Segala derita dan air mata di masa lalu berhasil menjadi kan sosok Naima Maheswari menjadi wanita mandiri.
Kata malas dan malas sudah menjadi makanan sehari - hari yang di cap sang bapak kepada ibu nya.Naima bukan lagi bayi kecil yang tidak mengerti keadaan di sekitar nya.
Akan kah Naima membenci pernikahan atau malah sebaliknya dan bertemu lagi dengan sosok pria yang mirip dengan kelakuan Ayah nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon oland sariyy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lancar
Operasi berjalan dengan lancar,Maryah kini sudah di pindah kan ke ruang perawatan yang kemarin di tempati nya.Bagas menanggung semua biaya pengobatan ibu nya Naima,tanpa menghiraukan penolakan dari Naima.
Cerita nya panjang,semula bermula dari Bagas yang tidak sengaja mendengar percakapan antara Dito dan juga Bu Maryah.di sana dia mulai mencari tahu tentang masalah yang sebenarnya terjadi.tidak semua tapi mampu membuat hati nya tersentuh.Naima gadis polos yang memiliki kecantikan yang luar biasa ternyata begitu kuat.
Naima awal nya tidak tahu tentang apa yang sudah Bagas lakukan, karena belum bisa mendapatkan uang nya,Naima mendatangi bagian administrasi di sana Naima malah di beri kejutan yang membuat mulut nya tidak mampu mengeluarkan kata-kata lagi.
" Maaf Dok! Sudah merepotkan anda,Saya janji akan mengganti semua uang yang anda keluarkan untuk Ibu Saya." ucap Naima dengan wajah datar tapi merasa tidak nyaman sudah merepotkan orang lain yang sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan keluarga mereka.
Sejak tadi Naima sudah berusaha mencari keberadaan Bagas, setelah setengah jam berkeliling dan menunggu Bagas di depan ruangan nya, akhirnya Naima bisa berbicara serius dengan dewa penolong keluarga nya.
Naima sengaja menyimpan rapat penolakan yang di terima nya dari Rudi, cukup hanya dia yang tahu.mental ibu nya tidak boleh terguncang lagi karena Rudi.entah bagaimana nasib Rudi sekarang setelah di arak warga,Naima tidak mau tahu lagi,Jika Bapak nya mau menikah lagi itu jauh lebih baik sehingga tidak ada kesempatan lagi untuk Rudi mengganggu hidup mereka.
" Saya akan membayar nya secara mencicil." sambung Naima lagi.
" Tidak perlu di ganti Nai,Saya melakukan ini tulus, semua untuk..."Belum selesai Bagas menyelesaikan ucapannya tapi sudah di potong oleh Naima.
" Pokok nya Saya akan tetap mengganti semua yang sudah anda keluarkan untuk ibu saya! Boleh saya minta nomer telpon anda, nanti jika saya sudah punya uang nya akan langsung saya kirim ke rekening anda." bibir Bagas melengkung sempurna.
Tanpa membantah lagi Bagas lalu menyerahkan sebuah kartu nama kepada Naima,dengan begini dia bisa mendapatkan nomor ponsel milik Naima, tidak tahu saja dia kalau Naima sama sekali tidak memiliki handphone.
" Baiklah!Saya akan menunggu Kamu menghubungi saya,jika belum punya uang nya jangan terlalu di paksakan, nanti sore hubungi saya ya,biar saya sekalian bisa bertukar kabar tentang kondisi ibu mu juga." pandai sekali Bagas memanfaatkan kesempatan langka ini,Naima hanya mengangguk dengan samar .
" Saya pamit dulu Dok, harus gantian sama adik saya menjaga Ibu." Naima tidak berani menatap mata Bagas.
Pandangan mata nya terus menunduk, getaran aneh itu kembali terasa tapi Naima bingung untuk menyimpulkan nya.
Bagas sendiri malah tersenyum penuh arti,belum pernah selama ini dia merasa senyaman ini berdekatan dengan seseorang.wajah polos dan tatapan mata teduh dari Naima membuat Bagas sulit untuk mengontrol gelombang perasaan nya.
Tanpa menunggu jawaban,Naima langsung membalikkan tubuhnya dan melangkah menuju kamar rawat sang Ibu.
" Jangan lupa makan,kamu juga harus jaga kesehatan Kamu."teriak Bagas mengambang di udara karena Naima sudah menghilang di balik kotak besi yang canggih.
Bagas membulatkan mata menyadari tingkah konyolnya,mati-matian dia menahan gejolak perasaan yang membludak.
" Yang ini jangan sampai lolos! Perbedaan usia tidak akan menjadi penghalang."
Ia menoleh pelan ke arah beberapa perawat yang menatap heran kepada nya,Bagas sama sekali tidak mengacuhkan keberadaan mereka.bersama Naima dia bisa menemukan sesuatu yang berbeda,selama ini sudah banyak wanita yang berkedok pasien ingin mendekati Bagas tetapi Bagas sama sekali tidak tertarik.
Sejenak dunia seperti berhenti bagi Bagas.
Wajah Bagas tetap tenang di luar, tetapi di dalam dada nya ada gumpalan perasaan yang sulit untuk di jelaskan.ia buru-buru merogoh saku celana, menaikkan volume ponsel nya, berjaga-jaga kalau Naima menghubungi dan dia harus segera menerima panggilan telpon itu.
Di dalam ruang rawat sang Ibu,Naima berusaha tersenyum bahagia di depan ibu nya meskipun hati nya sudah dihancurkan berkeping - keping oleh ayah kandungnya sendiri.
Di balik itu semua ada kabar baik yang membuat Naima bisa sedikit lebih tenang, kondisi ibu nya sudah stabil,jika terus seperti ini tidak menutup kemungkinan bisa pulang lebih awal ke rumah.
Setelah menjalani operasi tadi,Maryah belum mengeluh apapun kepada Naima,Dito sudah pamit pulang karena di paksa oleh Naima,besok rencana nya Dito juga akan kembali masuk sekolah sementara sang Ibu akan di jaga oleh Bu Tina.
Bu Tina sendiri yang menawarkan diri kepada Naima karena merasa kasihan melihat Dito yang harus bolos sekolah.
Selain itu Bagas juga sudah menyiapkan seorang perawat yang siap membantu Bu Tina supaya tetangga baik Naima tidak kelelahan menjaga Bu Maryah.
" Bagaimana perasaan Ibu jika tahu tentang Bapak?" batin Naima sambil mengusap pelan kepala ibu nya sampai membuat sang Ibu terlelap.
Terlalu nyaman mungkin usapan tangan Naima, meskipun baru bangun tidur tetapi Bu Maryah malah kembali tidur lagi meninggal kan Naima duduk sendirian dengan sejuta pertimbangan di kepala nya.
Naima terus merenung, setelah ibu nya keluar dari rumah sakit,Naima tidak akan mengizinkan sang Ibu untuk langsung bekerja,Naima harap ibu nya mau mendengar kan ucapan nya.meskipun akan sulit sekali terjadi tetapi Naima tidak ingin terjadi sesuatu lagi kepada Ibu nya.
" Mas Rudi..." Maryah yang tadi tertidur pulas tiba-tiba terbangun sambil memanggil nama pria yang sudah menyakiti nya dan sudah menjatuhkan talak kepada nya.
" Di mana Mas Rudi?" Maryah celingukan mencari pemilik nama itu.
Di dalam tidur nya,Maryah di perlakukan dengan romantis oleh Rudi,tangan Rudi terus mengusap wajah nya di sertai dengan tatapan lembut penuh kasih sayang.Rudi juga menyuapi makanan ke dalam mulut nya bahkan Maryah sangat senang tidur dalam pelukan hangat Rudi.sangat berbanding terbalik dengan realita yang terjadi.
Mata Maryah berkaca-kaca ketika menyadari bahwa itu hanya lah mimpi, seharusnya dia tidak bangun agar bisa terus merasakan kebahagiaan yang Rudi berikan sekalipun hanya sesaat.
" Bapak tidak ada di sini Bu." ujar Naima menenangkan Ibu nya.
Maryah mengangguk dengan wajah sendu nya,mana mungkin pria itu mau kembali bersama mereka sementara sudah ada wanita cantik yang akan menemani hari-hari nya ke depan.
" Ibu tahu Nak,maaf tadi Ibu sudah membuat Kamu kaget." Maryah mengusap kepala Naima dengan susah payah.
Di dalam hati terus berdoa berharap putri nya bisa mendapatkan kehidupan yang jauh layak ketimbang sekarang,meskipun gagal mempertahankan rumah tangga nya tetapi Maryah tidak gagal mendidik kedua anak nya.
Dito yang di minta untuk istirahat di rumah malah sudah pindah ke pasar, mengumpulkan sedikit demi sedikit uang yang nanti rencana nya akan di berikan kepada sang Ibu.
" Lupakan Bapak ya Bu! Jangan biarkan penyakit itu kembali bersarang pada tubuh itu,buang semua yang tidak perlu untuk di ingat,Ibu harus kuat jangan sampai sakit lagi.Aku dan Dito sangat menyayangi ibu."tangis Maryah pecah.
Dua orang perawat yang hendak mengecek kondisi Maryah terpaksa berbelok ke ruangan sebelah karena tidak ingin mengganggu pembicaraan antara ibu dan anak, setelah semua selesai baru mereka akan masuk ke ruangan ini.
" Maafkan Ibu, gara-gara Ibu sakit kalian jadi harus bolak-balik ke rumah sakit.kalian pasti lelah kan nak."kata Maryah terbata-bata.
Naima menggeleng tidak setuju dengan ucapan ibu nya,lalu ia genggam tangan ibu nya lebih erat namun tidak sampai menyakiti kulit keriput sang Ibu.
" Ibu fokus saja dengan kesembuhan Ibu,kami anak-anak Ibu akan melakukan apapun demi ibu."Maryah mengangguk sambil tersenyum bangga,putri nya telah tumbuh menjadi sosok gadis yang kuat dan mandiri.
" Kedua anak ku tidak akan kekurangan kasih sayang dari ibu mereka."
Bersambung
Jangan lupa like,Vote dan tinggalkan jejak di Kolom komentar ya guys.satu kata sudah cukup membuat author bahagia.😊😊
Sudah gila saraf otak pak rudi, dia yang menghabiskan uangnya demi si neneng itu malah balik menyalahkan naima... tega banget seorang ayah tanpa memberi nafkah dan kasihsayang ingin menukarkan harga diri anaknya buat orang lain karena demi uang...
lanjut dong thor
naima dan dito sangat menyayangi ibunya,
tapi bagaimana mereka bisa mendapatkan biaya untuk operasi? apakah ada yg membantu mereka? semoga saja ada orang baik yang bsa menolong ibunya...
sepertinya dokter bagas dia tertarik pada naima tetapi dia sadar diri, naima masih bocah....
bu maryah sudah pasrah dengan tindakan kasar pak rudi tapi dia selalu percaya pak rudi setia...
setelah ini, apakah bu maryah tetap bertahan dengan segala cobaan rumahtangga mereka, dan apakah naima dito masih mau menerima perilaku buruk pak rudi kepada mereka....
naima,punya teman yang baik , selalu bantuin ketika lagi kesusahan dengan cara diam" memasukkan selembar uang ke dalam tas naima. tapi naima susah dia tidak pernah memanfaatkan temannya itu karena dia anak yang tulus...