NovelToon NovelToon
ISTRI KEDUA [Sebatas Rahim Pengganti]

ISTRI KEDUA [Sebatas Rahim Pengganti]

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Konflik etika / Ibu Pengganti / Diam-Diam Cinta
Popularitas:30.1k
Nilai: 5
Nama Author: syitahfadilah

Terlambat menyatakan cinta. Itulah yang terjadi pada Fiona.

ketika cinta mulai terpatri di hati, untuk laki-laki yang selalu ditolaknya. Namun, ia harus menerima kenyataan saat tak bisa lagi menggapainya, melainkan hanya bisa menatapnya dari kejauhan telah bersanding dengan wanita lain.

Ternyata, melupakan lebih sulit daripada menumbuhkan perasaan. Ia harus berusaha keras untuk mengubur rasa yang terlanjur tumbuh.

Ketika ia mencoba membuka hati untuk laki-laki lain. Sebuah insiden justru membawanya masuk dalam kehidupan laki-laki yang ingin ia lupakan. Ia harus menyandang gelar istri kedua, sebatas menjadi rahim pengganti.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon syitahfadilah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 8. RAHIM PENGGANTI

"Sayang, makan ya? Dari semalam kamu belum makan, loh," bujuk Teddy yang kesekian kalinya. Hari sudah beranjak siang, namun seteguk air pun belum membasahi tenggorokan istrinya.

Agnes menatap suaminya dengan sendu. Bibirnya yang pucat dan sedikit terlihat kering itu perlahan terbuka. "Aku sudah gak bisa kasih kamu anak, Mas. Apa nanti kamu akan menikah lagi untuk mendapatkan keturunan?"

Teddy tertegun. Gerakan tangannya yang hendak menyuapi istrinya pun terhenti seketika. Ia meletakkan kembali sendok berisi bubur itu lalu menatap istrinya dengan lekat.

"Tujuan utama pernikahan adalah untuk membangun rumah tangga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah, serta untuk menyempurnakan agama. Menikah itu karena ingin hidup bersama dengan orang terkasih hingga menua bersama. Dan anak adalah bonus, punya atau tidak bukanlah sebuah kesalahan."

"Bukankah salah satu tujuan pernikahan adalah untuk meneruskan keturunan. Sementara aku tidak akan pernah bisa mencapai tujuan itu, Mas," tambah Agnes.

Teddy mengembangkan senyum tipis seraya menggenggam tangan istrinya. "Memang, menikah juga bertujuan untuk meneruskan keturunan. Tapi jika Allah berkehendak lain, kita bisa apa? Sebagai hamba, bukankah kita harus berserah pada-Nya. Mungkin dibalik ini semua, Allah telah menyimpan sebuah rencana yang indah untuk kita di masa depan. Maka itu, kita hanya perlu memperluas hati kita untuk menerima segala ketepatan yang sudah Allah tentukan."

Agnes tampak berkaca-kaca mendengar ucapan suaminya. Teddy adalah sosok suami sempurna di matanya. Sejak awal perkenalan hingga menikah, Teddy memperlakukannya dengan begitu lembut. Tapi dengan keadaannya sekarang yang tidak bisa lagi memberikan keturunan, ia khawatir kelembutan itu akan hilang oleh kejenuhan suaminya yang mengharapkan keturunan, sedang ia tidak bisa lagi memberikannya.

"Sudah, jangan banyak berpikir. Sekarang kamu hanya perlu fokus pada kesembuhan kamu. Kamu gak mau kan, berlama-lama tinggal di rumah sakit?"

Agnes mengangguk. Semalam ia memang tidak bisa tidur nyenyak. Entah karena memikirkan nasibnya, atau karena ruangan yang terasa asing dan ia tidak bisa berbagi tempat tidur dengan suaminya.

Teddy tersenyum sembari mengusap pucuk kepala istrinya yang terbalut hijab. "Sekarang kamu makan ya, terus minum obat, biar cepat sembuh."

"Iya, Mas."

Teddy pun menyuapi istrinya. Meski terasa pahit di lidah, Agnes memaksakan untuk menelan makanannya.

Pintu ruangan yang tiba-tiba terbuka mengalihkan perhatian keduanya. Teddy tampak tertegun begitu melihat siapa yang datang, namun sesaat kemudian ia menormalkan ekspresi dan kembali menatap istrinya.

"Masih mau makan?"

Agnes menggeleng. Ia melirik lelaki dan perempuan yang tidak dikenalinya itu. "Mereka siapa, Mas?" tanyanya.

Teddy tak menjawab. Ia merapikan bekas makan istrinya, kemudian mengatur posisi ranjang agar istrinya bisa duduk dengan nyaman. Setelah itu mengambil obat yang telah tersedia serta segelas air putih. "Minum obat dulu."

Agnes hanya mengangguk. Sesekali melirik lelaki dan perempuan yang telah berdiri dibelakang suaminya. Dalam hati bertanya-tanya, siapakah mereka.

Fiona terdiam menyaksikan bagaimana perhatiannya Teddy pada istrinya. Dan entah kenapa, ada perasaan tak nyaman yang tiba-tiba menyusup ke dalam hatinya. Ia mengalihkan pandangannya, meyakinkan dirinya bahwa ia sudah benar-benar melupakan Teddy. Perasaan tak nyaman ini hanyalah sebuah rasa bersalah karena sudah membuat sepasang suami istri itu kehilangan calon bayi mereka, bahkan kehilangan kesempatan untuk menjadi orang tua.

"Maaf jika kedatangan kami menganggu," ucap Fiona setelah Agnes selesai meminum obatnya. "Saya datang untuk meminta maaf yang sebesar-besarnya atas apa yang sudah menimpa kamu. Saya tahu maaf saja tidak akan bisa menyelesaikan semuanya, tapi hanya itu yang bisa saya lakukan. Saya juga tidak akan lari dari tanggung jawab, saya siap menerima tuntutan yang dilayangkan kepada saya."

Agnes terperangah menatap wanita berhijab itu. Dari ucapannya ia bisa menyimpulkan bahwa wanita itulah yang telah menyebabkannya menjadi seperti sekarang.

"Jadi, kamu yang sudah menabrak aku?" tanyanya gemetar.

Fiona hanya mengangguk sebagai jawaban. Ia menundukkan pandangannya.

Agnes terpejam seiring kedua tangannya yang terkepal erat. Dadanya bergemuruh, nafasnya naik turun. Sejak semalam ia sudah bertanya tentang orang yang menabraknya, tapi semua orang hanya mengatakan pelakunya sudah diproses oleh pihak kepolisian. Ia pikir yang menabraknya adalah pengendara ugal-ugalan yang mungkin saja sedang mabuk, mengingat mobil tersebut nampak oleng. Dan ternyata dia adalah seorang wanita yang terlihat seusia dirinya.

"Kamu tahu? Sekarang aku sudah tidak sempurna lagi sebagai seorang wanita. Selamanya, aku tidak akan pernah bisa lagi merasakan bagaimana rasanya menjadi seorang Ibu. Aku bukan hanya kehilangan janinku, tapi juga rahimku. Dan itu semua karena kamu, gara-gara kamu!" teriak Agnes, menatap wanita berhijab itu dengan mata memerah. Ada getaran dalam setiap kalimat yang diucapkannya, menggambar rasa sakit yang menderanya.

Fiona hanya bisa diam tanpa membalas ucapan Agnes. Apa yang dikatakan wanita itu benar adanya. Andai ia yang ada di posisi Agnes, ia juga pasti akan merasakan hal yang sama.

Sementara Damar nampak menarik nafas dalam-dalam mendengar cemoohan wanita itu terhadap calon istrinya. Tapi ia tidak bisa berbuat apa-apa, membalas ucapannya hanya akan memperkeruh suasana.

Teddy memeluk istrinya . Berusaha untuk menenangkan. "Sayang, please jangan seperti ini. Pikirkan kondisi kamu. Luka operasinya kamu bisa terbuka kalau kamu banyak gerak."

Agnes terisak dalam dekapan suaminya. "Dia yang sudah membunuh anak kita, Mas," lirihnya.

"Tenang, Sayang. Kamu sudah dengar sendiri, kan, dia akan mendapatkan hukuman atas perbuatannya."

Fiona hanya dapat terpejam mendengar ucapan Teddy. Rasanya ia ingin menertawakan dirinya sendiri. Lelaki yang dulu begitu memujanya, kini berbalik membencinya. Ia bisa merasakan itu dari nada bicaranya. Wajar saja, ia sudah merusak kebahagiaan mereka.

"Sebaik kalian pergi dari sini," ucap Teddy tanpa menoleh pada dua orang yang berdiri di belakangnya.

Damar menatap calon istrinya. "Ayo Fio, sebaiknya kita pergi dari sini," ajaknya. Meski semuanya memang kesalahan Fiona, tapi ia tidak tahan mendengar cemoohan wanita itu.

Fiona masih bergeming dalam beberapa saat menatap sepasang suami istri itu. Hingga kembali terdengar suara Damar yang mengajaknya untuk pergi, membuatnya sedikit tersentak. Ia menoleh menatap calon suaminya itu lalu mengangguk. Ada baiknya ia memang pergi sekarang.

"Kami permisi. Assalamualaikum," ucapnya lalu berbalik pergi, begitupun dengan Damar. Keduanya melangkah bersama keluar dari ruangan itu.

Agnes menatap kepergian keduanya, dan kemudian ia tiba-tiba menghentikan mereka.

"Tunggu!"

Langkah Fiona terhenti, ia segera berbalik menatap wanita itu tanpa menghampirinya. Sementara Damar yang sudah beberapa langkah di depan turut berbalik dan menghampiri Fiona.

"Aku ingin meminta pertanggung jawaban kamu," ucap Agnes.

Fiona mengangguk. "Aku sudah bilang, aku tidak akan lari dari tanggung jawab. Aku siap kapan pun polisi akan datang menjemput ku."

Damar tampak meradang mendengar ucapan Fiona. Padahal ia sudah bilang akan mencarikan pengacara yang terbaik, tapi Fiona justru terlihat putih asa dan tak percaya atas kemampuannya.

"Tapi bukan pertanggung jawaban seperti itu yang aku inginkan," ucap Agnes lagi.

"Sayang, apa maksudmu?" tanya Teddy.

Agnes menatap suaminya sebentar, lalu kembali menatap Fiona. "Kamu yang sudah membuat aku kehilangan rahimku. Maka sebagai gantinya, kamu harus menjadi rahim pengganti dan lahirkan anak untukku!"

Ruangan itu seketika terasa mencekam. Ucapan Agnes bagai petir yang menyambar di siang bolong.

*****

......VISUAL......

1
septi fahrozi
jadi slh faham ya teddy dan fio. ....
kasih faham thor ... /Angry/
mama
dasar banci, awas sj klu fiona udh prgi baru nyesel tak syukurin km
Eva Karmita
jadi laki kok malah kayak benci ngk ada tegas"nya 😤 sama istri pertama nurut aja 😏 tunggu aja waktunya setelah lahiran Fio pergi pokoknya jangan sampai ada drama nahan " Fio dgn alasan anak lagi yg pak dokter urus aja istri pertama mu itu 😠😠
Nurlinda: 🙃🙃🙃🙃🙃🙃
total 1 replies
Iis Dawina
teddy nya kurang tegas jd laki
Rabiatul Addawiyah
Nanti suamimu bakal menyesal Fi krna sdh mengatakan hal yg menyakitimu. Sabar ya Fi
🌷Vnyjkb🌷
puyenggggg🥴 suka² otorrrr dahh😜😜🙏🙏💪💪💪💪💪😍
Nurlinda: 🤫🤫🤫🤫🤫🤫
total 1 replies
Fitriyanti Siregar
,
Nurlinda: terima kasih kk
total 1 replies
〈⎳ FT. Zira
kena asma dadaan ya Nes?😏😏
〈⎳ FT. Zira: /Sweat//Sweat//Sweat/ kalo itu dah keluar jalur aman/Sweat/
Nurlinda: helooo dadaaaa /Chuckle//Chuckle/
total 3 replies
〈⎳ FT. Zira
kirain ngomong benerann😮‍💨😮‍💨
〈⎳ FT. Zira
maaf kaka... kemarin aku kelewatan gak mampir...😭😭😭😭
〈⎳ FT. Zira: mo marah tapi gak bisa/Scowl/
Nurlinda: entah mereka cari bacaan apa mau ikutan lomba lompat kodok 🙃🙃🙃
total 4 replies
Retno Harningsih
lanjut
Nurlinda: ditunggu y kk🙏
total 1 replies
ddeanash
🤭nanti kayak Kiara ya jadinya, bahagia di pernikahan Kedua meskipun demi anak tpi yakin happy ending Teddy dan fiona
Nurlinda: eh, terus Damar sama Agnes gimana 🤭
total 1 replies
Juni Hutabalian
gimana pun usaha mu anges menjauhkan orang yg kmu sayang i pasti datang menghampiri Fiona
Eva Karmita
baru sadar kh kamu Teddy bahwa kamu memang benar tidak adil sama istri ke-dua mu 😏 makanya bersikaplah tegas jgn dikit" gk enak kan sama istri pertama mu , bilangin si Agnes kalau Fio juga berhak atas dirimu ..,, please lah jgn anggap Fio cuma mesin pencetak anak Fio juga punya perasaan
Nurlinda: bilangin tuh Mak sama mereka berdua 🙃
total 1 replies
Naufal Affiq
siapa suruh suami nikah lagi,ini kan yang kau mau,terbakar api cemburu membuat mu resah hati
Nurlinda: hemmm 🙃🙃
total 1 replies
💜🌷halunya jimin n suga🌷💜
hmmmmm dalam hati kaga ada yg tau fionaaaaaaaa.......buat Agnes .hmmmmm emang enakkkkk rasainnnnn
Nurlinda: syukuriiiin
total 1 replies
Sugiharti Rusli
semoga aja pada akhirnya kamu menyadari kesalahan yang kamu buat dulu, ikhlas itu berat,,,
Sugiharti Rusli
ga ada yang kuat kalo bukan dimudahkan sama Allah berdekatan dengan madunya, walo itu hanya sebatas syarat agar Fiona dapat melahirkan anak buat kamu dan suami kamu
Sugiharti Rusli
apalagi sekarang dia sedang mengandung calon cucu dari mertua kamu, yah wajar lha itu juga mendapat perhatian lebih dari ibu mertua kamu
Sugiharti Rusli
karena kamu ga tahu siapa Fiona dulu di mata suami kamu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!