ISTRI KEDUA [Sebatas Rahim Pengganti]

ISTRI KEDUA [Sebatas Rahim Pengganti]

BAB 1. TIDAK ADA YANG SIA-SIA

Fiona tersenyum dengan mata berkaca-kaca menatap sepasang pengantin yang bersanding di atas pelaminan.

Mempelai prianya adalah laki-laki yang dulu selalu mengejarnya. Namun, selalu ia tolak karena menikah masih jauh dalam angannya. Namanya Teddy, seorang dokter spesialis anak yang merupakan teman sejawat adiknya sekaligus anak direktur rumah sakit tempat adiknya bekerja.

Berbagai cara Teddy lakukan untuk mendekatinya. Dan ia secara terang-terangan selalu menjauhi laki-laki itu. Suatu hari, Teddy tak pernah lagi muncul di hadapannya. Seharusnya ia merasa senang, tapi ternyata hal tersebut menciptakan sesuatu yang berbeda. Seperti ada sesuatu yang hilang dalam hidupnya. Ia merasakan kekosongan dalam hatinya. Bayang-bayang Teddy terus menghantui pikiran.

Sampai akhirnya ia baru menyadari sesuatu. Jika sebenarnya ia juga memiliki perasaan terhadap Teddy. Hanya saja karena belum siap menikah membuatnya tak menyadari perasaannya itu.

Ia pun mencoba memantaskan diri. Membenahi penampilan yang selalu terbuka itu menjadi lebih tertutup dengan pakaian syar'i. Banyak belajar lagi mengenai agama di sebuah pondok pesantren, supaya bisa menjalankan kewajibannya sebagai seorang muslimah, istri, dan ibu dengan lebih baik, serta untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat. Dengan memahami ajaran agama, istri bisa lebih memahami kewajibannya dalam beribadah, menjaga akhlak, mendidik anak, dan mengelola rumah tangga sesuai dengan syariat Islam. 

Namun, Ia terlalu sibuk belajar, sampai membuatnya terlambat menyatakan cinta. Ia harus menerima kenyataan saat tak lagi bisa menggapainya melainkan hanya dapat menatapnya dari kejauhan bersanding dengan wanita lain. Teddy telah dijodohkan dengan wanita pilihan orangtuanya.

Bagaimanapun ia mencoba berlapang dada, namun tetap saja ada rasa sesak di dalam sana. Ternyata melupakan lebih sulit daripada menumbuhkan perasaan. Ia harus berusaha keras mengubur rasa yang sudah terlanjur tumbuh dalam hatinya.

"Semoga kebahagiaan selalu menyertai kalian berdua." Fiona menjauh dari aula pernikahan sambil mengusap sudut matanya. Tadinya ia ingin naik ke pelaminan, memberikan kado dan juga memberi selamat. Namun, urung karena ia takut tidak bisa menahan air matanya saat berhadapan dengan Teddy.

Ia menghampiri adik dan iparnya yang tampak sedang berbincang-bincang dengan beberapa para tamu.

"Ai, kakak titip kadonya sama kamu aja, ya."

"Loh, kenapa bukan kakak sendiri yang ngasih?" tanya Aidan.

Fiona melirik ke arah pelaminan, dimana terlihat masih banyak para tamu yang mengantri untuk memberi selamat pada kedua mempelai.

"Masih ramai, Ai. Kakak lagi buru-buru mau ke pondok, mau jemput ustazah Dian. Siang ini udah janji mau ikut ke pengajian di salah satu rumah teman ustazah Dian.

Aidan tersenyum. Ia menatap sang kakak penuh kekaguman. "MasyaAllah, sering-sering aja ikut ustazah Dian pengajian, kak. Biar lama-lama kakak juga jadi ustazah."

Fiona hanya menanggapinya dengan senyuman tipis. Ia memberikan kado untuk pengantin pada adiknya, kemudian berpamitan pergi.

"Ai, Jihan, kakak duluan ya."

"Hati-hati di jalan, Kak."

*******

Adzan berkumandang ketika Fiona sampai di pondok. Ustazah Dian yang memang sudah menunggunya langsung mengajaknya untuk sholat berjamaah.

Usai sholat, kedua wanita berbeda generasi itupun lekas menuju tempat pengajian.

"Kenapa, Fio?" tanya ustazah Dian pada Fiona yang sedang mengemudi dan tampak sedikit melamun.

"Gak apa-apa, Ustazah. Cuma lagi sedikit galau aja," ujar Fiona diiringi senyuman tipis.

"Galau kenapa?"

Fiona menoleh sebentar menatap wanita yang seusia dengan mamanya itu.Wanita yang telah banyak membimbingnya selama belajar di pondok.

"Aku merasa, apa yang sedang aku usahakan untuk menjadi yang terbaik, rasanya jadi seperti sia-sia, ustazah."

"Segala kebaikan yang kita kerjakan, tidak ada yang sia-sia. Seperti halnya doa. Tidak ada doa yang sia-sia. Allah akan menjawabnya dengan 3 cara, dikabulkan, diganti dengan yang lebih baik, atau ditunda untuk kebaikanmu." Ustazah Dian mengembangkan senyuman tipis. Meski tidak paham tentang apa yang dimaksud Fiona, setidaknya ia bisa memberikan sedikit nasihat agar gadis itu tidak berputus asa.

"Sesungguhnya Allah lebih tahu segala perkara. Cukuplah meminta yang terbaik menurut-Nya, bukan yang terbaik menurut kita. Berserah lah pada Allah dan pada apapun keputusan-Nya," tambahnya lagi.

Fiona tersenyum. Ia sedikit merasa lebih tenang mendengar apa yang disampaikan ustazah Dian. Yah, seharusnya ia meyakini bahwa semua takdir telah tertulis di Lauh Mahfudz, termasuk perkara tentang jodoh.

"Ayo masuk," ajak ustazah Dian ketika sampai di tempat tujuan.

Fiona mengikuti ustadzah Dian memasuki rumah megah itu. Mereka pun disambut hangat oleh sang pemilik rumah. Seorang wanita paruh baya yang terlihat cantik meski usianya tak lagi muda.

"Ini siapa, Ustadzah?" tanya wanita paruh baya itu sambil melirik Fiona.

"Bisa dibilang salah satu santri di pondok. Cuma dia gak mondok," jawab ustadzah Dian sembari tersenyum. "Namanya Fiona," tambahnya.

"Masya Allah, nama yang cantik, secantik orangnya dan juga pasti cantik akhlaknya," puji wanita itu.

Fiona hanya diam mendengar pujian itu. Andai wanita itu tahu bagaimana kepribadiannya dulu, yang selalu tampil glamor.

"Oh ya, kebetulan Damar baru pulang dari luar negeri beberapa hari lalu." Wanita paruh baya itu memanggil putranya yang sedang menyalami beberapa tamu. Lelaki itupun mendekat.

"Masih ingat sama Damar, kan?" tanyanya menatap ustazah Dian.

"Masya Allah, Damar sudah sedewasa ini," ucap ustadzah Dian menatap lelaki di hadapannya.

"Assalamualaikum, Ustadzah," sapa lelaki itu sembari tersenyum.

"Waalaikumsalam, Nak. Apa sekarang sudah punya calon?"

"Itu dia masalahnya, Ustadzah. Damar ini susah sekali mau cari pasangan. Semua anak teman yang sudah saya kenalkan ke dia ditolak semuanya. Gak tahu mau cari yang bagaimana," imbuh wanita paruh baya itu.

"Belum ketemu yang pas, Ma." Lelaki itu mengulas senyum. Sesekali melirik wanita yang berdiri di samping ustadzah Dian.

Sadar sedang diperhatikan, Fiona segera mengalihkan pandangannya ke arah lain dan sedikit mundur dari samping ustadzah Dian.

"Memangnya kamu itu cari yang seperti apalagi, sih?" tanya sang mama dengan sedikit ketus. Selalu kesal mendengar jawaban putranya yang selalu berkata belum ketemu yang pas.

"Yang sederhana aja sih, Ma. Gak perlu cantik yang penting bisa menjaga penampilannya."

"Mana ada perempuan yang gak cantik, Damar. Semua perempuan itu cantik. Penilaian manusia yang membedakan," tegur sang mama.

"Ya kalau dapat yang cantik juga sholehah. Alhamdulillah, itu bonusnya, Ma," ujar Damar.

"Aamiin, semoga kamu dapat jodoh yang terbaik," sahut ustazah Dian.

"Aamiin, kabulkan lah ya Allah. Biar Mama senang dan gak jodoh-jodohin aku lagi," gurau Damar yang membuat ustadzah Dian tertawa pelan.

Fiona pun tampak menahan tawa mendengarnya. Namun, tak pula mengeluarkan suara. Ia hanya diam menjadi pendengar.

Damar pun beranjak untuk bergabung barisan para lelaki. Begitupun dengan Fiona dan ustadzah Dian yang bergabung ke barisan para wanita.

Acara pun berlangsung. Semua yang hadir mendengar tausiyah yang disampaikan dengan khidmat. Begitupun dengan Fiona, ia seakan larut pada setiap kalimat menyentuh yang disampaikan. Hingga tanpa ia sadari, seseorang yang duduk di barisan lelaki sesekali menatap ke arahnya.

Terpopuler

Comments

Dwi Rustiana

Dwi Rustiana

wah...wah... ternyata yang muncul sie bar2 Fiona jadi penisirin kisah si bar2 🤭🤭🤭

2025-04-25

1

💜🌷halunya jimin n suga🌷💜

💜🌷halunya jimin n suga🌷💜

hadir bestie... emak baru turun dr pertapaan... /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/

2025-04-23

1

Popo Hanipo

Popo Hanipo

apakah teddy di novel aidan jihan pernah muncul aku kok lupa ya hehe

2025-04-23

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!