Sistem Dewa Harem

Keesokan harinya setelah pesta, aku dan keluargaku bersiap untuk menaiki kapal terbang untuk kembali ke rumah, Raja dan Ratu datang untuk mengantarkan kepergian kami.

Aku mendapatkan hadiah dari Raja dan Ratu.

“Adikku, semoga perjalananmu aman ya, kalau ada masalah kabarin aku aja”(Hady)

“Tentu saja, kamu tidak perlu khawatir tentangku”(Shopia)

Aku berdiri di sana menatap mereka dan aku menatap langsung ke mata sang Ratu, aku merasakan tubuhku menjadi dingin sejenak, mengucapkan selamat tinggal, kami menaiki kapal, aku bahkan tidak ingin tinggal dekat dengan wanita itu lebih lama lagi.

Sang Ratu terasa seperti badai yang hanya tenang untuk saat ini, aku bisa melihat ini karena aku menemukan lebih dari 10 alat perekam di kamarku, alat itu disembunyikan di berbagai sudut, biasanya anak yang belum membangunkan fondasi mana tidak akan bisa merasakannya, tapi aku bisa merasakan.

Dan aku bisa merasakan mana yang mirip dengan sang Ratu, aku pasti idiot jika aku tidak bisa memahaminya sampai sekarang, aku benar-benar tidak bisa berurusan dengan hal ini.

Mungkin terdengar menarik untuk berselingkuh dengan sang Ratu tanpa sepengetahuan sang Raja, tapi nyawaku pasti akan dipertaruhkan, jadi aku harus menahan hal ini sampai berhasil membangkitkan garis keturunanku.

Maka seperti seorang anak baik aku simpan semua itu, seakan tak ada yang berubah, mengambil nafas dalam-dalam dan menegaskan tujuanku, aku memasuki kapal terbang tanpa mengetahui masa depan apa yang akan kumiliki.

***

Seorang pria berjalan menyusuri lorong bawah tanah yang remang-remang, pria itu terlihat berusia 25 tahun, matanya tajam dan tubuhnya tegap, dia berhenti di aula yang megah.

Dan di aula tersebut terdapat seorang pria yang duduk dengan tenang yang tampak berusia 30an tahun.

Mereka berdua mengenakan setelan jas berwarna hitam, dan kedua pria tersebut mempunyai tato hewan di badan mereka.

Tato ini melambangkan sifat dan kekuatan mereka.

Punggung tangan kiri pria berusia 30 tahun bertato ular dan dia memegang rantai besi emas yang melilit tubuh kedua anak yang tidak sadarkan diri.

Kedua anak tersebut Zeref dan Invidia.

“Regil..Kau tidak membunuh kedua anak tersebutkan?"

"Tentu saja tidak..Kita menangkap kedua anak ini untuk memancing saint pedang kan?"

"Benar, kita harus membunuh saint pedang sebelum keadaan menjadi tidak menentukan"

Tiba - tiba pria yang bernama Regil mengerutkan alisnya dan berkata.

"Lilio...Kita harus pergi dari sini secepat mungkin!"

"Regil...Ada apa?"

"Aku punya firasat buruk tentang hal ini"(Regil)

"Apa saint pedang sudah menemukan tempat ini?"(Lilio)

"Aku tidak tahu hal ini...Tetapi kalau kita tidak segera pergi dari sini, kita pasti mati"(Regil)

"Baiklah, ayo pergi dari sini"(Lilio)

"Ini sangat merepotkan...Jika kalian berdua pergi dari sini" kata anak laki laki itu, dia dengan mudah melepaskan rantai besi emas yang melilit tubuhnya.

"Hah"(Regil, Lilio)

(Beberapa jam sebelum terjadinya kejadian ini)

Aku bersama keluargaku singgah di kota Aneti dari perjalanan kami ke rumah, dan kami menghadiri sebuah festival pedang, festival yang sangat populer di wilayah kekuasaan Duchess Fernandez, bahkan nenekku menghadiri festival ini.

Karena festival tersebut diadakan besok, kakakku Invidia mengajakku berkeliling di Kota Aneti yang dikenal sebagai kota terindah di Kerajaan Helios.

Meskipun kota ini tidak sebesar kota Adse tempat kami tinggal, namun keindahan kota ini sangat menakjubkan, bangun tertata dengan rapi, dan terdapat aneka kios yang menyajikan manisan dan permen.

Kami berdua berkeliling kota mencicipi beraneka manisan dan permen.

Tak terasa hari sudah menjelang malam, kami memutuskan untuk kembali ke mansion kami di kota Aneti.

Mendadak aku merasakan hukum ruang tidak stabil saat masuk ke mansion, seseorang telah menghancurkan hukum ruang di sekitar sini.

Tiba - tiba seorang pria yang mengenakan setelan jas berwarna hitam muncul di hadapan kami dan sebuah rantai besi emas melilit tubuh kami berdua.

Sesaat sebelum tak sadarkan diri aku merasakan peralatan sihir ini memblokir mana'ku.

Dan aku tiba - tiba merasakan lemas disekujur tubuhku dan pingsan, entah berapa lama aku pingsan karena tiba-tiba aku berada di sebuah aula megah.

Penculik ini sangat kuat, bila bertarung dengannya secara langsung aku mungkin kalah, tapi untuk membunuhnya tidaklah mustahil.

Sebenarnya aku bisa kabur dari penculik ini meskipun membutuhkan bantuan sistem, namun hal itu akan merugikanku di masa depan, apalagi kakakku Invidia juga ditangkap oleh penculik ini.

Penculik ini memiliki teknik yang cukup unik.

Dia menggunakan "Break Magic" untuk merusak hukum ruang di sekitar yang mengakibatkan hukum ruang tidak stabil.

Sehingga penculik ini dapat dengan mudah masuk dan keluar melalui ruang yang tidak stabil ini tanpa terganggu faktor lainnya.

(Break Magic : Sihir yang bisa merusak segalanya)

***

"Ini sangat merepotkan...Jika kalian berdua pergi dari sini" kata anak laki laki itu, dia dengan mudah melepaskan rantai besi emas yang melilit tubuhnya.

"Hah"(Regil, Lilio)

Cring cring (suara rantai besi)

"Mustahil..Peralatan sihir yang kita dapatkan dari Tuan dapat dihancurkan dengan semudah itu"

"Lilio..Hati-hati anak ini tidak normal"

Slash..

Sebelum dia bisa bereaksi serangan pedang secepat cahaya mengenai tangan Lilio.

"Gah..Apa apaan kecepatan ini" Lilio mengerang kesakitan memegang tangan kirinya yang tersayat pedang dan melangkah mundur.

"Cih..Aku meleset" kataku dengan kesal.

"Bajingan..Kamu berhasil memotong lenganku dan berbicara itu meleset"

"Hmm, aku bermaksud memotong lehermu" senyum dingin muncul di bibir Zeref.

"Brengsek" kata Lilio dengan marah.

Regil menghilang dari tempat duduknya dan muncul kembali di belakangku, tetapi aku juga menghilang dan muncul kembali dibelakangnya.

Slingghh...(Tabrakan antar pedang)

Lilio menghentikan serangan pedangku dengan pedangnya yang indah berwarna putih salju, tanganku mati rasa hanya karena pedangku bertabrakan dengan Lilio.

[Ding]

[Tinggal 4 menit waktu yang dimiliki tuan rumah menggunakan aplikasi ini]

Aku mengabaikan peringatan sistem.

Pedang hitam bergerak sangat cepat sehingga mengiris udara yang mengakibatkan angin bersiul.

Aku menghindar serangan itu dengan melompat ke belakang tetapi dada kiriku masih terkena serangan tersebut dan terluka.

Pria bernama Regil ini sangat berbahaya, serangan pedangnya sangat mematikan dan tidak bisa di prediksi, kalau pria bernama Lilio ini dia lebih unggul dalam hal kekuatan.

Hush, sepertinya aku harus menggunakan hal itu untuk mengalahkan mereka berdua.

Pedang hitam itu menebas secara Horizontal dengan sangat cepat, dan pedang putih salju itu menebas secara Vertikal, apa yang mereka lakukan, pikirku dengan bingung.

"Break Magic" Regil berkata dengan pelan.

Hukum ruang di sekitarku sangat kacau.

Sebelum aku bisa bereaksi, serangan mereka berdua sudah mengenaiku.

Aku batuk darah, rasa sakit menjalar ke seluruh tubuhku, tubuhku basah karena darahku yang terus mengalir dari lukaku.