sejak kapan berada diantara mereka. Ia menunjukkan sebuah pesan seolah itu dari Alika.
Alika menggeleng. Ia sama sekali tidak pernah merasa mengirim pesan seperti itu. Ponselnya saja hilang.
“Aku nggak pernah merasa mengirim pesan seperti itu. Ponselku saja hilang.” Alika menatap Rangga. “Mas percaya padaku kan?”
“Maaf, aku lelah Alika,” ucap Rangga.
Keisha menyeringai. Dengan sedikit kebohongan dan drama, Rangga ternyata langsung percaya.
“Aku tahu ini berat buat kamu, Mas. Aku cuma mau bilang, kalau kamu layak mendapatkan perempuan yang lebih baik. Seseorang yang setia dan jujur padamu. Bukan seperti Alika yang tukang selingkuh,” ucap Keisha pura-pura iba.
Rangga beranjak pergi. Kini tinggal kedua kakak beradik itu yang saling menatap tajam permusuhan.
“Ini akibatnya kalau kamu mencoba melawanku Alika. Kamu hanyalah seorang pecundang dan sebentar lagi, Rangga akan segera jadi milikku,” ucap Keisha tanpa tahu malu. Ia bergegas menyusul Rangga.
“Kalau kamu memang menginginkan mas Rangga, seharusnya katakan saja kak. Nggak perlu menjebak ku bersama pria lain.” tangis Alika kembali pecah tanpa bisa ia tahan lagi.
Qlika gak mau kemeja Sagara bekas dipeluk ama Cindy..
❤❤❤❤❤❤
sengaja yuh Alika..
nerani2nya dia megang lengan langit di depan sagara..
cari perkara..
😀😀😀❤❤❤❤
aihhh di luar prediksi malah sodara tiri yg jadi pemicu cembukur
kejar Alika..
😀😀😀❤❤❤❤❤
mulai..
😀😀😀❤❤❤❤
nah gitu dong jangan menyek hari strong,,kakek mana kakek ko ga pernah nongol ga kangen apa ma cicit