NovelToon NovelToon
Cinta Dibalik Heroin 2

Cinta Dibalik Heroin 2

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Mafia / Obsesi / Mata-mata/Agen / Agen Wanita
Popularitas:282
Nilai: 5
Nama Author: Sabana01

Feni sangat cemas karena menemukan artikel berita terkait kecelakaan orang tuanya dulu. apakah ia dan kekasihnya akan kembali mendapatkan masalah atau keluarganya, karena Rima sang ipar mencoba menyelidiki kasus yang sudah Andre coba kubur.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sabana01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kasus berbahaya

Andre langsung bangkit berdiri, raut wajahnya berubah serius. Ia mematikan speaker ponsel Erlang.

"Lang, kita harus ke sana sekarang," ujar Andre, nadanya mendesak.

"Ini bukan lagi kebetulan. Tiga kematian overdosis beruntun, semuanya terkait dengan informasi yang kita selidiki."

Erlang mengangguk, menarik Feni bangkit.

"Aku antar Feni masuk dulu. Kau hubungi Toni, minta semua data mentah tentang informan ini."

Feni, meskipun masih gemetar, berusaha menenangkan diri. "Hati-hati, Lang. Jangan pernah sendirian."

"Aku janji," bisik Erlang, mencium kening Feni sejenak sebelum meninggalkannya bersama Rima.

Tak sampai sepuluh menit, Andre dan Erlang sudah melaju kembali ke jantung kota, menuju kantor polisi di mana Toni bekerja.

Malam terasa dingin dan mencekam.

Di kantor, Toni sudah menunggu dengan wajah lelah dan serius.

"Ini data DNA-nya," kata Toni, menyerahkan sebuah amplop cokelat kepada Andre.

 "Kami sudah konfirmasi. Nama pria yang tewas overdosis di wisma itu adalah Firman."

Erlang segera membuka berkas di komputernya.

"Firman... mantan informan Diki saat kasus suap dan narkoba tiga tahun lalu. Dia menghilang setelah Diki ditangkap."

"Betul," sahut Toni.

 "Dia saksi kunci saat itu, tapi kami tidak bisa menemukannya. Sekarang, dia muncul dalam keadaan begini."

"Dan Ada satu lagi yang tentang pria itu, firman menghubungi seseorang dan di yakini memberikan sebuah informasi rahasia pada seseorang" jelas Toni

"Dan diduga dia adalah orang yang terakhir di hubungi melalui ponselnya" Toni tampak Ragu.

Andre mengerutkan keningnya, merampas berkas itu dari tangan Erlang. Membalik beberapa halaman, dan saat menemukan nama yang terakhir di hubungi. Andre bergegas, pergi tanpa berkata sama sekali.

......................

Andre tidak menunggu lagi. Begitu keluar dari kantor, ia memacu mobilnya menuju rumah. Ia harus bicara dengan Rima, sekarang.

Di rumah, Feni sedang duduk di ruang tamu, mencoba menenangkan diri.

Sementara itu, Rima sedang merapikan piring-piring pizza di dapur.

Pintu terbuka keras, dan Andre masuk dengan langkah cepat dan wajah yang tampak gelap, penuh amarah dan ketakutan yang tertahan.

"Rima!" panggil Andre dengan nada tinggi yang jarang Rima dengar.

Rima menoleh, terkejut melihat ekspresi Andre. "Andre? Ada apa? Kenapa kamu kembali secepat ini?"

Andre mendekat, matanya tajam dan menusuk, namun ia berusaha mengendalikan dirinya.

"Kamu sedang menyelidiki kasus apa?" Nadanya melembut, tetapi mengandung tuntutan yang kuat.

"Ndre..." kata-kata Rima menggantung di udara, ia tahu ia harus mengakui segalanya.

Andre menarik napas dalam, memohon dengan suara yang terdengar putus asa.

"Mundur dari kasus ini. Serahkan ke orang lain, kumohon."

Feni, yang mendengar keributan itu dari ruang tengah, segera bangkit. Ia berjalan pelan menuju dapur, melihat pasangan itu berhadapan.

"Kamu menempatkan dirimu dalam bahaya!" desak Andre.

"Gak bisa, Ndre," jawab Rima tegas.

"Kenapa gak bisa? Aku pernah kehilangan Mama dan Papa karena ini. Aku gak mau kehilangan kamu!" Suara Andre bergetar.

"Aku akan jaga diri aku baik-baik, Ndre."

"Rima, ini bukan soal menjaga diri dengan baik. Mereka akan membungkam siapapun yang mencoba mengganggu. Mereka sudah membunuh tiga orang!"

"Ndre... Tapi..."

"Gak ada tapi! Berhenti tangani kasus ini," Andre memotong pembicaraan Rima.

"Serahkan Flash\ drive itu ke atasan, biar mereka yang mengurus sisanya."

"Tidak akan!" Rima berdiri tegak. "Data di sana belum lengkap, dan aku yakin Wisnubroto punya peran penting. Dia punya hubungan dengan Marko dan yayasannya."

"Patuhlah, aku mohon," pinta Andre, nada memohonnya semakin dalam.

"Perusahaan itu bebas dari tuduhan saat dikaitkan dengan kasus Marko tiga tahun yang lalu. Bukan hanya itu, perusahaan lama mereka yang berhubungan dengan kasus Papa dan Mama juga dinyatakan bersih dari penggelapan pajak belasan tahun yang lalu," jelas Andre.

"Jadi tolong berhenti, ini akan sia-sia." Andre kembali meninggikan suara.

"Roni saat ini masih buron, keberadaan dia yang belum jelas mengancam keselamatan Feni. Dan kamu? Kamu menangani kasus ini. Aku tidak ingin kehilangan keluarga ku lagi." Suara Andre benar-benar terdengar putus asa.

Rima mendekat, menurunkan egonya. Ia paham ketakutan Andre yang begitu besar. Ia memeluk suaminya dengan erat. "Aku janji, aku akan berhenti dari kasus ini"

Feni terdiam. Ia bersandar di tembok ruang tamu, tangannya mencengkeram erat. Ia mendengar semua—setiap kata, setiap kalimat yang penuh keputusasaan.

"...Aku pernah kehilangan Mama dan Papa karena ini..."

"...Perusahaan lama mereka yang berhubungan dengan kasus Papa dan Mama juga dinyatakan bersih..."

Tebakan Feni selama ini benar. Selama ini, ia menduga Rima menyelidiki kasus yang lebih besar dari sekadar penggelapan pajak.

Ternyata, Rima mencoba mengusut kembali kasus lama, kasus kecelakaan tragis kedua orang tua Andre dan Feni, yang diduga disengaja dan terkait dengan jaringan korupsi besar yang meloloskan perusahaan-perusahaan itu dari jerat hukum.

Feni merasakan dingin menjalar ke seluruh tubuhnya, bukan lagi karena ketakutan pribadi.

...****************...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!