Hidup tanpa inti kultivasi, di dunia persilatan tentu tidak mudah. Penghinaan selalu datang, tatapan merendahkan selalu terlihat.
"Kelak, kau pasti akan mengetahui semuanya,"
🍃 Jangan lupa dukung karya Ana ya kakak semua 😉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ⁖℘ձռձ༢࿔ྀુ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TS 30
Salju mulai turun, para murid di empat perguruan terlihat mengenakan pakaian lebih tebal dari biasanya.
Meskipun mereka dapat mengurangi rasa dingin dengan kekuatan mereka, namun mereka tidak bisa melakukannya terus menerus, karena tenaga dalam mereka akan terkuras.
Hari ini Tuan Hua mengumpulkan para murid, guru dan tetua di dalam aula perguruan. Dia akan memberitahu peraturan tak tertulis selama musim dingin tahun itu.
Semua orang berkumpul, terkecuali Jian Yi yang tidak diperbolehkan keluar dari tempat tinggalnya oleh Tuan Yan.
Awalnya Tuan Hua keberatan dengan itu, namun setelah Tuan Yan memberitahu alasannya, dia pun bisa menerimanya.
"Baiklah, aku akan memberitahu peraturan tak tertulis untuk musim dingin kali ini!" ucap Tuan Hua.
Semua orang tampak diam dan memperhatikan Tuan Hua.
"Di musim dingin kali ini, latihan di luar ruangan akan dikurangi, dan latihan di bawah air terjun akan ditiadakan untuk sementara. Tetapi, selama musim dingin, kalian akan mempelajari lebih banyak membaca buku-buku latihan yang ada di perpustakaan perguruan. Dan setiap tujuh hari sekali, para guru juga tetua akan menguji kalian!" ucap Tuan Hua lagi.
Para murid yang semula diam, kini mulai saling berbisik. Mereka ada yang merasa tidak keberatan, namun ada juga yang keberatan.
Jin Cheng sendiri hanya diam menyimak apa yang dikatakan oleh Tuan Hua. Karena baginya semua sama saja.
"Selama musim dingin, perguruan juga akan disegel. Jadi selama musim dingin kali ini, tidak ada yang diperbolehkan untuk kembali ke rumah!" Tuan Hua menatap para muridnya.
Beberapa murid tampak terkejut mendengar itu, karena sebelumnya mereka memiliki rencana untuk menikmati musim dingin di rumah.
Guru dan tetua yang tidak mengetahui hal itupun ikut terkejut, sebab sebelumnya Tuan Hua tidak mengatakan hal itu dengan mereka.
Setelah mengatakan beberapa peraturan lisan untuk musim dingin, Tuan Hua membubarkan mereka semua.
"Tuan Hua, apakah perguruan benar-benar akan disegel selama musim dingin?" ucap salah satu Guru.
"Iya, tahun ini kita memiliki banyak murid baru. Dan aku ingin mereka memfokuskan diri dalam berlatih, dan juga banyak para murid yang telah meningkatkan kultivasinya. Jika mereka kembali ke rumah dan tidak dilatih dengan baik apa yang baru mereka dapatkan. Maka, besar kemungkinan tingkat kultivasi mereka hanya akan menjadi tidak berguna,"
Guru itu mengangguk, memang benar apa yang dikatakan oleh Tuan Hua. Jika mereka yabg baru saja menjadi murid di perguruan Xuan, maupun mereka yang baru saja menaikan tingkat kultivasinya, tidak berlatih dengan baik.
Semua yang mereka dapatkan akan sia-sia, dan tentu itu akan menjadi hal yang sangat merugikan bagi mereka juga perguruan Xuan.
"Tuan Hua, saya ingin berbicara dengan anda," ucap Tuan Yan.
Tuan Hua mengangguk, "Baik,"
Tuan Hua dan Tuan Yan berjalan ke sebuah bangunan lain, di mana Tuan Hua menghabiskan waktunya di sana.
"Apa yang ingin kau bicarakan?" ucap Tuan Hua, setelah mereka berada di dalam ruangan itu.
"Ini mengenai Kasim kepala,"
"Dia tidak akan mengatakan yang sebenarnya, dia sudah menjadi Kasim sejak Yang Mulia menggantikan Raja terdahulu. Sudah banyak yang dia lakukan di belakang Yang Mulia, jadi tentu saja dia sangat melindungi Yang Mulia,"
"Lalu, bagaimana?"
"Keluarkan dia! Tetapi orang yang mengendalikan hewan spiritual harus mendapatkan hukuman berat. Ini akan menjadi peringatan bagi Yang Mulia atau siapapun yang berani bermain dibelakang pada perguruan Xuan!"
Tuan Yan mengangguk.
Selama ini Tuan Hua terkenal sangat baik dan juga memiliki pribadi yang hangat, namun dibalik itu semua, dia memiliki sifat yang dingin dan juga kejam. Terlebih pada orang-orang yang berani mengusik perguruan yang dibangun oleh leluhurnya.
Di dalam tempat tinggalnya, Jian Yi tengah duduk sambil membaca buku latihan. Dia telah diberitahu peraturan tak tertulis yang diumumkan oleh Tuan Hua.
Bagi Jian Yi, perguruan akan disegel selama musim dingin atau tidak, itu sama saja. Karena dia akan berlatih di dalam tempat tinggalnya.
"Nona Wen,"
Jian Yi yang tengah membaca buku latihan menoleh ke arah pintu, ketika sebuah suara terdengar.
"Ada apa dia datang kemari?" gumam Jian Yi.
Jian Yi berdiri dan berjalan ke arah pintu.
Kriet!
Jian Yi menatap Jin Cheng yang berdiri di depan pintu.
"Kakak Cai, ada apa kau datang kemari?" ucap Jian Yi.
"Tetua Yan memintaku untuk menemanimu,"
"Paman Guru?"
Jin Cheng mengangguk, "Benar,"
"Ba...baik, kalau begitu kau bisa masuk,"
Jian Yi membuka lebih lebar pintu kamarnya.
Jin Cheng merasa ada aura Tetua Yan di dalam ruangan itu yang sangat pekat, saat kakinya melangkah masuk.
"Paman Guru membuat tempat tinggalku lebih hangat dengan kekuatannya, karena aku akan sakit jika terlalu dingin," ucap Jian Yi.
Jin Cheng hanya diam, dia meletakkan pedangnya dan duduk di depan meja kecil yang ada di dalam kamar Jian Yi.
"Apa kau mau teh?" ucap Jian Yi.
"Tidak,"
Jian Yi mengangguk, kemudian dia duduk di depan Jin Cheng dan melanjutkan membaca buku latihan.
Selama mereka berada di sana, mereka hanya membaca buku latihan mereka masing-masing.
Jian Yi sangat fokus saat membaca buku latihan, hingga dia tidak sadar jika sesekali Jin Cheng menatapnya diam-diam.
"Kakak Cai, kau sudah terbiasa berlatih di dalam tempat tinggalmu. Mengapa kau tidak merasa keberatan ketika Paman Guru memintamu berlatih di sini denganku?" ucap Jian Yi tanpa menoleh.
Jin Cheng menatap Jian Yi yang masih membaca buku latihannya. Sejenak dia diam, tak menjawab pertanyaan Jian Yi.
Jian Yi yang tidak mendengar apa-apa, menoleh dan mendapati Jin Cheng tengah menatapnya.
"Kakak Cai, apa kau tidak mendengarku?" ucap Jian Yi.
"Aku hanya memenuhi keinginan Tetua Yan, karena latihan di tempat tinggalku sendiri atau di sini, itu sama saja,"
Jian Yi mengangguk pelan beberapa kali.
"Aku akan mengambil beberapa makanan lebih dulu," Jian Yi berdiri dari duduknya.
"Kau tetaplah di sini! Aku akan mengambilnya untukmu,"
"Aku tidak akan keluar, aku hanya..."
Jin Cheng menatap Jian Yi, yang membuat Jian Yi terdiam dan tidak memiliki pilihan.
"Baiklah, maaf sudah merepotkan Kakak Cai," ucap Jian Yi.
Jin Cheng berdiri dan berjalan ke ruangan samping untuk mengambil beberapa makanan. Sementara Jian Yi melihat Jin Cheng dengan tatapan bingung.
"Dia ini laki-laki yang tidak banyak bicara, dan juga aneh. Tetapi, aku tidak menyangka jika dia akan sebaik itu," gumam Jian Yi.
Wuuuuush!
Jian Yi menoleh saat angin berhembus dari jendela, "Kenapa masih terasa dingin?"
Sambil menautkan tangannya, Jian Yi berjalan mendekati jendela kamarnya yang terbuka.
"Kau mau kemana?" ucap Jin Cheng yang baru saja kembali.
"Aku mau menutup jendelanya, angin dari luar sangat dingin,"
Jin Cheng menatap Jian Yi dengan curiga, pasalnya dia tidak merasakan dingin sama sekali. Terlebih di dalam kamar itu sudah diselimuti oleh aura kekuatan Tuan Yan yang hangat.
gara" hbis nnton dracin ada yg namanya jian cheng jdi ke inget trus